Suntik Hormon Testosteron, Kenali Manfaat dan Risikonya

Dipublish tanggal: Nov 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Suntik Hormon Testosteron, Kenali Manfaat dan Risikonya

Secara alami, tubuh pria mampu menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi untuk memproduksi sperma dan mempertahankan gairah seks. Seiring bertambahnya usia, produksi hormon testosteron akan kian menurun. Selain itu, ada juga yang tidak mampu menghasilkan hormon testosteron secara maksimal karena alasan tertentu, sehingga membutuhkan suntik hormon testosteron.

Apa fungsi hormon testosteron?

Hormon testosteron diproduksi oleh testis alias buah zakar. Ada banyak fungsi hormon testosteron dalam tubuh, antara lain untuk menguatkan massa otot dan  kepadatan tulang.

Selain itu, fungsi hormon testosteron juga memengaruhi pertumbuhan rambut dan produksi sel darah merah dalam tubuh. Keberadaan hormon ini juga penting untuk memproduksi sperma dan meningkatkan gairah seks. 

Secara alami, produksi hormon testosteron pada pria akan menurun ketika sudah memasuki usia 30 tahun. Terdapat berbagai gejala penurunan hormon testosteron, antara lain:

  • Kenaikan berat badan secara drastis 
  • Kulit tampak kemerahan dan panas
  • Mudah berkeringa 
  • Jantung berdebar lebih cepat

Selain itu, ada sejumlah gangguan medis yang membuat beberapa pria tidak mampu menghasilkan hormon testosteron dengan maksimal. Sebagai solusinya, maka terkadang diperlukan suntik hormon testosteron agar kadarnya tetap normal dalam tubuh.

Baca Selengkapnya: 4 Fungsi Testosteron dan Cara Meningkatkannya

Apa manfaat suntik hormon testosteron?

Pemberian hormon testosteron bisa menjadi solusi bagi pria yang kadar testosteronnya tidak cukup atau terganggu. Selain dalam bentuk suntik, terapi hormon testosteron juga bisa diberikan dalam bentuk gel, koyo, atau pelle.

Pada beberapa kasus, dokter dapat langsung memasukkan hormon ini ke dalam tubuh melalui implan. Namun, pemberian obat mengandung testosteron ini jarang dilakukan karena berpotensi menganggu kerja organ hati. 

Manfaat suntik hormon testosteron yang paling utama adalah membantu meningkatkan kadar testosteron yang terganggu dalam tubuh. Hal ini bisa memberikan fungsi yang berbeda, mulai dari meningkatkan gairah, menguatkan massa otot, hingga kepadatan tulang.

Pemberian suntik hormon testosteron tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pasien harus melakukan serangkaian tes kesehatan dan pemeriksaan kadar testosteron dalam darah terlebih dahulu.

Pada beberapa kasus, dokter juga akan menyarankan pasien untuk melakukan berbagai tes darah secara lengkap. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memastikan pemberian hormon testosteron tidak akan menganggu jumlah sel darah merah. 

Pada umumnya, suntik hormon testosteron dilakukan secara teratur setiap 1-2 minggu sekali. Penyuntikan ini juga bisa dilakukan dalam waktu yang lebih lama, tergantung kondisi kesehatan pasien.

Sekitar 2-3 hari setelah suntik hormon testosteron, produksi testosteron dalam tubuh bisa jadi sangat tinggi. Namun, hormon testosteron akan kembali menurun pada penyuntikan berikutnya.

Kadar hormon testosteron umumnya akan kembali pulih setelah 6 minggu melakukan terapi. Penambahan massa otot juga baru bisa dirasakan setelah 3-6 bulan setelah penyuntikan.

Baca Juga: 8 Bahan Makanan yang Dapat Meningkatkan Kadar Testosteron Anda

Waspadai risiko suntik hormon testosteron bagi tubuh

Memang suntik hormon ini memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh para pasien. Namun, bukan berarti suntik hormon testosteron ini tidak memiliki risiko. 

Ada berbagai efek samping suntik hormon testosteron yang mungkin terjadi, antara lain:

Meski ada banyak manfaat suntik hormon testosteron, terapi ini tidak diperuntukkan bagi semua pria. Suntik testosteron tidak dianjurkan bagi pria yang mengalami gagal jantung, pembesaran prostat jinak, kanker prostat, dan pembekuan darah.

Alih-alih bermanfaat, pengobatan ini justru akan memperparah penyakit tersebut. Seseorang yang memiliki kadar sel darah merah yang tinggi juga tidak dianjurkan untuk menjalankan suntik hormon ini. 

Bagi pria yang sudah memasuki usia lanjut, suntik hormon testosteron tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, suntik hormon ini akan memberikan dampak yang buruk terhadap penderita kanker prostat karena berpotensi semakin meningkatkan risiko kanker.

Baca Juga: Bagaimana Kondisi Tubuh Saat Hormon Testosteron Terlalu Banyak Atau Kurang?

Dibalik manfaat dan risiko suntik hormon testosteron, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Pertimbangkan baik-baik dan sesuaikan lagi dengan kondisi dan kebutuhan Anda.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Subcutaneous Injection of Testosterone Is an Effective and Preferred Alternative to Intramuscular Injection: Demonstration in Female-to-Male Transg... National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28379417)
Relationship Between Testosterone and Erectile Dysfunction. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1476110/)
Testosterone (Intramuscular Route, Subcutaneous Route) Side Effects. Mayo Clinic. (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/testosterone-intramuscular-route-subcutaneous-route/side-effects/drg-20095183?p=1)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app