Terapi Listrik Untuk Penanganan Stroke

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Terapi Listrik Untuk Penanganan Stroke

Sebagian besar perawatan stroke medis yang banyak digunakan saat ini bertujuan untuk mencegah penyebaran gumpalan darah di dalam pembuluh darah yang memasok otak. 

Beberapa perawatan stroke yang sangat populer seperti aktivator jaringan plasminogen (tPA) dan trombolisis intra-arterial berfungsi untuk melarutkan gumpalan darah dengan tujuan mengatasi sumbatan pembuluh darah di otak. 

Perawatan pengencer darah dan pembekuan darah ini dianggap revolusioner, tetapi juga berpotensi menimbulkan efek samping yang serius.

Setiap organ dalam tubuh, otak membutuhkan pasokan darah yang cukup untuk pengiriman oksigen dan nutrisi penting untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan berfungsi. 

Sel-sel saraf di otak sebenarnya bekerja satu sama lain dengan cara yang unik, yaitu melalui sinyal listrik yang terkoordinasi. Ketika otak mengalami kerusakan akibat stroke, kemampuan otak untuk mengirim dan menerima sinyal listrik menjadi sangat terganggu.

 Jadi, perawatan jaringan otak yang rusak dengan menggunakan stimulasi listrik secara langsung mungkin dapat membantu menghidupkan kembali kemampuan otak untuk dapat berfungsi dengan baik.

Apakah stimulasi listrik dapat membantu menyembuhkan cedera otak yang disebabkan oleh Stroke?

Sebuah penelitian yang menggambarkan eksperimen penelitian mengenai efek stimulasi listrik otak yang dilakukan di Universitas Queensland pada tahun 2014, menunjukkan bahwa stimulasi listrik kulit kepala yang non-invasif dapat menghasilkan perubahan pada aktivitas otak, seperti yang ditunjukkan oleh MRI otak fungsional. 

Penelitian baru ini mungkin membuka pintu ke metode baru pengobatan stroke atau pencegahan stroke menggunakan terapi stimulasi listrik otak.

Stimulasi listrik dapat memberikan berbagai manfaat yang mungkin dapat digunakan sebagai terapi untuk mengembalikan fungsi otak di kemudian hari. Berikut adalah 5 manfaat stimulasi listrik sebagai metode pemulihan stroke:

Ketika otot menjadi lumpuh setelah mengalami stroke, stimulasi listrik dapat membantu untuk menginduksi terjadinya gerakan, yang sangat penting untuk pemulihan. Setelah seseorang mengalami stroke, mereka akan mengalami keterbatasan gerakan. 

Stimulasi listrik yang disertai dengan rehabilitasi medis, dinilai dapat membantu proses pemulihan dari kelumpuhan dengan lebih cepat dan efektif.

  • Meningkatkan gerakan fungsional

Terapi stimulasi listrik dapat dilakukan dengan waktu terbatas (seperti 20 menit per sesi), atau menggunakan perangkat yang dapat dipakai sepanjang waktu. Perangkat tersebut dapat memberikan stimulasi saat menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu dalam menjalani kehidupan secara fungsional.

  • Mengurangi kekakuan berlebihan akibat Stroke

Saat seseorang mengalami masalah pada otak, otot-otot rangka akan menjadi terlalu kaku sehingga anggota gerak kehilangan fungsinya. 

Karena kekakuan disebabkan oleh komunikasi otak-otot, Anda dapat mengobati kekakuan dengan mengaktifkan neuroplastisitas, yang meningkatkan koneksi otak-otot Anda dengan menggunakan stimulasi listrik dan latihan rehabilitasi.

  • Berpotensi meningkatkan masalah sensorik

Stimulasi dari stimulasi listrik berpotensi membantu meningkatkan masalah sensorik setelah stroke. Contoh masalah sensorik termasuk mati rasa, kesemutan, atau sensasi panas / dingin (atau apa pun yang mengurangi kepekaan kulit terhadap rangsangan).

Tidak ada banyak penelitian mengenai stimulasi listrik yang dapat memperbaiki fungsi sensorik, tetapi jika metode ini layak dicoba.

  • Meningkatkan efektivitas botox

Botox adalah pengobatan yang berguna untuk mengatasi kekakuan pasca stroke. Botox digunakan untuk membantu mengendurkan otot-otot untuk sementara waktu dengan menghalangi sinyal-sinyal yang memerintahkan otot-otot untuk mengencang.

Botox hanya memiliki efek yang sementara, oleh karena itu penggunaan botox paling baik bila dikombinasikan dengan latihan rehabilitasi untuk mengaktifkan neuroplastisitas dan menciptakan efek yang lebih permanen. 

Menambahkan stimulasi listrik pada kombinasi terapi botox dan rehabilitasi medis sebagai terapi lapis ketiga, akan meningkatkan tingkat kelenturan secara lebih signifikan.

Stimulasi listrik untuk pemulihan Stroke

Stimulasi listrik dapat sangat bermanfaat bagi penderita stroke karena membantu mengaktifkan neuroplastisitas dan membawa pergerakan ke otot yang terkena.

Stimulasi listrik untuk pemulihan stroke dapat membantu meringankan berbagai efek yang ditimbulkan pasca stroke seperti kelumpuhan, kekakuan, dan masalah sensorik. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Anda harus menggabungkan terapi stimulasi listrik dengan terapi lain yang sudah terbukti manfaatnya. 

Selain itu Andaperlu melakukan perawatan-perawatan di atas dengan dokter yang memiliki izin dan lisensi yang resmi.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Review of devices used in neuromuscular electrical stimulation for stroke rehabilitation. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5576704/)
Electrical stimulation as a means for achieving recovery of function in stroke patients. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19713618)
Electrical Stimulation for Stroke Patients: Benefits, Uses, and Safety. Flint Rehab. (https://www.flintrehab.com/2019/electrical-stimulation-for-stroke-patients/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app