Rokok Mengobati atau Memicu Skizofrenia?

Dipublish tanggal: Mei 29, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Rokok Mengobati atau Memicu Skizofrenia?

Skizofrenia merupakan kondisi gangguan mental dimana penderita mengalami gejala seperti delusi, kacau dalam berpikiran dan bertingkah laku serta halusinasi. Aktivitas merokok telah sejak lama dihubungkan dengan gangguan mental skizofrenia ini.

Hanya saja, masih banyak perdebatan di kalangan ahli mengenai apakah merokok justru menjadi pemicu skizofrenia ataukah malah mengobati. Berikut ulasannya.

Pendapat merokok menjadi pemicu Gejala Skizofrenia

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry menunjukkan bahwa terjadi peningkatan risiko sebesar tiga kali lipat untuk mengalami gejala skizofrenia bagi orang yang merokok dibandingkan orang yang tidak merokok.

Tim riset ini merekap ulang temuan dari 61 studi sebelumnya yang melibatkan sebesar 15 ribu perokok aktif dengan 273 ribu orang yang bukan perokok. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien dari kalangan perokok yang mengalami episode pertama dari gejala gangguan mental skizofrenia sebanyak 57%. 

Selain itu, tim riset juga menemukan bahwa gejala skizofrenia akan muncul rata-rata satu tahun lebih cepat kepada perokok berat dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Hasil riset ini membuat keraguan pada hipotesis teori sebelumnya yang mengatakan bahwa perokok menggunakan rokok untuk mengobati diri mereka sendiri sebagai hubungan antara kebiasaan merokok dan kondisi psikologis. 

Padahal, menurut hasil temuan ini memperlihatkan bahwa para perokok ini umumnya memang terlebih dahulu menjadi seorang perokok rutin baru kemudian mengalami gejala skizofrenia sebagai dampak dari rokok tersebut pada kesehatan psikis mereka.

Kelebihan zat dopamin pada tubuh diduga memainkan peranan kunci bagi munculnya gejala skizofrenia. Kemungkinannya adalah bahwa zat nikotin yang dihirup perokok akan menyebabkan kenaikan pelepasan dopamin yang menyebabkan munculnya gejala skizofrenia.

Pendapat merokok mengobati Gejala Skizofrenia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Washington University School of Medicine di tahun 2014 menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki riwayat gangguan mental berat seperti Skizofrenia akan memiliki kemungkinan sebesar 5 kali lipat untuk menjadi perokok berat. 

Hasil penelitian ini kemudian dibuktikan lebih lanjut oleh tim gabungan dari berbagai ilmuwan mancanegara yang menunjukkan bahwa kandungan zat nikotin dalam rokok kemungkinan dapat bekerja memperbaiki tempat otak yang bermasalah akibat Skizofrenia.

Akar penelitian dari tim ilmuwan ini berfokus pada apa yang disebut sebagai hypofrontality. Hypofrontality merupakan kondisi dimana terjadi penurunan kemampuan pada korteks prefrontal otak yang kemudian akan berpengaruh pada masalah kognitif yang meliputi kesulitan mengambil keputusan hingga gangguan memori. 

Para peneliti dari Institut Pasteur di Paris dan University of Colorado meneliti tikus lab yang sebelumnya mengalami mutasi genetik CHRNA5, yang sebelumnya dikaitkan dengan meningkatnya risiko gejala skizofrenia, juga berhubungan dengan gangguan terhadap fungsi lobus frontal otak.

Menurunnya aktivitas kemampuan lobus frontal otak terkait dengan kemampuan pemecahan masalah, penalaran, dan kontrol emosi serta diri. Gangguan pada bagian otak ini diduga dapat memicu timbulnya gejala gangguan mental seperti skizofrenia.

Sementara itu, peneliti mengatakan bahwa keberadaan nikotin justru akan memengaruhi fungsi reseptor di bagian otak sehingga dapat menjalankan kemampuan kognitif yang sehat. 

Hasil penelitian yang didasarkan dari tikus lab yang mengalami gejala skizofrenia ini menunjukkan ketika tikus diberikan sejumlah dosis nikotin rutin harian, maka aktivitas otak menunjukkan peningkatan selama dua hari pemberian dari yang sebelumnya lambat. Bahkan, hanya dalam waktu satu minggu, aktivitas pada otak sudah kembali normal.

Meski ada hasil penelitian yang mendukung nikotin, atau rokok sebagai pengobatan skizofrenia, namun banyak ahli kesehatan yang mendorong pasien tetap berhenti merokok sebagai tindakan pencegahan yang lebih utama.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Isuru, Amila & Rajasuriya, Mahesh. (2019). Tobacco smoking and schizophrenia: re-examining the evidence. The British journal of psychiatry. Supplement. 1-10. 10.1192/bja.2019.33. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/333610362_Tobacco_smoking_and_schizophrenia_re-examining_the_evidence)
Burning Need to Help Patients With Schizophrenia Quit Smoking. Medscape. (https://www.medscape.com/viewarticle/912115)
Nicotine may help treat schizophrenia, study finds. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/315446)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app