Hati-hati, Gangguan Irama Jantung Berpotensi Menyebabkan Stroke

Dipublish tanggal: Jul 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 16, 2019 Waktu baca: 2 menit
Hati-hati, Gangguan Irama Jantung Berpotensi Menyebabkan Stroke

Stroke merupakan salah satu jenis penyakit jantung yang umumnya menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Menurut data hasil riset oleh Riskesdes pada tahun 2007, sebesar 15,4 persen penduduk Indonesia meninggal akibat penyakit stroke. Penyakit ini pada umumnya dialami oleh pria dengan rentang usia 35 hingga 64 tahun. 

Memang, stroke ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti pola hidup yang tidak sehat, hipertensi, diabetes melitus, hingga gangguan irama jantung berupa fibrilasi atrium.

Hasil penelitian lain di Amerika Serikat pun menunjukkan bahwa sebanyak 2.4 juta orang penduduk setempat mengalami gangguan irama jantung berupa fibrilasi atrium. Kondisi ini dialami oleh seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Di Indonesia pun sebenarnya kasus ini sudah banyak ditemukan, hanya saja angkanya beragam di setiap daerah. 

Tahukah Anda pengertian dari fibrilasi atrium? Ya, kondisi ini terjadi ketika salah satu atrium jantung tidak dapat memompa darah secara sempurna dan tidak terkoordinasi dengan baik. Peneliti pun menyatakan bahwa fibrilasi atrium sebagai faktor risiko utama stroke bagi pasien yang berusia tua.

Penyebab Seseorang Mengalami Gangguan Irama Jantung Berupa Fibrilasi Atrium

Sebenarnya, kondisi fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung ini sering terjadi. Hanya saja, gejalanya tidak begitu terlalu berat sehingga tidak terlalu disadari. Bahkan, penyebab FA ini terbilang beragam dan dibagi sesuai kondisi yang berkaitan dengannya.

Kondisi pertama berupa penyakit jantung yang berkaitan dengan FA diantaranya jantung koroner, pembesaran ruang jantung, pembesaran otot jantung, perikarditis, dan penyakit katup jantung

Sedangkan kondisi kedua berupa penyakit di luar jantung namun berkaitan dengan FA yaitu hipertensi, diabetes melitus, paru, neurogenik, dan juga hipertiroidisme.

Ritme Jantung Normal

Saat bangun tidur, cobalah untuk mengecek detak jantung Anda dengan menempelkan dua jari pada pergelangan tangan selama 15 detik. Hitunglah jumlah detak jantung selama itu dan dikali empat untuk mengetahui detak jantung selama satu menit. Nah, jumlah detak jantung ini merupakan dasar saat istirahat.

Tahukah Anda, detak jantung yang lambat merupakan suatu pertanda bahwa seseorang dalam keadaan baik. Hal ini menunjukkan otot jantung dalam keadaan pria dan tidak bekerja terlalu keras. Kecuali, ketika detak jantung lambat tersebut disertai dengan berbagai keluhan seperti sesak napas, pusing, hingga nyeri dada.

Berbeda ketika detak jantung Anda berubah menjadi cepat, maka jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Biasanya, hal ini terjadi ketika seseorang sedang stres, kelelahan, olahraga, bahkan gangguan medis.

Detak jantung yang cepat disebut juga takikardia. Tahukah Anda, meski takikardia bisa muncul tanpa adanya komplikasi, namun gejala ini juga bisa meningkatkan risiko stroke, gangguan fungsi jantung, hingga kematian.

Penanganan Detak Jantung Cepat

Detak jantung cepat ini bisa terjadi karena beberapa kasus. Pada kasus tertentu, detak jantung dapat dibuat melambat dengan bantuan manuver vagal. Gerakan ini dapat berupa batuk, mengejan, hingga pijatan pada pembuluh darah karotis di leher.

Sedangkan pada kondisi yang lebih parah, maka pihak medis akan melakukan prosedur kardioversi. Beberapa tindakan lain yang mungkin dilakukan seperti ablasi kateter, pacemaker, hingga bedah jantung.

Nah, mengingat pentingnya kesehatan organ jantung dan risiko yang bakal terjadi ketika fungsi jantung terganggu, setiap orang dianjurkan untuk mengaplikasikan hidup sehat. Caranya mudah, diantaranya jagalah berat badan tetap ideal, kurangi stress, dan hindari kebiasaan merokok.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ferri FF. Atrial fibrillation. In: Ferri's Clinical Advisor 2019. Philadelphia, Pa.: Elsevier, 2019. https://www.clinicalkey.com.
Long QT syndrome. National Heart, Lung, and Blood Institute. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/long-qt-syndrome.
Mehta D. Integrative medicine and cardiovascular disorders. Primary Care: Clinics in Office Practice. 2017;44:351.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app