HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Bagaimana Exforge Bekerja Menurunkan Tekanan Darah Tinggi?

Dipublish tanggal: Sep 30, 2020 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Bagaimana Exforge Bekerja Menurunkan Tekanan Darah Tinggi?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Exforge merupakan obat yang memiliki dua kandungan sekaligus, yaitu amlodipine dan valsartan. Keduanya merupakan zat yang sama-sama dipakai untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Karena itulah, Exforge menjadi pilihan bagi pasien darah tinggi yang tidak dapat diobati dengan monoterapi atau menggunakan satu obat saja;
  • Amlodipine merupakan salah satu jenis obat hipertensi golongan penghambat saluran kalsium. Pada pasien dengan tekanan darah tinggi, obat ini bekerja dengan melemaskan dan melebarkan pembuluh darah, sehingga dapat memperlancar aliran darah menuju jantung dan mengurangi tekanan darah dalam pembuluh;
  • ARB bekerja dengan cara memblokir hormon angiotensin II alias hormon yang menyempitkan pembuluh darah;
  • Waspadai berbagai risiko efek samping penggunaan Exforge. Perhatikan petunjuk penggunaan, termasuk catatan kontraindikasi dan interaksi obat;
  • Klik untuk membeli Exforge serta obat jantung dan hipertensi lainnya dari rumah Anda melalui HDMall. Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Temukan dan booking berbagai paket medical check up dan paket kesehatan lainnya dengan harga bersahabat dan dokter berpengalaman melalui HDMall.

Bagi Anda yang sedang berjuang mengobati hipertensi, Exforge mungkin bukan nama yang asing. Yep, obat ini acap dipakai sebagai obat tekanan darah tinggi esensial, terutama untuk pasien yang tekanan darahnya tidak bisa dikontrol dengan pengobatan obat tunggal alias monoterapi. Untuk memahami cara kerja dan manfaat Exforge lebih lengkap, simak ulasan berikut.

Baca juga: Exforge: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Mengenal kandungan Exforge

Exforge merupakan obat yang memiliki dua kandungan sekaligus, yaitu amlodipine dan valsartan. Keduanya merupakan zat yang sama-sama dipakai untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Karena itulah, Exforge menjadi pilihan bagi pasien darah tinggi yang tidak dapat diobati dengan monoterapi atau menggunakan satu obat saja.

Amlodipine merupakan salah satu jenis obat hipertensi golongan penghambat saluran kalsium. Pada pasien dengan tekanan darah tinggi, obat ini bekerja dengan melemaskan dan melebarkan pembuluh darah, sehingga dapat memperlancar aliran darah menuju jantung dan mengurangi tekanan darah dalam pembuluh.

Amlodipine juga menghalangi kadar kalsium yang masuk ke sel otot halus di dinding pembuluh darah jantung. Kalsium akan membuat otot dinding pembuluh darah berkontraksi. Dengan adanya penghambatan kalsium yang masuk, dinding pembuluh darah akan menjadi lebih lemas.

Nah, valsartan termasuk obat golongan Angiotensin Receptor Blockers (ARB) yang digunakan dalam pengobatan hipertensi, post-myocardial infarction, dan gagal jantung

ARB bekerja dengan cara memblokir hormon angiotensin II alias hormon yang menyempitkan pembuluh darah. Hormon ini jugalah yang merangsang retensi garam dan air dalam tubuh, sehingga tekanan darah jadi meningkat. 

Ketika hormon tersebut dihambat, pembuluh darah akan lebih rileks dan melebar sehingga aliran darah di dalamnya jadi lebih lancar. Semakin lancar aliran darah, jantung tak perlu bekerja ekstra untuk memompa darah. Akibatnya, tekanan darah perlahan-lahan akan menurun dan mencegah risiko kerusakan pada jantung dan ginjal.

Baca juga: Memahami Perbedaan ARB dan ACE Inhibitor pada Obat Hipertensi

Apakah semua pengidap hipertensi dapat menggunakan Exforge?

Efektivitas  kombinasi amlodipine dan valsartan sebagai penurun tekanan darah tinggi ini juga mampu menurunkan risiko serangan jantung dan gangguan ginjal.

Meski manfaatnya besar, bukan berarti Exforge boleh digunakan oleh semua penderita hipertensi. Karena kandungan di dalamnya, Exforge tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki alergi terhadap obat-obatan penghambat saluran kalsium seperti amlodipine dan dihydropyridine. Pun demikian dengan para pasien yang memiliki alergi terhadap obat-obat ARB seperti valsartan.

Selain itu, Exforge tidak dapat dikonsumsi oleh pasien yang mengalami syok kardiogenik. Kondisi ini dapat diartikan sebagai sirkulasi darah yang tidak normal karena ventrikel jantung tidak berfungsi optimal.

Pasien yang menderita penyempitan saluran keluar ventrikel kiri jantung (stenosis aorta), angina tidak stabil, diabetes mellitus, kerusakan hati dan ginjal parah juga tidak disarankan untuk mengonsumsi Exforge. Obat ini pun tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui.

Baca juga: Kenali Jenis Hipertensi dalam Kehamilan

Waspadai Risiko Efek Samping Exforge

Seperti obat lainnya, Exforge juga memiliki risiko efek samping. Meski tidak semua orang mengalami efek samping, Anda dianjurkan untuk tetap waspada. Sejauh ini, efek samping yang mungkin terjadi selama mengonsumsi Exforge adalah:

  • Efek samping yang sering terjadi: Sakit kepala, kelelahan, mengantuk, mual, peningkatan kadar urea dalam darah, nyeri perut, kulit memerah, nasofaringitis, infeksi saluran pernapasan, edema perifer (pembengkakan pada kaki);
  • Kelainan pada darah, impotensi, depresi, insomnia, takikardi, palpitasi, dan penyakit kuning merupakan efek samping yang jarang terjadi, tetapi akan berakibat fatal bila terjadi. Oleh karena itu, pemakaian Exforge harus dengan pengawasan dokter secara ketat;
  • Obat-obat golongan angiotensin II receptor antagonist diketahui bersifat teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.

Selain risiko efek samping, obat juga memiliki potensi interaksi alias reaksi yang tidak diinginkan jika digunakan bersamaan dengan obat lain. Jangan lupakan pula catatan kontraindikasi alias kondisi-kondisi yang membuat seseorang tidak boleh mengonsumsi obat tersebut. 

Karena itu, penting bagi Anda untuk disiplin mengikuti petunjuk dokter selama mengonsumsi obat. Dosis Exforge--baik yang 10 mg/160 mg, 5 mg/160 mg, maupun 5 mg/160mg--yang dianjurkan adalah 1 tablet setiap hari. Jangan mengubah dosis sendiri, jika harus ada penyesuaian dosis, dokter Anda yang akan melakukannya. 

Jangan lupa untuk memberi tahu dokter seluruh kondisi medis dan riwayat penyakit yang Anda miliki supaya dokter dapat menentukan langkah pengobatan dan perawatan yang tepat untuk Anda. Segera hubungi dokter jika konsumsi obat diikuti dengan gejala efek samping.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Minum Obat Hipertensi?


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
American Journal of Cardiovascular Drugs. The Different Therapeutic Choices with ARBs. Which One to Give? When? Why? (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4947116/). 3 Maret 2016.
WebMD. High Blood Pressure and Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs). (https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/treatment-angiotensin-ii). 4 September 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app