Masyarakat Indonesia Alami Kurang Tidur, Ini Penyebabnya

Dipublish tanggal: Jun 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 21, 2019 Waktu baca: 5 menit
Masyarakat Indonesia Alami Kurang Tidur, Ini Penyebabnya

Istirahat atau tidur merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang, seperti halnya makan. Selain membantu mengembalikan energi tubuh, tidur juga berfungsi untuk meningkatkan daya ingat, mengurangi stres, hingga bikin awet muda.

Meskipun manfaat tidur sangat banyak, tidak sedikit orang yang masih saja mengalami kurang tidur. Bagaimana dengan pola tidur masyarakat Indonesia, apakah sebagian besarnya juga mengalami kurang tidur? Mari simak hasil survei Honestdocs berikut ini.

Berapa lama durasi tidur yang ideal?

Durasi alias lama tidur setiap orang berbeda-beda, tergantung dari usia. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), durasi tidur yang ideal adalah sebagai berikut:

  • Balita (usia 1-2 tahun): 11-14 jam
  • Anak usia prasekolah (usia 3-5 tahun): 10-13 jam
  • Anak usia sekolah (usia 6-12 tahun): 9-12 jam
  • Remaja (usia 13-18 tahun): 8-10 jam
  • Dewasa (usia 18-60 tahun): > 7 jam

Tims Honestdocs telah melakukan survei terhadap 2.944 responden mengenai pola tidur masyarakat Indonesia. Responden yang berpartisipasi terdiri dari 68% wanita dan 32% pria yang sebagian besar tergolong usia produktif, yaitu 18-24 tahun.

Dari seluruh responden yang terlibat, ternyata lebih dari dua pertiga masyarakat Indonesia terbukti mengalami kurang tidur. Hal ini dapat dilihat bahwa berdasarkan lama tidurnya, sekitar 23% responden hanya tidur 6 jam setiap malam.

Ada juga yang hanya tidur selama 5 jam (17%) dan 8 jam (17%). Sementara itu, sebanyak 16% responden lainnya mengaku terbiasa tidur selama 7 jam setiap hari. Terlihat jelas bahwa hanya sedikit orang yang memiliki durasi tidur ideal, yaitu minimal 7 jam setiap malam.

Baca Selengkapnya: Durasi dan Waktu Tidur yang Baik untuk Kesehatan

Pria vs wanita di Indonesia, mana yang sering mengalami kurang tidur?

Setiap orang mungkin merasa bahwa kurang tidur bukanlah suatu masalah besar dan wajar terjadi. Misalnya saja, wanita merasa wajar kurang tidur karena kesehariannya mengurus anak. Begitu juga dengan kaum pria, mereka juga merasa wajar kurang tidur karena sibuk bekerja hingga larut malam.

Lebih lanjut, tim Honestdocs mencari tahu pola tidur berdasarkan jenis kelamin. Kira-kira, manakah yang memiliki durasi jam tidur lebih banyak, pria atau wanita?

Tim Honestdocs menemukan bahwa wanita cenderung lebih cukup tidur daripada pria. Buktinya, sekitar 43% wanita setidaknya menghabiskan waktu minimal 7 jam tidur setiap malam. Di sisi lain, hanya 37% pria yang memiliki durasi tidur yang sama.

Bila diurai satu persatu, sebanyak 26% pria mengaku hanya tidur 6 jam setiap malam. Sementara itu, ada 23% wanita di Indonesia yang terbiasa tidur 6 jam setiap hari. Hal ini menunjukkan bahwa pria cenderung lebih rentan kurang tidur daripada wanita.

Meski dinilai memiliki jam tidur yang cukup, sebagian besar responden wanita masih saja mengaku kurang tidur. Secara tidak langsung, tidur 7 jam setiap malam masih dirasa tidak cukup bagi wanita.

Penyebabnya mungkin saja karena mereka sering terbangun tengah malam demi mengurus anak, sehingga tidur 7 jam terasa tidak cukup. Bisa juga karena responden wanita sibuk menyelesaikan pekerjaan atau studinya sehingga tidur 7 jam tampak tidak terasa.

Baca Juga: Bagaimanakah Cara Tidur yang Baik untuk Kesehatan?

Durasi jam tidur berdasarkan usia

Tak hanya melihat dari segi jenis kelamin saja, tim Honestdocs juga mencari tahu pola tidur masyarakat Indonesia berdasarkan usianya. Mengacu pada panduan dari CDC di atas, usia manakah yang memiliki cukup tidur?

Pertama, mari kita lihat dari kelompok remaja usia 12-17 tahun. CDC menganjurkan remaja untuk tidur selama 8-10 jam setiap malam. Sementara jika dilihat dari survei Honestdocs, hanya sekitar 31% remaja yang mengalami tidur cukup setiap harinya. Dengan kata lain, sebanyak 69% remaja lainnya cenderung kurang tidur setiap malam.

Ternyata alasannya pun bermacam-macam. Ada yang mengalami kurang tidur karena bekerja atau belajar, namun ada juga yang sibuk begadang karena keasyikan bermain game atau melakukan hobi lainnya.

