Alasan Mengapa Jangan Merokok Dekat Anak-Anak

Tahukah Anda bahwa dampak buruk merokok tidak hanya dirasakan oleh perokok sendiri namun juga orang di sekitarnya. Nah berikut merupakan beberapa alasan mengapa jangan merokok di dekat anak-anak.
Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Alasan Mengapa Jangan Merokok Dekat Anak-Anak

Merokok kini sudah menjadi kebiasaan untuk sebagian orang, terlebih lagi para kaum muda yang masih mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Tahukah Anda bahwa dampak buruk merokok tidak hanya dirasakan oleh perokok sendiri namun juga orang di sekitarnya. Nah berikut merupakan beberapa alasan mengapa jangan merokok di dekat anak-anak.

Sindrom kematian pada bayi

Ternyata merokok di dekat anak-anak juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi atau yang lebih dikenal dengan istilah (SDIS) Sudden Death Infant Syndrome. Pada umumnya SDIS ini lebih sering terjadi pada bayi usia di bawah 1 tahun. 

Sebab asap rokok dikhawatirkan akan mengganggu jalan pernapasan anak-anak.

Bisa menyebabkan bronkitis dan pneumonia

Bronkitis merupakan peradangan yang terjadi pada saluran utama paru-paru. Pada umumnya masalah yang satu ini bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia sendiri merupakan radang yang terjadi pada bagian paru-paru yang lebih dalam. 

Kedua masalah yang satu ini paling sering terjadi pada anak-anak dengan orang tua perokok atau sering terpapar asap rokok.

Tak hanya itu saja, anak dari seorang perokok juga cenderung akan mengalami penurunan fungsi paru-paru. Pada umumnya anak tersebut tidak bisa menarik napas dalam ataupun menghela napas. 

Bahkan anak dari segala usia juga bisa mengalami dampak buruk dari kebiasaan merokok Anda ini mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua.

Dapat menghambat pertumbuhan paru-paru

Seorang anak yang masih berada dalam masa tumbuh kembang kesehatannya perlu dijaga dengan baik. Jika Anda sering merokok di dekat sang buah hati, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan paru-paru si kecil. 

Zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok dapat dengan mudah masuk ke dalam paru-paru melalui sistem pernapasan anak-anak.

Hal ini juga yang menjadi faktor utama mengapa para perokok aktif harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu ketika hendak menggendong bayi. Pasalnya kandungan berbahaya pada asap rokok juga bisa melekat pada pakaian. 

Bahkan tak jarang pula zat berbahaya yang terkandung pada asap rokok melekat di sofa jika Anda termasuk orang yang sering merokok di dalam rumah.

Bisa menyebabkan infeksi telinga

Infeksi telinga tak hanya bisa diderita oleh para perokok aktif saja, namun juga untuk perokok pasif. Bahkan anak-anak yang sering terpapar asap rokok.

Pada umumnya risiko infeksi telinga pada anak-anak ini dapat meningkat jika orang tuanya termasuk perokok aktif dan sering mengisi udara di ruangan dengan asap rokok.

Masalah pernapasan ketika dewasa

Tanpa disadari anak yang sering terpapar asap rokok juga cenderung sering batuk-batuk. Jika demikian maka anak-anak juga lebih berisiko terkena asma. Dampaknya mungkin tak terlihat ketika anak masih kecil. 

Namun ketika sudah dewasa nanti anak bisa mengalami gangguan pernapasan jika hidup di lingkungan sekitar perokok.

Anak menjadi perokok

Dampak negatif selanjutnya jika Anda sering merokok di depan anak adalah kemungkinan besar anak Anda juga akan menjadi seorang perokok jika sudah dewasa nanti. Jika hal ini terjadi maka masalah kesehatan yang terjadi pada anak Anda bisa lebih buruk jika menjadi perokok di usia yang masih muda. 

Jadi pastikan jangan pernah merokok di depan anak atau berhenti mulai sekarang.

Itulah beberapa alasan mengapa jangan merokok di dekat anak-anak. Pasalnya kebiasaan merokok tidak hanya akan merugikan bagi diri Anda sendiri saja, namun juga untuk orang-orang di sekitar Anda. Jangan pernah egois dan merokok di keramaian.

 Jika perlu tinggalkan kebiasaan buruk yang satu ini dan beralih ke gaya hidup sehat.   


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tobacco: Fact sheet [Fact sheet]. (2017). (http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/)
Rosen LJ, et al. (2012). Parental smoking cessation to protect young children: A systematic review and meta-anlaysis. DOI: (https://doi.org/10.1542/peds.2010-3209)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app