Cara Mengatasi Pikun Yang Menjadi Gejala Demensia

Pikun yang terjadi akibat gejala demensia pada sebagian kasus dapat diobati, namun demensia sampai sekarang belum bisa sepenuhnya sembuh. Pada umumnya demensia yang mengakibatkan pikun sifatnya adalah suportif atau hanya meringankan gejala saja, denga pilihan pengobatannya adalah :
Dipublish tanggal: Sep 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pikun adalah salah satu efek dari penuaan yang terkadang dapat terjadi. Dalam dunia medis, pikun adalah gejala dari penyakit demensia yang biasa menyerang di usia tua. 

Penyakit demensia itu sendiri adalah sindrom dimana otak mengalami penurunan fungsi, misalnya seperti daya ingat yang mulai menurun yang membuat daya ingat mengalami penurunan disertai dengan gangguan mental, gerakan, pemahaman, suasana hati, bahasa dan perilaku. 

Dimana kesemuanya ini akan sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas setiap harinya.

Penyebab pikun

Kondisi ini biasanya terjadi pada orang orang yang sudah berusia lanjut dan adalah sebuah gangguan kesehatan bukan bagian alami dari proses penuaan yang terjadi. Penyebabnya biasanya adalah otak yang mengalami penurunan fungsi atau mengalami kerusakan. 

Bisa juga disebabkan oleh beberapa gangguan medis tertentu, seperti : 

  • Penyakit Parkinson, seperti Lewy Body Dementia (gangguan pada otak yang mengakibatkan hilangnya ingatan yang luas termasuk kemampuan otak untuk melakukan perencaanaan dan berpikir) dan Frontotemporal Dementia  (penyusutan pada otak samping dan depan yang mengakibatkan perilaku dan kepribadian mengalami perubahan).
  • Penyakit degeneratif, contohnya penyakit Alzheimer.
  • Mengalami demensia vaskular yang diakibatkan oleh cedera pada kepala, tumor ataupun stroke.
  • Penyakit Huntington, penyakit ini penyakit turunan yang mengakibatkan sel otak yang berfungsi untuk mengendalikan gerak tubuh dan juga kemampua dalam berpikir berkurang jumlahnya
  • Penyakit Creutzfeldt-Jakob, pada kondisi yang sudah kronis penyakit ini tidak hanya akan menyerang namun juga akan membunuh sel otak yang berakibat pada perilaku berubah hingga hilang ingatan. Penyakit ini termasuk penyakit langka yang kebanyakan menyerang orang dewasa hingga paruh baya.
  • Demensia CTE (chronic traumatic encephalopathy), terjadi karena adanya cedera ringan pada kepala yang terjadi secara berulang kali dan dalam jangka waktu yang lama.
  • Multiple sclerosis, kerusakan sel saraf tulang belakang dan sel otak yang terjadi karena mielin (selaput pelindung saraf) diserang oleh sistem kekebalan tubuh.
  • Demensia campuran, yang merupakan dua demensia yang terjadi bersamaan, yaitu Alzheimer dan demensia vaskular.
  • Sindrom Wernicke-Korsakoff, gangguan ini memiliki gejala awal ataksia, mengalami kebingungan, gangguan penglihatan hingga koma akibat kekurangan vitamin B1. Salah satu penyebabnya adalah kecanduan alkohol.
  • Infeksi yang bisa mempengaruhi otak secara langsung, seperti ensefalitis, meningitis, sifilis dan HIV/AIDS.
  • Hidrosefalus, kondisi dimana terjadi penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat otak mengalami tekanan.
  • Tumor otak.
  • Gangguan hormon dan metabolisme.
  • Hipoksia, suatu kondisi dimana tubuh mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah.
  • Penggunaan Narkotika dan obat obatan terlarang lainnya.
  • Hipotiroid
  • Penanganan yang salah dalam kasus kekurangan vitamin B1 atau B12 akan mengakibatkan pikun yang berlanjut pada demensia.

Cara mengatasi pikun

Pikun harus mendapatkan pengobatan segera dan tidak boleh dibiarkan begitu saja karena akan berkembang menjadi demensia. Pikun yang terjadi akibat gejala demensia pada sebagian kasus dapat diobati, namun demensia sampai sekarang belum bisa sepenuhnya sembuh. 

Pada umumnya demensia yang mengakibatkan pikun sifatnya adalah suportif atau hanya meringankan gejala saja, denga pilihan pengobatannya adalah :

1. Mengobati penyebabnya

Fokus pengobatannya adalah pada penyebab terjadinya demensia itu sendiri. 

2. Pengobatan 

Untuk mengurangi gejala yang terjadi seperti pikun ataupun gangguan fungsi mental seperti perubahan perilaku dan mood akan digunakan obat obatan sperti rivastigmin, memantine, donezepil dan galantamine. 

3. Cognitive stimulation therapy/CST (terapi stimulasi kognitif)

Metode psikoterapi ini sangat efektif untuk membantu perbaikan fungsi kognitif pada penderita demensia.

4. Metode perawatan paliatif.

Metode perawatan ini akan digunakan kepada penderita penyakit yang sifatnya serius dan tidak dapat disembuhkan. Dimana metode ini akan berfokus pada peningkatan kualitas hidup penderita baik dari kondisi psikisnya ataupun medis, termasuk juga mengatasi rasa sakit yang diderita. 

Metode ini akan menggunakan perawatan yang menggunakan obat dan dilakukan di rumah, supaya penderita dapat lebih mandiri. Dukungan dari keluarga dan teman akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan metode perawatan ini.

Pola hidup yang sehat serta dukungan dari orang orang terdekat termasuk keluarga sangat berpengaruh dalam pengobatan demensia. Peningkatan kualitas hubungan sosial dapat membantu pencegahan demensia supaya tidak bertambah parah. 

Sangat disarankan untuk orang orang terdekat penderita juga mendapatkan konseling dan edukasi supaya dapat lebih memahami kondisi penderita.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. March 7, 2019.
Department of Development. Fifteen healthy brain tips. Rochester, Minn.: Mayo Foundation for Medical Education and Research; 2018.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app