​Guillain Barre Syndrome - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 18, 2019 Waktu baca: 3 menit

Guillain Barre Syndrome

Sindrom Guillain Barre adlaah suatu penyakit pada sistem saraf manusia. Penyakit ini terjadi akibat inflamasi pada poliradikuloneuropati. Istilah poliradikuloneurapti merupakan kerusakan fungsi saraf akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem sarafnya sendiri sehingga timbul gejala seperti kesemutan dan nyeri pada otot. 

Kondisi ini juga disebut sebagai penyakit autoimun saraf di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf sehat sehingga menimbulkan gejala.

Penyebab Sindrom Guillain Barre

Sindrom guillain barre pertama kali ditemukan oleh Landry pada tahun 1859. Selama penelitian klinisnya maka ditemukan bahwa penyebab sindrom ini adalah akibat dari hubungan inflamasi sistem saraf yang menyebabkan kerusakan pada lapisan mielin saraf oleh infeksi bakteri dan adanya kelainan autoimun pada beberapa penderita.

Infeksi pada sindrom guillian barre disebabkan oleh bakteri Campylobacter pylori yang ditemukan pada hasil pemeriksaan laboratorium. Infeksi lain seperti cytomegalovirus, Mycoplasma pneumoniae, virus influenza, HIV,  dan Epstein-Barr virus juga menyebabkan kondisi yang sama. Penularan dapat muncul dari faktor eksternal seperti penyebaran infeksi baik bakteri ataupun virus yang terkait dalam sindrom ini. Tetapi secara faktor autoimun, penyakit ini tidak bisa ditularkan atau menurun secara genetik.

Sindrom Guillain barre tergolong sangat langka. Di benua Amerika dan Eropa hanya ditemukan 1 dari 100.000 penderita gangguan saraf dengan guillain barre. Faktor resiko penyakit ini cenderung dapat meningkat seiiring bertambahnya usia. Hampir semua penderita guillain barre menunjukkan gejala yang semakin progresif mulai minggu kedua hingga minggu keempat setelah dimulainya keluhan.

Gejala Sindrom Guillain Barre

Penyakit ini menimbulkan gejala khas yang mungkin jarang ditemukan pada beberapa kasus infeksi saraf lain. Gejala awal yang ditemukan adalah kelemahan pada otot-otot kedua kaki. Otot semakin lemah kemudian menjalar ke atas dan mengenai otot-otot di sekitar tangan. Gejala lain yang dapat ditemukan antara lain

  1. Nyeri otot
  2. Kesemutan
  3. Sulit menelan
  4. Kesulitan bernapas
  5. Hilangnya respon gerakan motorik
  6. Takikardi ( nadi meningkat)
  7. Gangguan pencernaan
  8. Keringat berlebihan
  9. Tekanan darah yang tidak stabil

Gejala semakin lama semakin progresif dan menyerang mulai dari bawah kaki hingga ke leher. Gejala tersebut dapat berlangsung selama 6 bulan.

Diagnosis Sindrom Guillain Barre

Untuk diagnosis pasti pada penyakit ini, informasi didapat dari keluhan yang terjadi dan pemeriksaan saraf serta pemeriksaan penunjang lainnya.

  1. Mendeteksi Keluhan
  2. Pemeriksaan fisik
  3. Pemeriksan cairan serebrospinal
  4. Electrodiagnostic
  5. Pemeriksaan serologi
  1. Dokter akan menanyakan keluhan yang terjadi serta beberapa lama gejala ini telah muncul.
  2. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurolgis seperti reflek otot, tendon, dan menilai batas gerakan penderita.
  3. Pemerikan cairan serebrospinal yang diambil dari tulang belakang bertujuan untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri. Pada penderita sindrom guillain barre ditemukan adanya peningkatan konsentrasi protein pada pemeriksaan dan ini semakin menekan diagnosis.
  4. Pemeriksaan elektrofisiologi bertujuan untuk memeriksa efek sensoris dan motoris persarafan dan otot-otot pada kaki dan lengan
  5. Pemeriksaan serologi dilakukan apabila infeksi HIV merupakan faktor resiko utama terjadinya keluhan

Penanganan Pada Sindrom Guillain Barre

Pengobatan imunoterapi menjadi satu-satunyda dasar penanganan pada sidnrom guilain barre.

  1. IVIG
  2. Plasmapheresis
  3. Volume treatment
  1. Plasma Exchange dan IVIG (intravenous Imunoglobulin) adalah dua terapi yang paling efektif yang dilakukan di rumah sakit. Terapi ini dapat diberikan baik pada anak-anak atau orang dewasa. Sasaran utama pada terapi ini adalah untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi berat terutama pada paru-paru dan gangguan jantung.
  2. Metode plasmaferesis juga dapat dikombinasikan dengan terapi IVIG apabila ditemukan kelainan fungsi organ jantung. Metode plasmaferesis berfungsi untuk menyaring plasma sel darah merah yang disertai infeksi.
  3. Terapi cairan ditambah dengan pemberian heparin bertujuan untuk mengurangi gejala dan komplikasi emboli paru pada sistem pernapasan.

Terapi yang diberikan membutuhkan waktu lama sampai gejala benar-benar menghilang.Gejala neurologis seperti kesemutan, kelemahan otot, nyeri otot secara perlahan dapat menghilang dengan pengobatan rutin. SIsa keluhan berupa kelemahan otot masih bisa dirasakan pada penderita gullain barre yang telah menjalani pengobatan hampir satu tahun. Semakin tua usia maka semakin sulit terapi yang dilakukan agar dapat sembuh total. 


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Guillain-Barré syndrome: MedlinePlus Medical Encyclopedia (https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000684.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Dok kalo kedutt itu kenapa ya dok kadang ditangan di kaki diperut gt kenapaa dok
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app