Bulaquine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 18, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 31, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit Malaria, disebabkan oleh protozoa parasit yang disebut Plasmodium, Malaria adalah salah satu penyakit parasit tropis yang paling serius dan kompleks. Umumnya malaria pada manusia disebabkan oleh empat spesies parasit malaria yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. P. falciparum dan P. vivαx adalah jenis malaria yang dapat menyebabkan kegawat daruratan dan dapat mengancam nyawa.

Diketahui bahwa parasit malaria menjalani siklus hidup yang kompleks pada manusia, yang dimulai melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi, . Dari proses nyamuk menggigit inang,berkembang biak di hati hingga parasit tersebut menyerang eritrosit.

Dalam kasus infeksi yang disebabkan oleh P. vivαx, sering kali walaupun seseorang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit malaria, tetapi parasit tetap aktif di dalam hati yang pada tahap ini parasit disebut hypnozoites, yang menyebabkan saat seseorang tersebut dalam keadaan yang tidak fit, maka parasit penyebab malaria akan kembali menyerang tubuh orang tersebut.

Pada sebagian besar kasus, orang yang terinfeksi P. vivax tidak mengalami gejala apa pun dalam waktu yang sangat lama setelah penyakit awal mereka tetapi menjadi gejala setelah periode tertentu.

Mengenai Bulaquine

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet

Kandungan:

Obat antimalaria 

Manfaat Bulaquine

Sejumlah obat mulai dari yang berasal dari alam hingga yang sintetis telah dikembangkan untuk pengobatan malaria. Kina dan artemisinin adalah obat yang dikenal berasal dari asal alam, dan sudah populer digunakan sebagai pengobatan malaria. 

Sejumlah obat antimalaria sintetis seperti chloroquine, mefloquine, primakuin, halofantrine, ainodiaquine, proguanil, maloprim juga seringkali digunakan dalam berbagai pedoman penanganan malaria. Dari semua obat anti-malaria sintetis, chloroquine telah menjadi obat yang paling banyak diresepkan untuk pengobatan malaria dari semua jenis, selama lebih dari 60 tahun terakhir.

Salah satu golongan chloroquine yang paling populer adalah Primakuin. Primakuin adalah satu-satunya obat anti malaria yang dapat digunakan sebagai anti-relaps (mencegah kekambuhan), antimalaria untuk profilaksis pada P.vivax malaria. Namun, obat ini menyebabkan banyak efek samping dan efek yang paling sering terjadi adalah methaemoglobinaemia pada pasien dengan defisiensi G6PD. 

Dosis yang lebih tinggi dari primaquine menyebabkan methaemoglobinaemia (kondisi dimana pasokan oksigen ke tubuh berkurang karena oksigen transport terganggu) pada sebagian besar subjek dan leukopenia (sel darah putih yang rendah) pada beberapa pasien. Namun, ada sebagian kecil populasi kulit hitam dengan defisiensi G6PD yang mengalami anemia bahkan dengan menggunakan dosis harian.

Oleh karena itu, ditemukan lah Bulaquine. Bulaquine memiliki efek samping yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan primaquine. Pada suatu penelitian di India membuktikan bahwa penggunaan Bulaquine tidak menimbulkan methaemoglobinaemia seperti yang ditimbulkan oleh penggunaan primaquine. Hasil ini membuktikan keunggulan Bulaquine atas Primaquine.

Tujuan dari terapi gabungan adalah untuk mengendalikan P.vivax malaria secara lebih efektif dengan menyediakan obat awal dan setelah itu mencegah kambuh dengan menggunakan paket kombinasi ini. 

Pada kondisi apa Bulaquine tidak boleh digunakan?

Pada kondisi seperti rematik arthritis, penyakit lupusm dan pengobatan yang menyebabkan hemolisis dan pasien dengan gangguan defisiensi G6PD.

Berapa dosis yang dapat digunakan pada Bulaquine?

Dosis untuk orang dewasa adalah 25mg digunakan selama 7 hari. Sedangkan untuk anak-anak belum ada dosis spesifik yang dapat digunakan. Oleh karena itu, penggunaan pada anak-anak sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. 

Begitu juga dengan ibu hamil, karena obat ini masih tergolong obat baru, maka belum ada data atau penelitian yang menjelaskan efek samping obat ini pada ibu hamil. 

Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini pada ibu hamil.

Efek samping apa yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Bulaquine

Setiap obat pasti memiliki efek samping. Namun hingga saat ini, belum ada laporan mengenai efek samping dari penggunaan obat ini. Begitu juga dengan interaksi dengan obat lain. 

Pada dasarnya, obat bulaquine adalah obat yang aman dikonsumsi. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Interaksi Obat

Penelitian khusus dengan obat lain belum dilakukan kecuali dengan klorokuin di mana tidak ditemukannya efek samping.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dwivedi, Anil & Saxena, D & Singh, S.. (2003). HPLC and HPTLC assays for the antimalarial agents Chloroquine, Primaquine and Bulaquine. Journal of pharmaceutical and biomedical analysis. 33. 851-8. 10.1016/S0731-7085(03)00355-8.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/9002905_HPLC_and_HPTLC_assays_for_the_antimalarial_agents_Chloroquine_Primaquine_and_Bulaquine)
Krudsood, Srivicha & Wilairatana, Polrat & Tangpukdee, Noppadon & Chalermrut, Kobsiri & Srivilairit, Siripun & Thanachartwet, Vipa & Muangnoicharoen, Sant & Luplertlop, Natthanej & Brittenham, Gary & Looareesuwan, Sornchai. (2006). Safety and tolerability of elubaquine (bulaquine, CDRI 80/53) for treatment of Plasmidium vivax malaria in Thailand. The Korean journal of parasitology. 44. 221-8. 10.3347/kjp.2006.44.3.221.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/6822099_Safety_and_tolerability_of_elubaquine_bulaquine_CDRI_8053_for_treatment_of_Plasmidium_vivax_malaria_in_Thailand)
Neena Valecha, T. Adak, A. K. Bagga, O. P. Asthana, J. S. Srivastava, Hema Joshi and V. P. Sharma. Current Science. Vol. 80, No. 4 (25 February 2001), pp. 561-563. JSTOR. (https://www.jstor.org/stable/24104246?seq=1)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app