Jika dibandingkan remaja, durasi tidur orang dewasa cenderung lebih sedikit, yaitu minimal 7 jam. Walau demikian, ternyata masih banyak orang dewasa di Indonesia yang mengalami kurang tidur.

Buktinya, sekitar 59% responden usia dewasa tak cukup tidur, artinya kurang dari 7 jam. Jika ditelisik lebih dalam lagi berdasarkan kelompok usianya, ternyata hal ini lebih banyak dialami oleh responden usia 35-44 tahun.

Apa saja penyebab kurang tidur?

Setiap orang tentu punya alasan tersendiri mengapa jam tidur mereka tidak cukup setiap malam. Setelah ditelusuri oleh tim Honestdocs, berikut 5 penyebab kurang tidur yang dialami masyarakat Indonesia, di antaranya:

1. Begadang untuk kerja atau belajar

Berdasarkan survei tim Honestdocs, sebanyak 29% responden mengaku kurang tidur karena alasan pekerjaan atau belajar. Kondisi ini paling banyak dilaporkan oleh responden berusia 18-24 tahun.

Usia 18-24 tahun merupakan usia peralihan dari remaja menuju dewasa. Masa transisi ini menuntut seseorang untuk menunjukkan jari dirinya, biasanya dengan cara menuntut ilmu setinggi-tingginya maupun mendapatkan pekerjaan yang reputasinya baik.

Karena alasan itulah, banyak orang usia dewasa muda rela begadang setiap malam demi mencapai target studi maupun pekerjaan.

2. Susah tidur

Dari total 2.944 responden yang mengikuti survei, sebanyak 28% di antaranya mengaku susah tidur setiap malam sehingga pada akhirnya jam tidurnya tidak cukup. Bahkan uniknya lagi, masalah susah tidur ini lebih banyak dialami oleh wanita (29%) daripada pria (25%).

Setiap responden punya alasan masing-masing mengapa mereka sulit tidur setiap malam. Beberapa di antaranya mengaku susah tidur karena stres, insomnia, atau bahkan depresi.

3. Melakukan hobi

Faktor hobi atau hiburan termasuk ke dalam 3 besar penyebab kurang tidur di Indonesia. Pasalnya, sekitar 24% responden mengaku kurang tidur akibat keasyikan melakukan hobi atau mencari hiburan.

Maksud hobi atau hiburan di sini bermacam-macam. Ada yang keterusan begadang akibat menonton TV, main game, membaca, olahraga, dan sebagainya.

Alasan ini paling banyak diungkapkan oleh responden remaja usia 12-17 tahun. Karena memang, remaja merupakan masa-masa pencarian jati diri sehingga sering dimanfaatkan untuk mengeksplor hobinya dengan berbagai cara yang disukainya.

4. Mengurus keluarga atau anak

Selain karena faktor pekerjaan atau hiburan, penyebab kurang tidur juga bisa karena sibuk mengurus keluarga atau anak di rumah. Buktinya, ada sekitar 12% responden yang mengaku kurang tidur karena menjalankan kewajibannya mengurus keluarganya.

Mengurus keluarga bukan berarti hanya sibuk memandikan, menyuapi, atau menimang anak sampai tidur. Akan tetapi, hal ini termasuk juga dengan rutinitas mencuci piring, menyiapkan makanan untuk keluarga, hingga beres-beres rumah.

Kegiatan tersebut tentu lebih banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga. Karena rutinitas ini terus bergulir dari pagi hingga malam, maka tak heran kebanyakan wanita mengalami kurang tidur setiap malam.

5. Menghabiskan waktu di jalan

Faktanya, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengalami kurang tidur karena pulang telat ke rumah. Sekitar 3% responden mengaku menghabiskan waktu di jalan, mungkin karena pulang kantor atau alasan lain, sehingga jam tidurnya jadi berkurang.

6. Lainnya

Selain kelima penyebab kurang tidur di atas, sebanyak 5% responden mengaku kurang tidur akibat faktor usia. Kondisi ini didominasi oleh responden berusia lebih dari 65 tahun ke atas.

Seiring bertambahnya usia, seseorang semakin rentan mengalai insomnia. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, baik karena efek samping obat, dilanda kecemasan, sering bolak-balik untuk baung air kecil, atau nyeri sendi yang sering kambuh di malam hari. Maka tak heran jika para lansia sering kali mengalami kurang tidur setiap malam.

Apa pun alasannya, tidur cukup merupakan hal penting untuk dilakukan setiap hari. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, tidur tidak hanya bermanfaat untuk mengembalikan energi setelah seharian beraktivitas. Akan tetapi, tidur juga dapat menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, baik secara fisik maupun psikis.

Baca Selengkapnya: Vitamin untuk Orang yang Kurang Tidur (Sering Begadang)


23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sleep Problems: An Emerging Global Epidemic? Findings From the INDEPTH WHO-SAGE Study Among More Than 40,000 Older Adults From 8 Countries Across Africa and Asia. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3397790/)
Sleepless in Indonesia: When sleeping disorders and mental health are intertwined. The Jakarta Post. (https://www.thejakartapost.com/life/2018/03/13/sleepless-in-indonesia-when-sleeping-disorders-and-mental-health-are-intertwined.html)
Repaying your sleep debt. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/womens-health/repaying-your-sleep-debt)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app