Waspadai Keputihan Berlebih Saat Hamil, Bisa Jadi Itu Infeksi Vagina

Dipublish tanggal: Mei 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Waspadai Keputihan Berlebih Saat Hamil, Bisa Jadi Itu Infeksi Vagina

Keputihan sudah menjadi hal yang biasa terjadi terhadap wanita. Bahkan tidak hanya pada wanita normal saja, akan tetapi wanita yang sedang hamil pun juga bisa mengalami keputihan.

 Meskipun keputihan dianggap sebagai hal biasa terjadi pada wanita, namun jangan pernah mengabaikan hal ini, terutama bagi Anda yang mengalami keputihan berlebihan selama masa kehamilan.

Ibu hamil yang mengalami keputihan bisa disebabkan karena bagian dinding vagina dan leher rahim selama kehamilan menjadi lebih lembut, sehingga produksi lendir yang dihasilkan semakin banyak. 

Selain itu, semasa kehamilan, tubuh akan menghasilkan hormon estrogen dengan darah mengalir pada bagian leher rahim ketika masa kehamilan.

Meskipun keputihan memiliki kegunaan sebagai pelindung vagina dan leher rahim dari kuman maupun bakteri yang berasal dari luar, Anda tetaplah harus mewaspadai kesehatan vagina Anda dengan baik. Termasuk melakukan perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi pada vagina. 

Jika infeksi dibiarkan, maka dapat membahayakan janin yang sedang Anda kandung.

Infeksi vagina selama kehamilan dapat ditandai oleh beberapa ciri sebagai berikut ini:

1.Keputihan tidak seperti biasanya

Jika pada biasanya keputihan berwarna putih susu atau bening, namun jika Anda mendapati keputihan yang tidak seperti biasanya, Anda harus mewaspadai hal ini. infeksi vagina akibat keputihan ditandai dengan lendir keputihan yang memiliki warna kehijauan atau lebih kekuningan. 

Untuk mengatasi hal ini, bawalah ke dokter atau bidan untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih intensif lagi.

2.Terasa gatal di area vagina

Vagina terasa gatal sudah menjadi hal yang wajar bagi para wanita. Namun jika rasa gatal tersebut tidak kunjung hilang, tentunya Anda tidak boleh membiarkannya. 

Rasa gatal yang terus Anda rasakan dapat menimbulkan rasa ingin menggaruk, dan hal ini bisa menimbulkan lecet maupun luka pada area vagina. Rasa gatal yang terjadi secara terus menerus juga menjadi ciri vagina Anda sedang terinfeksi bakteri maupun kuman.

3.Vagina mengeluarkan bau yang tidak sedap

Jangan biarkan vagina Anda mengeluarkan bau yang kurang sedap, terlebih lagi ketika Anda sedang hamil. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina perlu diperhatikan dengan baik agar tidak menimbulkan infeksi yang dapat mengancam nyawa janin. 

Selain menjaga kebersihan vagina, Anda pun juga harus selalu rutin melakukan pengecekan pada vagina Anda untuk memastikan bahwa vagina Anda tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Apabila Anda memiliki ketiga ciri di atas selama masa kehamilan, maka cobalah untuk mengatasinya secepatnya. Sedangkan untuk keputihan yang normal tidak akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan lendir keputihan berwarna putih bening atau putih susu. 

Untuk mengatasi keputihan yang berlebihan selama kehamilan, Anda bisa mengatasinya dengan mengganti celana dalam lebih sering lagi, terutama ketika Anda habis buang air kecil atau air besar.

Hal ini memiliki tujuan untuk mencegah vagina menjadi lembab. Semakin lembab vagina, maka akan lebih mudah memunculkan jamur di vagina, dan hal ini dapat mengundang adanya infeksi pada vagina. Selalu biasakan untuk menjaga kebersihan vagina agar vagina tetap kering. 

Untuk menghindarkan infeksi atau iritasi, maka hindari pemakaian sabun khusus vagina, deodorant maupun tisu yang mengandung pewangi.

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan vagina, Anda hanya cukup membersihkan atau membasuhnya dengan air hangat. Selalu lap dengan handuk lembut atau tisu untuk memastikan bahwa vagina selalu dalam kondisi kering. Cukur bulu kemaluan secara berkala juga.


31 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Weisenfeld H, et al. (2010). Intrauterine device. (https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/intrauterine-device)
Tobah YB. (2016). What ovulation signs can I look out for if I’m hoping to conceive? (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/expert-answers/ovulation-signs/faq-20058000)
What is vaginal discharge? (2018). (https://kidshealth.org/en/teens/vdischarge2.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app