Isi Vape itu Apa? Berbahayakah Bagi Kesehatan?

Dipublish tanggal: Jun 27, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 18, 2019 Waktu baca: 2 menit
Isi Vape itu Apa? Berbahayakah Bagi Kesehatan?

Anggapan bahwa vape tidak mengandung nikotin layaknya rokok, membuat banyak perokok biasa mulai beralih menggunakannya. Namun, apakah memang vape sepenuhnya aman digunakan? Jawabannya sudah jelas, vape mengandung zat kimia berbahaya, termasuk nikotin dalam uapnya. 

Menghisap uap vape sama saja dengan sengaja memasukkan zat beracun ke dalam tubuh Anda.

Zat kimia yang Terkandung dalam Vape

Berbeda dengan rokok, kandungan vape didapat penggunanya dengan menghisap uap hasil pembakaran cairan vape. Uap ini dihasilkan dari kerja tiga komponen penting vape yaitu baterai, tabung vape yang berisi cairan vape, dan elemen pemanas. 

Saat digunakan, baterai membuat elemen pemanas bekerja memanaskan cairan, sehingga akhirnya berubah jadi uap atau aerosol.  

Dalam cairan vape yang dipanaskan, terdapat beragam kandungan seperti air, gliserol, propilen glikol, zat penambah rasa, dan nikotin, Jadi, anggapan kalau vape tidak mengandung nikotin benar-benar salah. Vape mengandung nikotin, namun memang jumlahnya tidak sebanyak kandungan nikotin dalam rokok biasa. 

Namun, sedikit nikotin pun sudah mampu mengganggu kesehatan, kan?

Efek penggunaan vape pada tubuh

Berhenti merokok lalu memutuskan menggunakan vape, sama saja dengan jatuh ke lubang yang sama dua kali. Vape memberikan efek yang hampir sama buruknya dengan yang ditimbulkan oleh rokok. 

1. Kecanduan

Walau sedikit, namun nikotin dalam vape tetap membuat Anda kecanduan dan tak bisa melepaskan diri dari kebiasaan menghisap uapnya setiap hari.

Nikotin disebut para ahli menimbulkan rasa candu yang sama dengan yang ditimbulkan heroin dan kokain. Pengguna vape bahkan bisa lebih banyak menyerap nikotin dibanding perokok biasa, karena semakin panas elemennya, semakin banyak racun yang dihasilkan. 

Substansinya yang ringan berbentuk uap, membuat penggunanya kadang tak sadar telah menggunakannya lama.

2. Menyebabkan iritasi

Selain nikotin, vape juga mengandung propilen glikol dan gliserol yang berpotensi menyebabkan iritasi. Iritasi akibat cairan vape yang dipanaskan, bisa terjadi pada bagian mulut yang digunakan untuk menghisap uap dan pada saluran udara dalam tubuh. 

3. Memicu kanker

Bahkan, uap dari hasil pemanasan kedua zat ini, berpotensi membentuk sel yang sifatnya karsinogenik atau pemicu kanker.

4. Menyebabkan peradangan

Uap vape juga dapat menyebabkan peradangan pada sel yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh. Organ yang sel imunnya rentan terpapar uap vape adalah paru-paru dan tenggorokan. Bahkan, pengguna vape berat bisa mengalami peradangan di tiap organ tubuhnya. 

5. Membuat produksi sel darah putih berlebihan

Vape juga membuat produksi sel darah putih berlebihan, sehingga keseimbangannya dalam tubuh jadi terganggu.

Perlu Anda ingat bahwa semakin lama umur vape, maka akan semakin banyak kandungan beracun di dalamnya. Jika Anda masih belum bisa melepas ketergantungan pada vape, setidaknya rutinlah mengganti vape yang Anda gunakan. 

Namun, tentu saja tak ada yang lebih baik dibandingkan menghentikan kebiasaan menggunakan vape untuk selamanya.  

Vape Rentan Meledak Saat Digunakan

Pernahkah Anda mendengar vape yang meledak? Hal ini benar-benar terjadi dan bukan hanya sekali atau dua kali saja, Bagian yang meledak biasanya adalah bagian baterai pada vape. Fakta yang lebih menakutkan, vape sering meledak ketika sedang digunakan dan saat baterainya diisi ulang. 

Akibatnya pun tak main-main, ada yang berakhir dengan luka bakar, hingga kematian.  

Vape atau rokok biasa sama-sama memiliki efek yang buruk pada kesehatan Anda. Jadi, jangan sampai Anda menganggap dengan beralih ke vape, kesehatan Anda akan aman. Walau hanya sedikit nikotin yang dikandungnya, namun dampaknya pada tubuh tetap tak bisa diabaikan. 

Organ tubuh Anda pun juga rentan mengalami iritasi dan peradangan, karena kandungan lain dalam vape. 


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bertrand, Dautzenberg. (2017). The use of e-cigarettes in adolescents: public health consequences. Tobacco Prevention & Cessation. 3. 10.18332/tpc/71164.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/317255141_The_use_of_e-cigarettes_in_adolescents_public_health_consequences)
Rahman, Muhammad Aziz & Hann, Nicholas & Wilson, Andrew & Worrall-Carter, Linda. (2014). Electronic cigarettes: Patterns of use, health effects, use in smoking cessation and regulatory issues. Tobacco Induced Diseases. 12. 21. 10.1186/1617-9625-12-21.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/269875112_Electronic_cigarettes_Patterns_of_use_health_effects_use_in_smoking_cessation_and_regulatory_issues)
Hart, Joy & Walker, Kandi & Sears, Clara & Lee, Alexander & Ridner, Stanley & Keith, Rachel. (2018). E-cigarette use and perceived health change: Better health through vaping?. Tobacco Induced Diseases. 16. 10.18332/tid/95218.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/328201485_E-cigarette_use_and_perceived_health_change_Better_health_through_vaping)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app