Kenali Skizofrenia : Gejala, Diagnosis & Penanganan

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Apr 18, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Skizofrenia 

Penyakit skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang mengganggu pikiran di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu gangguan kejiawaan yang paling sering terjadi di dalam dunia medis. Penyakit ini sangat mengganggu pikiran seseorang sehingga menimbulkan gejala berupa adanya halusinasi, berbicara sendiri, dan perilaku yang tidak biasa yang dilakukan sebagai prinsip dari gangguan mental tersebut.

Kelainan ini sering sekali didengar orang banyak. Secara statistik di Indonesia terjadi sekitar 1 dari 1000 orang memiliki penyakit skizofrenia, walaupun kelainannya tidak timbul secara cepat. Skizofrenia diyakini disebabkan oleh adanya faktor genetik dari keluarga dengan riwayat yang sama. 

Mutasi genetik dari keluarga terjadi pada hampir dari seluruh kasus skizofrenia pada banyak orang.Faktor lain seperti gangguan kehamilan, komplikasi saat melahirkan, gangguan stres, dangt;infeksi virus juga mempengaruhi perkembangan penyakit skizofrenia. Gangguan reseptor dopamin di otak

Jenis Skizofrenia

Dalam ilmu medis mengenai kejiwaan, skizofrenia dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:

  1. Skizofrenia paranoid
    Akan terjadi suatu waham atau keyakinan yang tidak benar dan diluar kenyataan hidup yang ada didalam pikiran seseorang dengan skizofrenia. Waham juga disertai halusinasi yang menganggu pikiran sang penderita.
  2. Skizofrenia hebefrenik
    Pada skizofrenia hebefrenik biasanya penderita menunjukkan gaya bicara yang tidak teratur.
  3. Skizofrenia residu
    Gangguan skizofrenia yang tidak hilang sepenuhnya setelah satu tahun gejala.
  4. Skizofrenia simpleks
    Gangguan minim skizofrenia yang timbul seperti lebih ingin menyendiri dan menjauhi lingkungan sekitar. Tidak muncul halusinasi.
  5. Skizofrenia katatonik
    Kelainan skizofrenia berupa timbulnya gerakan-gerakan dan sikap tubuh yang aneh.

Penyebab Skizofrenia

Faktor penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi seringkali dikaitkan dengan beberapa faktor risiko seperti berikut:

  • Genetik - Bila seseorang dari keluarga penderita skizofrenia, 10% lebih berisiko mengalami kondisi yang sama. Bila kedua orang tua menderita kondisi ini, risiko akan meningkat menjadi sekitar 40%. 
  • Komplikasi kehamilan - Faktor-faktor seperti pendarahan selama kehamilan, nutrisi buruk, paparan racun, paparan virus menjadi pemicu terjadinya skizofrenia.
  • Faktor kimia otak - Terjadi dikarenakan ketidakseimbangan kadar dopamin dan serotonin.

Gejala Skizofrenia

Gangguan jiwa skizofrenia dapat muncul secara khas dan terlihat mulai di usia 20 hingga 30 tahun. Hasil temuan klinis ditemukan bahwa wanita memiliki gejala yang lebih terlambat daripada pria karena pengaruh hormon estrogen pada masa pubertas. Pada skizofrenia rata-rata timbul gejala antara lain:

  1. Halusinasi
    Halusinasi dapat berupa bayangan suara, penglihatn, penciuaman, dan perasaan yang masuk ke dalam pikiran penderita skizofrenia. Halusinasi mengendalikan dan mengacaukan pikiran seseorang sehingga timbul perilaku aneh karena mereka mengikuti halusinasi tersebut.
  2. Bicara kacau
    Penderita penyakit skizofrenia akan timbul gejala gangguan bicara yang kacau, tidak beralur, dan sulit dimengerti.
  3. Gerakan tubuh yang aneh
    Kondisi ini kebanyakan muncul pada skizofrenia tipe katatonik yang menunjukkan gerakan aneh seperti kaku dan sikap seperti lilin.
  4. Waham
    Waham atau delusi yang merupakan keyakinan yang diluar nalar dan kehidupan sebenarnya. Seperti kecurigaan pada seseorang bahwa ia akan diracuni, yakin bahwa muncul penyakit ganas di dalam tubuhnya, atau adanya waham kebesaran seperti mengaku dirinya secara berlebihan.
  5. Gangguan Konsentrasi
    Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi pada aktivitas yang dilakukan.

Diagnosis Penyakit Skizofrenia

Jika dicurigai menderita gangguan jiwa sejenis skizofrenia, maka penderita jenis ini perlu dibawa ke dokter spesialis jiwa untuk diperiksa mulai dari keluhan dan lama terjadinya penyakit. Penyakit skizofrenia dapat ditegakkan apabila gejala berlangsung terus-menerus selama 1 bulan. Dokter juga memeriksa adanya riwayat obat-obat terlarang dan riwayat keluarga yang memiliki kelainan yang sama.

  1. Pemeriksaan darah lengkap
    Pemeriksaan seperti gula darah dan kolesterol juga diperiksa karena beberapa kasus skizofrenia dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan kolesterol di dalam darah.
  2. Pemeriksaan pemindaian
    Pemeriksaan laboratorium di otak dengan alat CT scan atau MRI sangat berguna karena bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan pada struktur di otak.

Penanganan pada Skizofrenia

 Skizofrenia dapat ditangani dengan serangkai terapi untuk menyembuhkan gejala.

  1. Obat-obatan
    Obat antipsikotik menjadi salah satu terapi obat yang digunakan untuk mengurangi gejala dan episode skizofrenia. Obat antipsikotik mengurangi rasa cemas dan gangguan pikiran pada awal pengobatan dn obat ini harus dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama untuk menghilangkan gejala spesifik lain seperti halusinasi dan waham. Obat ini dapat diminum atau dengan injeksi. Efek samping yang ditimbulkan selama pengobatan antara lain mulut kering, hasrat seks berkurang, ganguan penglihatan, dan sering mengantuk.
  2. CBT
    Pemeriksaan dengan Cognitive Behavioral Therapy membantu memperbaiki perasaan hati, pikiran, dan kebiasaan buruk akibat skizofrenia.
  3. Terapi Keluarga
    Dukungan kelurga sangat dibutuhkan dalam penanganan skizofrenia. Keluarga diminta untuk memberikan ketenangan dalam pikiran sehingga perbaikan selama pengobatan dapat lebih cepat dan sempurna.



 


35 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Schizophrenia Symptoms, Causes, Types, Diagnosis & Treatment. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/schizophrenia/article.htm)
Schizophrenia. American Psychological Association (APA). (https://www.apa.org/topics/schiz/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app