Fungsi Antibiotik dan Mekanisme Kerja

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Fungsi Antibiotik dan Mekanisme Kerja

Sebelum abad ke-20, tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, termasuk pneumonia, TBC, gonore, demam rematik dan infeksi saluran kemih. Pada tahun 1929, bakteriologi Alexander Fleming menemukan antibiotik, penisilin, kemudian dimulailah era baru pengobatan penyakit infeksi.

Dari sejarah penemuan tersebut sudah tergambarkan bahwa fungsi antibiotik adalah untuk mengobati penyakit infeksi bakteri, jadi hanya gunakan obat ini pada orang yang mengalami infeksi bakteri.

Lebih Dalam Mengenai Antibiotik

Perdefinisi, Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit infeksi. Seperti kita thu, bahwa pengobatan yang efektif adalah dengan membasmi penyebabnya.

Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernafasan (pneumonia, TBC, Sinusitis, Faringitis, dan sebagainya, infeksi kulit (selulitis, bisul, dan lain-lain), infeksi saluran cerna seperti penyakit tipes atau demam tifoid, disentri dan masih banyak yang lainnya.

Obat antibiotik telah menyelamatkan jutaan nyawa sejak mereka pertama kali ditemukan. Namun, karena banyaknya fungsi antibiotik tersebut sehinga telah digunakan secara berlebihan, banyak antibiotik tidak lagi efektif melawan bakteri yang pernah dibunuh.

Fenomenan ini disebut dengan resistensi antibiotik, di mana bakteri sudah tidak mempan lagi dengan jenis antibiotik yang pernah bersentuhan sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak benar, misalnya hanya diminum beberapa kali padahal dokter menganjurkan untuk dihabiskan.

ilustrasi antibiotik

Meknisme Kerja Antibiotik

Antibiotik bekerja dengan cara menghalangi proses penting yang dilakukan oleh bakteri, sehingga sebagai hasil akhirnya antibiotik dapat membunuh bakteri, atau menghentikannya untuk membelah diri. Ketika bakteri lemah dan tidak berkembang biak, maka ini akan membantu sistem kekebalan alami tubuh untuk melawan infeksi bakteri dengan tuntas.

Fungsi antibiotik dapat berbeda dalam hal jenis bakteri yang dapat dimusnahkan.

  • Antibiotik yang dapat melawan berbagai jenis bakteri disebut antibiotik spektrum luas (misalnya amoksisilin dan gentamisin).
  • Antibiotik yang mempengaruhi hanya beberapa jenis bakteri disebut antibiotik spektrum sempit (misalnya penisilin).

Berbagai jenis antibiotik juga memiliki cara kerja yang berbeda. Sebagai contoh, penisilin bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel bakteri. Antibitoik mencegah bakteri untuk mensintesis molekul dinding sel yang disebut peptidoglikan, dinding sel ini yang menyediakan kekuatan yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup dalam tubuh manusia.

Sedangkan antibiotik lainnya berfungsi mempengaruhi cara sel bakteri bekerja, sebagai berikut:

  • Salah satu golongan antibitiotik yang disebut kuinolon memiliki mekanisme kerja menghambat girase DNA, enzim penting yang membantu DNA bakteri untuk memperbanyak diri. Dengan menghapus girase, ciprofloxacin dan antibiotik yang sejenis secara efektif mencegah bakteri berkembang biak.
  • Beberapa antibiotik, termasuk tetrasiklin, yang biasanya digunakan untuk mengobati jerawat, infeksi saluran pernapasan dan kondisi lain, berfungsi menghambat sintesis protein. Antibiotik ini mencegah molekul ribosom untuk mensintesis protein. Tanpa protein, bakteri tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi vital, termasuk reproduksi aseksual.
  • Rifampisin, kelompok obat anti tuberkulosis (OAT), memiliki fungsi yang sama, yaitu menghambat sintesis RNA, molekul yang terlibat dalam menerjemahkan DNA tubuh menjadi protein.
  • Ada juga jenis antibiotik yang melawan bakteri dengan mekanisme kerja menghentikan memproduksi asam folat oleh bakteri - vitamin penting - yang digunakan bakteri untuk memperkokoh membran sel, membran sel ini mengontrol keluar masuknya zat dari dan ke tubuh bakteri.

Dokter akan memilih antibiotik sesuai dengan bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi tertentu dengan memperhatikan fungsinya masing-masing. Kadang-kadang dokter memerlukan tes atau pemeriksaan untuk mengidentifikasi dengan tepat jenis bakteri penyebab infeksi sehingga dapat dipilihkan jenis antibiotik yang cocok dengan itu.


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app