Rabies - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Rabies atau penyakit anjing gila termasuk penyakit yang sangat serius. Biasanya akan menyerang sistem saraf dan otak. Digolongkan sebagai penyakit yang mematikan dan harus ditangani segera.

Di Indonesia sendiri ada sampai 70 ribu kasus gigitan hewan yang dapat menularkan rabies. Dari semua kasus tersebut, ada 119 orang yang terkena rabies secara positif. Provinsi Bali menjadi tempat paling banyak memiliki kasus gigitan hewan penular rabies dan persentasenya mencapai 60%.

Sedangkan daerah lainnya ada di Riau yang memiliki persentase penularan sampai 74%. Selanjutnya Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Penyebabnya ditularkan oleh virus lyssaviruses.

Langkah-langkah Sederhana Mencegah Rabies

Menjaga Hewan Peliharaan
Saat Anda memiliki hewan peliharaan yang memiliki kemungkinan dapat menyebarkan rabies. Maka ada baiknya untuk menjaganya dengan hati-hati. 

Hindarkan hewan peliharaan Anda kontak langsung dengan hewan liar. Karena kita tidak akan tahu kondisi hewan liar tersebut.

Kemudian periksakan hewan Anda ke dokter jika mengalami sakit. Terutama saat terinfeksi, ada baiknya untuk segera membawanya ke dokter supaya mendapatkan penanganan yang baik. 

Hindari juga kelelawar masuk ke lingkungan rumah. Karena hewan yang satu ini sering dan banyak membawa bahaya untuk hewan lain.

Selain itu penyuntikan vaksin pada hewan peliharaan juga perlu dilakukan, tidak menyentuh hewan liar dan mendirikan pagar rumah yang aman.

Melakukan Vaksinasi Rabies
Selain menjaga hewan peliharaan, pemberian vaksin rabies juga sangat bermanfaat sebagai pencegahan. Terutama mereka yang memiliki risiko yang lebih tinggi terkena virus rabies.

Mulai dari orang yang tinggalnya berada di wilayah rawan rabies. Pecinta alam yang sering menjelajah gua dan hutan. Peneliti lapangan mengenai rabies, pengurus kebun binatang dan dokter hewan. 

Selain itu pekerja toko hewan, petugas laboratorium penanganan sampel virus rabies dan wisatawan daerah rawan rabies juga sangat rentan terkena serta perlu melakukan vaksinasi.

Vaksinasi rabies sendiri biasanya akan diberikan sampai 3 kali. Suntikan pertama, suntikan kedua setelah 7 hari dan suntikan ketiga setelah 21 hari sampai 28 hari dari suntikan kedua. 

Dalam hal ini, rangkaian vaksinasi sangat perlu dilakukan secara menyeluruh supaya sistem imun terbentuk dengan sempurna.

Ketahui Penyebab Rabies

Rabies sendiri virusnya dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Terutama hewan yang sebelumnya sudah terjangkit rabies. Maka seseorang dapat ikut terjangkit jika terkena air liur dan air liur tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan.

Bisa juga melalui cakaran, karena hewan biasanya sering menjilat bagian kuku-kukunya. Selain itu rabies juga bisa menjangkit manusia melalui luka dan terjilat oleh hewan yang sudah terinfeksi.

Penularan rabies dari manusia ke manusia juga masih dapat terjadi. Tapi sampai saat ini, penularan yang pernah terjadi karena adanya pencangkokan organ dan transplantasi.

Sedangkan untuk diagnosis dari penyakit rabies, sampai saat ini belum ada tes yang mampu mendeteksi seseorang yang sudah terinfeksi setelah digigit. Rabies bisa diketahui setelah virus selesai inkubasi dan mulai terjadi gejala-gejala yang akan timbul.

Oleh karena itu dalam menentukan diagnosis, dokter biasanya akan bertanya pada pasien apakah telah melakukan kunjungan tempat yang rawan rabies atau setelah digigit oleh hewan yang memiliki potensi membawa virus rabies atau tidak.

Gejala Terkena Rabies

Untuk gejalanya sendiri, virus rabies membutuhkan waktu inkubasi yang beragam. Tapi biasanya mulai dari 2 minggu sampai 3 bulan. Kasus yang paling cepat dapat terjadi hanya dalam waktu 4 hari saja.

Setelah orang tergigit hewan yang sudah terkena infeksi rabies, maka virus akan berkembang biak. Virus tersebut akan masuk ke dalam ujung saraf, 

menuju saraf tulang belakang dan otak. Kemudian virus akan menyebar mulai dari paru-paru, hati, kelenjar air liur, ginjal dan beberapa organ lainnya.

Sedangkan gejala yang terjadi pada manusia akan timbul rasa gatal pada bagian yang sudah terinfeksi, demam tinggi, terjadi perubahan perilaku dan takut terhadap air. Untuk gejala yang dialami oleh hewan hampir sama dengan manusia. 

Tapi tidak mengalami takut pada air atau hidrofobia. Saat gejala rabies masuk dalam tahap akhir, maka penderita Rabies baik hewan atau manusia akan segera mengalami kematian.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2014). Rabies in Dogs. (https://pets.webmd.com/dogs/rabies-dogs)
Stoppler, M. Emedicinehealth (2018). Rabies. (https://www.emedicinehealth.com/rabies/article_em.htm)
Johnson, S. Healthline (2015). Rabies. (https://www.healthline.com/health/rabies)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app