Agak Mirip, Ini Perbedaan Ketombe dan Dermatitis Seboroik

Dipublish tanggal: Jul 25, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Agak Mirip, Ini Perbedaan Ketombe dan Dermatitis Seboroik

Apakah Anda sering mengalami rasa gatal di kulit kepala Anda? Dan apakah terdapat serpihan putih yang sering menempel di baju Anda? Anda mungkin langsung menebak itu sebagai ketombe. Tapi hati-hati, mungkin saja Anda mengalami dermatitis seboroik.

Sebenarnya, rasa gatal dan serpihan putih di kulit dapat disebabkan oleh kondisi kulit yang berbeda. Ketombe dan dermatitis seboroik memang mempunyai ciri-ciri yang hampir sama, namun kedua kondisi tersebut sebenarnya berbeda. 

Apa itu ketombe?

Masalah ketombe biasanya umum dialami oleh seseorang yang memiliki jenis kulit berminyak. Ketika kulit kepala terlalu berminyak, kulit kepala akan melepaskan sel-sel kulit matinya untuk menjaga keseimbangan minyak alami pada kulit kepala.

Tetapi jika proses ini berlebihan, maka sel-sel kulit kepala tadi akan menumpuk. Akibatnya, ketombe akan luruh dengan ukuran yang besar seperti sisik, berwarna putih, dan berminyak.

Menurut American Academy of Dermatology, peneliti belum menemukan penyebab ketombe secara pasti. Tetapi ketombe dapat terjadi ketika seseorang mengalami infeksi jamur Malassezia pada kulit kepala, memiliki minyak berlebih, dan alergi terhadap produk rambut tertentu. 

Baca Selengkapnya: 7 Cara Efektif Menghilangkan Ketombe Sampai Tuntas

Apa itu dermatitis seboroik?

Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang umumnya mengenai kulit kepala dan bagian tubuh yang mudah berminyak. Misalnya, wajah, dahi, ketiak, punggung, dada bagian atas, dan pangkal paha

Penyakit ini tidak berbahaya, tetapi bisa mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. Dermatitis seboroik dapat menyerang segala usia, namun lebih rentan dialami oleh orang-orang yang sistem imunnya bermasalah. 

Sayangnya, penyebab dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti. Para ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan jamur malassezia yang terdapat pada pelepasan minyak di permukaan kulit. 

Beberapa faktor yang dapat memicu dermatitis seboroik adalah psoriasis, gagal jantung, gangguan saraf, obat-obatan tertentu, cuaca yang dingin dan kering, dan faktor genetik.

Pada kasus tertentu dermatitis seboroik bisa hilang dengan sendirinya, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Menjaga kebersihan kulit dan melakukan perawatan yang tepat akan membantu mengatasi penyakit ini.

Cara membedakan ketombe dengan dermatitis seboroik

Ketombe dan dermatitis seboroik adalah dua penyakit yang berbeda. Hal utama yang membedakan antara keduanya adalah lokasi kemunculan dan tingkat keparahannya. 

Ketombe hanya muncul di area kepala saja dan biasanya menimbulkan rasa gatal di kulit kepala, namun tidak disertai gejala kemerahan dan peradangan.

Sedangkan dermatitis seboroik dapat muncul pada bagian tubuh lain yang berminyak. Penyakit ini dapat muncul hingga ke bagian wajah, dada, dan punggung. 

Hal lain yang membedakan antara ketombe dan dermatitis seboroik adalah dermatitis seboroik dapa tmenyebabkan kulit terasa gatal atau seperti terbakar, kelopak mata berwarna kemerahan, kulit kepala berwarna kemerahan dan berketombe. Selian itu, kulit kepala juga tampak bersisik berwarna putih atau kuning, kasar, dan kering. 

Baca Juga: 7 Penyebab Kulit Kepala Gatal Ini Tak Boleh Dianggap Sepele

Apakah pengobatannya sama?

Meskipun ketombe dan dermatitis seboroik disebabkan oleh faktor yang sama yaitu infeksi jamur, keduanya membutuhkan penanganan yang berbeda.

Supaya lebih jelas, berikut perbedaan ketombe dan dermatitis seboroik dari cara pengobatannya:

Cara mengatasi ketombe:

  1. Sering keramas menggunakan produk sampo yang mengandung asam salisilat, belerang, zinc, dan selenium.
  2. Kurangi atau hentikan penggunaan hairspray, gel rambut, atau produk penataan rambut lainnya.

Baca Selengkapnya: Langkah tepat Menentukan Sampo Anti Ketombe

Cara mengatasi dermatitis seboroik:

  1. Gunakan salep atau krim yang memiliki kandungan antijamur seperti kortikosteroid atau ketoconazole.
  2. Pilihlah sampo antijamur yang memiliki kandungan ketoconazole dan gunakan 2-3 kali seminggu dan sisanya gunakan sampo biasa.
  3. Gunakan krim atau gel metronidazole yang berfungsi melawan bakteri.
  4. Gunakan lotion atau krim yang memiliki kandungan penghambat calcineurin, seperti pimecrolimus, dan tacrolimus untuk pengobatan yang menekan sistem kekebalan tubuh. Hati-hati menggunakannya karena obat tersebut dapat meningkatkan risiko kanker.
  5. Minum pil antijamur terbinafine. Namun hati-hati karena obat ini dapat menimbulkan efek samping yang serius.
  6. Lakukan terapi sinar yang digabungkan dengan penggunaan psoralen atau disebut dengan photochemotherapy. Sayangnya, pengobatan ini tidak cocok bagi orang-orang yang memiliki rambut tebal.
  7. Konsultasikan dengan dokter jika gejala semakin parah.

Walaupun sebetulnya ketombe dan dermatitis seboroik ini bisa hilang dengan sendirinya, tetapi bukan berarti bisa dianggap remeh. Jangan ragu untuk periksa dan konsultasi dengan dokter agar mendapat penanganan yang tepat dan mencegahnya datang kembali.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Goldsmith LA, et al., eds. Seborrheic dermatitis. In: Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2012. http://www.accessmedicine.com.
Papadakis MA, et al., eds. Dermatologic disorders. In: Current Medical Diagnosis & Treatment 2017. 56th ed. New York, N.Y.: McGraw-Hill Education; 2017. http://accessmedicine.mhmedical.com.
Ferri FF. Seborrheic dermatitis. In: Ferri's Clinical Advisor 2017. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2017. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app