5 Penyebab Paling Umum Infeksi Jamur pada Vagina

Tanda-tanda yang muncul biasanya berupa vagina yang terasa panas, gatal, keputihan secara berlebihan hingga rasa sakit ketika buang air kecil.
Dipublish tanggal: Jun 15, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
5 Penyebab Paling Umum Infeksi Jamur pada Vagina

Infeksi jamur terjadi pada wanita paling tidak 1 hingga 2 kali dalam hidupnya. Tanda-tanda yang muncul biasanya berupa vagina yang terasa panas, gatal, keputihan secara berlebihan hingga rasa sakit ketika buang air kecil. 

Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, maka penting untuk mengetahui penyebab pastinya dulu.

1. Memakai celana dalam yang ketat

Tren berbusana menggunakan jeans ketat memang dapat menunjang penampilan kita. Tapi, tahukah Anda bahwa penggunaan jeans ketat ataupun celana dalam ketat dapat menyebabkan infeksi jamur vagina? Jadi, jangan hanya mementingkan trend fashion, tapi juga perhatikan kesehatan saat pemakaian fashion tersebut.

Seorang asisten dosen dari Departemen Kebidanan dan Kandungan di NYU Langone Medical Center bernama Tanareh Shirazian, MD mengungkapkan kepada Prevention bahwa, celana dalam ketat membuat area kewanitaan menjadi lembab. 

Hal inilah yang menjadi pemicu pertumbuhan jamur secara berlebih hingga terjadi infeksi.

2. Perubahan hormon

Ketika wanita sedang hamil, menyusui atau menggunakan pil KB, hormon estrogen dan progesteronnya akan menjadi tidak seimbang. Hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya infeksi jamur pada vagina

Kadar hormon estrogen yang tinggi membuat vagina memproduksi glokogen (simpanan glukosa dalam darah) lebih banyak.

Kondisi semacam inilah yang menyebabkan jamur tumbuh subur di vagina sehingga menimbulkan rasa gatal atau perih pada area kewanitaan. Apabila terus dibiarkan, jamur ini dapat berkembang biak hingga jumlahnya semakin banyak dan menyebabkan terjadinya infeksi.

3. Minum antibiotik

Penyebab lain yang mungkin Anda alami adalah karena antibiotik yang diminum, seperti amoxicillin atau tetrasiklin. Kedua antibiotik ini sering digunakan untuk membantu melawan infeksi bakteri. 

Hanya saja Anda juga harus mengetahui efek samping yang bisa Anda alami, yaitu menjadi penyebab infeksi jamur pada vagina.

Kandungan pada antibiotik ternyata dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan membunuh bakteri sehat yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan jamur atau bakteri jahat pada vagina tidak terkendali hingga akhirnya terjadi infeksi.

4. Diabetes tidak Terkontrol

Jamur sangat menyukai gula sebagai makanan favoritnya untuk tumbuh dan berkembang biat. Apabila kadar gula darah dalam tubuh berlebihan dan tidak terkontrol maka akan memengaruhi cairan vagina dan jaringan lunaknya yang akan mengandung banyak glukosa pula.

Area kewanitaan yang mengandung banyak glukosa tentunya bisa menjadi tempat yang ideal bagi jamur untuk tumbuh dan berkembang biak. Tidak heran jika kemudian, akan ditemukan banyak jumlah jamur yang bisa menyebabkan infeksi pada vagina.

5. Sistem imun yang lemah

Sistem imun menjadi perisai bagi tubuh kita untuk terhindar dari berbagai macam penyakit. Risiko terkena berbagai penyakit, seperti infeksi jamur pada vagina akan meningkat jika seorang wanita memiliki sistem imun yang lemah, seperti baru saja menerima cangkok organ, menjalani kemoterapi akan terkena HIV/ AIDS.

Karena sistem imunnya lemah, tubuh pun tidak dapat melawan berbagai infeksi yang masuk ke dalam tubuh, termasuk infeksi pada vagina. Virus dan bakteri dalam tubuh akan menang sehingga infeksi pada tubuh akan lebih mudah terjadi. 

Oleh karena itu, penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah terkena infeksi.

Infeksi jamur pada vagina dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, tergantung pada masing-masing orang. Sebelum mengetahui penyebabnya, kita tidak bisa menentukan pengobatan atau penanganan yang tepat. 

Itulah mengapa penting untuk mengetahui penyebab terjadinya infeksi vagina terlebih dahulu.

Demikian informasi mengenai beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya infeksi pada vagina. Pemeriksaan ke dokter sangat diperlukan jika sudah muncul tanda-tanda infeksi agar kondisi ini tidak menjalar ke penyakit atau kondisi yang lebih parah.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Centers for Disease Control and Prevention. (2017). Bacterial vaginosis: CDC fact sheet. (https://www.cdc.gov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app