Vagina Sering Gatal? Ternyata Ini 5 Penyebab dan Cara Tepat Mengatasinya

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 27, 2019 Waktu baca: 2 menit
Vagina Sering Gatal? Ternyata Ini 5 Penyebab dan Cara Tepat Mengatasinya

Memiliki vagina yang gatal sering kali terjadi pada wanita yang mana hal ini disebabkan karena adanya infeksi maupun serangan jamur. Hal ini sering kali disebabkan karena kurangnya kebersihan pada bagian vagina

Sedangkan vagina yang terasa gatal bisa disebabkan karena beberapa faktor penyebab, untuk itu Anda harus mengetahui penyebabnya dan cara tepat untuk bisa mengatasinya.

Berikut ini daftar penyebab vagina yang gatal dan tata cara dalam mengatasinya, diantaranya yaitu:

Pertumbuhan rambut kemaluan setelah dicukur

Mencukur rambut kelamin memang menjadi hal yang penting untuk dilakukan agar terhindarkan dari vagina yang lembab. Wajar saja bila setelah mencukur, area vagina akan mengalami rasa gatal akibat pertumbuhan rambut setelah dicukur.

Untuk mengatasi hal ini, Anda jangan mencukur rambut dari akarnya, namun Anda bisa memotong rambut tidak dari akarnya.

Dermatitis kontak

Iritasi seperti dermatitis kontak disebabkan karena adanya alergi terhadap penggunaan produk tertentu. Penyakit dermatitis kontak bisa menyerang dari manapun, termasuk akibat penggunaan shampoo, sabun, kondom, tisu toilet, deterjen pencuci baju maupun faktor yang lainnya. 

Untuk mengatasi kulit sensitif yang mudah mengalami iritasi, Anda bisa menggunakan produk dengan bahan hypoallergenic.

 Hindari menggunakan vaginal douche, karena apabila produk tersebut digunakan pada kulit yang sensitif, maka bisa menimbulkan iritasi yang lebih parah lagi. 

Hindari penggunaan produk wanita apa pun yang memiliki kandungan pewangi, selain itu hindari juga menaburi bedak pada area kewanitaan. Jika hal ini terus Anda lakukan, maka bisa menimbulkan bahaya pada vagina.

Produksi estrogen yang menurun akibat masa menopause

Produksi estrogen yang menurun dapat menimbulkan dinding vagina menjadi mengering dan menipis. Hal ini bisa menimbulkan iritasi dan rasa gatal pada bagian vagina. 

Kondisi semacam ini bisa terjadi akibat dari masa menopause maupun terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Untuk mengatasi kondisi ini, maka Anda bisa menggunakan tablet estrogen maupun krim. Penggunaan lotion atau krim khusus dapat mengatasi inflasi dan rasa gatal pada vagina.

Adanya serangan penyakit kelamin yang bisa menular

Melakukan hubungan badan yang tidak sehat bisa menimbulkan beberapa jenis penyakit, termasuk penyakit menular. Kebanyakan penyakit kelamin yang menular menyebabkan rasa gatal. 

Rasa gatal yang semakin Anda rasakan pada bagian vagina bisa menimbulkan rasa nyeri, rasa seperti terbakar, meninggalkan bau busuk, mengalami sakit ketika sedang bercinta dan yang lainnya.

Apabila Anda mengalami tanda-tanda seperti itu, maka segeralah membawanya ke dokter. Selain itu, Anda bisa melakukan pencegahan rasa gatal dengan menggunakan kondom setiap kali Anda sedang berhubungan dengan pasangan.

Adanya serangan infeksi jamur pada bagian vagina

Infeksi jamur dapat menimbulkan rasa gatal yang tidak tertahankan pada bagian vagina. Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka bisa menimbulkan penyakit yang serius.

Penyakit jamur yang ada di dalam vagina bisa disebabkan karena banyak hal, termasuk akibat vagina yang tidak terjaga dengan sebaik mungkin dan kurangnya perawatan.

Untuk mengatasi infeksi jamur, Anda bisa menggunakan obat non resep yang dapat Anda temukan di apotek yang memiliki kandungan berupa bakteri acidophillus. Selain itu Anda juga bisa mengkonsultasikan kepada dokter.

Lima penyebab seperti di atas dapat menyerang area vagina yang bisa menimbulkan rasa gatal. Untuk itu, cari tahu pula risiko yang bisa ditimbulkan akibat dari ke 5 penyebab yang ada di atas. Dengan demikian, jagalah vagina Anda dengan sebaik mungkin.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app