Umur Berapa Bayi Boleh Naik Pesawat?

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Umur Berapa Bayi Boleh Naik Pesawat?

Saat liburan seperti ini, banyak ayah-bunda yang bertanya, demi kesehatan dan keselamatan sang buah hati, umur berapa bayi boleh naik pesawat? agar rencana bepergian Anda berjalan aman, temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini.

Melakukan perjalanan atau pergi liburan dengan menggunakan pesawat tentu memiliki keuntungan tersendiri dimana waktu tempuh yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding menggunakan alat transportasi lain. Apalagi jika jarak yang akan dituju cukup jauh, maka pemilihan pesawat sebagai alat transportasi menjadi pilihan yang tepat.

Iklan dari HonestDocs
Derma Filler Wajah Di Genese Clinic

Perawatan ini berfungsi untuk meninggikan hidung, membentuk dagu supaya lebih Vshape, membentuk bibir supaya lebih menawan, dan menghilangkan kantung mata. Perawatan ini di lakukan oleh dokter.

Bagi keluarga yang baru pertama kali berencana mengajak bayinya atau anak-anaknya naik pesawat, tentu akan timbul kecemasan tersendiri. Lalu timbul pertanyaan, apakah boleh bayi ikut naik pesawat? Jika boleh, sejak usia berapa bayi diperbolehkan naik pesawat?

Umur Bayi Boleh Naik Pesawat

Pada umumnya, dikatakan masih bayi apabila masih berusia kurang dari 2 tahun. Setiap bayi yang sehat boleh naik pesawat. Akan tetapi, kriteria setiap maskapai untuk mengijinkan bayi naik pesawat berbeda-beda, ada yang mengijinkan usia bayi minimal 2 hari, namun ada juga yang mengijinkan apabila usia bayi minimal 2 minggu. Setiap bayi yang akan naik pesawat harus membawa surat keterangan sehat yang dibuat oleh dokter maksimal 3 hari sebelum keberangkatan. Walaupun tak selalu diwajibkan oleh maskapai, namun surat ini penting untuk berjaga-jaga.

Kekebalan tubuh bayi yang baru lahir ditakutkan masih belum sempurna seperti orang dewasa dan masih belum cukup beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga apabila dibawa naik pesawat, sangat rentan untuk terkena infeksi yang ada di dalam kabin pesawat. Kabin pesawat memiliki sirkulasi udara yang tertutup, sehingga banyak terdapat kuman-kuman bakteri dari penumpang lain yang sedang sakit.

Pada bayi yang berusia 2 minggu, dinilai sudah cukup dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Akan tetapi berbeda dengan bayi yang lahir premature, usia bayi dihitung bukan dari tanggal lahirnya melainkan dari tangga seharusnya bayi lahir. Semakin tua usia bayi, maka semakin baik pula kemampuan adaptasi dan daya tahan tubuhnya.

Bayi yang masih berusia dibawah 2 tahun masih diijinkan untuk duduk dipangku oleh orang tua. Sedangkan anak yang sudah berusia diatas 2 tahun, harus duduk sendiri di kursi penumpang. Satu orang tua atau pengasuh hanya diijinkan memangku satu orang bayi. Walaupun begitu, bayi akan tetap lebih aman jika didudukan di kursi sendiri dengan menggunakan car seat dan menggunakan pengaman sendiri. Hal ini untuk menghindari bayi terhimpit oleh orang tua, apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pada turbulensi pesawat yang besar, bayi yang dipangku dapat saja terlepas dari pangkuan orang tua.

Pada maskapai penerbangan tertentu, bayi yang masih dipangku oleh orang tua tidak memerlukan tiket sendiri atau gratis; namun ada juga maskapai yang memberikan harga khusus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

  • Rencana perjalanan dengan baik dan datang lebih awal di bandara agar tidak tergesa-gesa. Ajak bayi bermain agar bayi lelah dan dapat tertidur pulas pada saat naik pesawat.
  • Adanya perbedaan tekanan selama berada di dalam pesawat dapat menyebabkan telinga menjadi sakit. Baik orang dewasa maupun bayi juga dapat mengalami hal yang sama. Untuk mengatasi nyeri tersebut usahakan agar bayi dapat terus mengunyah atau menyusu sehingga perbedaan tekanan menjadi berkurang. Bayi menyusu diusahakan pada saat pesawat akan lepas landas dan mendarat.
  • Pemasangan air plug juga dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan tekanan.
  • Pemilihan waktu keberangkatan pesawat sebaiknya disesuaikan dengan waktu tidur bayi. Jika perjalanan singkat dapat dipilih siang hari sesuai jam tidur siang bayi, sedangkan jika perjalanan jauh dapat dipilih pada malam hari.
  • Pemilihan tempat duduk di pesawat sebaiknya di bagian depan kabin. Selain daerah tempat duduk yang lebih luas, juga jauh dari mesin pesawat yang ada di bagian belakang. Duduk di bagian kabin belakang pesawat akan menimbulkan kebisingan yang lebih besar dibanding bagian kabin depan.
  • Usahakan agar bayi tetap merasa nyaman dan tidak bosan selama berada di dalam pesawat. Orang tua dapat menggendong bayi berjalan-jalan di keliling pesawat agar tidak bosan, dibacakan dongeng atau diajak bermain.
  • Perhatikan juga popok bayi, diusahakan untuk diganti secara teratur agar tidak meningkatkan resiko infeksi di dalam pesawat.
  • Pastikan bayi tidak mengalami dehidrasi karena suhu udara di dalam kabin cenderung dingin dan kering. Perbanyak konsumsi susu formula atau dengan memberikan ASI. Pakaikan selimut, topi, sarung tangan dan kaos kaki agar bayi tidak kedinginan.
  • Persiapkan semua kebutuhan bayi dalam satu tas yang dapat dibawa di kabin sehingga memudahkan untuk memenuhi kebutuhan bayi selama di dalam pesawat. Peraturan penerbangan yang membatasi jumlah cairan yang boleh masuk ke dalam kabin yaitu maksimal 100 ml, tidak berlaku untuk susu, makanan dan keperluan perlengkapan bayi.
  • Biasakan cuci tangan sebelum menyentuh bayi atau menyiapkan peralatan bayi guna menghindari infeksi kuman-kuman yang ada di pesawat kepada bayi.

Beberapa barang yang harus dibawa di dalam tas kabin antara lain :

  • Susu dan makanan pendamping­­­­, air panas dapat dibawa sendiri atau minta ke pramugari.
  • Popok dan tissue basah
  • Pakaian ganti
  • Selimut
  • Mainan favorit
  • Celemek menyusui

17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vetter-Laracy, Susanne & Rodriguez, Borja & Peña-Zarza, Jose & Gil, Jose & Figuerola, Joan. (2016). Hypoxia Challenge Testing in Neonates for Fitness to Fly. PEDIATRICS. 137. 10.1542/peds.2015-2915.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/294719832_Hypoxia_Challenge_Testing_in_Neonates_for_Fitness_to_Fly)
Bossley, Cara & Balfour-Lynn, I. (2008). Taking young children on aeroplanes: What are the risks?. Archives of disease in childhood. 93. 528-33. 10.1136/adc.2007.122952.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/5567574_Taking_young_children_on_aeroplanes_What_are_the_risks)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app