Pemeriksaan Feses: Fungsi, Prosedur, dan Hal Penting Lainnya

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Des 27, 2021 Waktu baca: 3 menit
Pemeriksaan Feses: Fungsi, Prosedur, dan Hal Penting Lainnya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Uji feses adalah pemeriksaan yang dilakukan pada sampel feses atau tinja guna mendiagnosis adanya penyakit pada sistem pencernaan;
  • Ciri feses yang sehat adalah berwarna cokelat, bertekstur lembut, tidak ditemukan adanya bakteri berbahaya seperti jamur, parasit, virus, darah, lendir, nanah, atau serat daging yang tidak tercerna dengan baik dalam feses;
  • Jika ditemukan adanya bakteri dalam feses, dokter akan meresepkan antibiotik;
  • Bila dari pemeriksaan feses pasien ditemukan telur cacing, dokter akan memberikan obat cacing untuk mengatasinya.
  • Klik untuk membeli paket medical check up dengan harga bersahabat dan dokter berpengalaman melalui HDmall;
  • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan paket kesehatan yang Anda butuhkan.

Adanya masalah pada sistem pencernaan kadang tidak bisa dideteksi hanya dengan melihat gejalanya saja. Misalnya saat terkena diare berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, terkadang dibutuhkan sejumlah prosedur medis lainnya untuk membantu memastikan penyebab gangguan pencernaan. Salah satunya lewat pemeriksaan feses.

Kapan pemeriksaan feses harus dilakukan?

Uji feses adalah pemeriksaan yang dilakukan pada sampel feses atau tinja guna mendiagnosis adanya penyakit pada sistem pencernaan. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi adanya infeksi karena bakteri, virus, parasit, hingga penyakit lainnya seperti penyerapan gizi yang kurang baik sampai kanker.

Rangkaian tes dimulai dengan pengambilan sampel tinja pasien yang disimpan dalam wadah bersih. Sampel tinja tersebut kemudian dibawa ke laboratorium guna dianalisis lebih lanjut. Sampel feses ditinjau dari konsistensi, warna, bau, juga ada atau tidaknya lendir dalam feses.

Pemeriksaan feses juga berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya bakteri, cacing, atau parasit penyebab infeksi. Bisa juga untuk melihat adanya darah, lemak, cairan empedu, gula, sel darah putih, serat daging, hingga mengukur tingkat keasaman sampel tinja pasien.

Setelah itu, proses uji feses selanjutnya akan membantu mengetahui adanya indikasi berbagai masalah berikut ini:

Baca juga: Feses Berwarna Hijau? Ketahui Penyebab dan Potensi Bahayanya

Selain dengan pemeriksaan feses, dokter mungkin saja akan melakukan serangkaian tes lainnya untuk membantu menegakkan diagnosis. Tergantung pada tujuan dan hasil yang diharapkan, dokter dapat melakukan uji tambahan berupa:

  • Tes darah samar, untuk mengetahui ada-tidaknya darah yang tercampur dalam tinja.
  • Kultur feses, guna menemukan pertumbuhan bakteri yang tidak normal. 

Bagaimana cara mengambil sampel feses sendiri?

Berikut ini tahap-tahap pengambilan sampel tinja untuk diteliti, yakni:

  • Pakai plastik pembungkus untuk mengambil sampel tinja
  • Pastikan tinja tidak terkontaminasi.
  • Gunakan sendok khusus untuk mengambil feses.
  • Berhati-hati saat mengambil feses agar tidak bercampur dengan urine.
  • Tutup kantong wadah dengan rapat setelah pengambilan sampel.
  • Cuci tangan sampai bersih.
  • Bawa sampel ke laboratorium dalam 1 x 24 jam.

Pengambilan feses bisa dilakukan lebih dari satu kali, tergantung dari kebutuhan masing-masing pasien. Proses pengambilan sampel tinja biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Kecuali pada pasien yang mengalami sembelit alias konstipasi, pasien bisa jadi akan merasakan sakit karena sulit mengejan.

Sebelum mengambil feses, ada beberapa hal yang juga harus Anda ketahui, antara lain:

  • Jangan lakukan pemeriksaan feses jika sedang menstruasi;
  • Jangan pakai sampel tinja yang sudah terkontaminasi;
  • Beri tahukan dokter jika sedang menjalani foto rontgen dengan zat kontras barium;
  • Beri tahu dokter jika Anda baru saja berpergian;
  • Beri tahu dokter mengenai obat-obat yang sedang dikonsumsi.

Apa ciri-ciri feses normal?

Hasil tes biasanya akan diberikan setelah 1-3 hari. Bila hasil tes tidak langsung diberikan, pasien biasanya diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan kemudian diminta kembali untuk menemui dokter setelah hasil tes sudah didapatkan.

Dalam lembaran hasil pemeriksaan, dapat diketahui apakah pasien memang mengalami gangguan pencernaan tertentu atau dinyatakan sehat berdasarkan hasil uji feses. Berbagai ciri feses yang sehat adalah:

  • Tinja berwarna cokelat, bertekstur lembut, dan bentuk yang secara keseluruhan konsisten.
  • Tidak ditemukan adanya bakteri berbahaya seperti jamur, parasit, virus, darah, lendir, nanah, atau serat daging yang tidak tercerna dengan baik dalam feses.
  • Tinja mengandung lemak sebanyak 2-7 gram dalam satu hari (per 24 jam)
  • Tinja memiliki kadar gula tidak sampai 0,25 g/dL.

Baca selengkapnya: Kenali Macam-Macam Warna Pada Feses dan Apa Artinya

Apabila ditemukan adanya ketidaknormalan pada feses pasien, dokter biasanya akan melakukan penanganan atau pengobatan berdasarkan hasil uji feses. Misalnya jika ditemukan adanya bakteri dalam feses, dokter akan meresepkan antibiotik. Begitu juga bila dari pemeriksaan feses pasien ditemukan telur cacing, maka dokter akan memberikan obat cacing untuk mengatasinya.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stool Ova & Parasites Test - Definition and Patient Education. Healthline. (https://www.healthline.com/health/stool-ova-parasites-test)
Predictive value of stool examination in acute diarrhea. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3632285)
What is the role of stool exam in the diagnosis of giardiasis?. Medscape. (https://www.medscape.com/answers/176718-120638/what-is-the-role-of-stool-exam-in-the-diagnosis-of-giardiasis)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app