Penyebab Gigi Mudah Patah dan Cara Mencegahnya

Dipublish tanggal: Agu 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyebab Gigi Mudah Patah dan Cara Mencegahnya

Gigi Anda merupakan salah satu organ dalam tubuh yang dikenal sangat kuat. Namun ternyata ada beberapa faktor yang tetap dapat menyebabkan gigi Anda rusak dan patah. 

Ketika terkena sesuatu atau hal lainnya, gigi Anda bisa jadi akan patah sebagian atau bahkan bisa seluruhnya patah dan meninggalkan kesan gigi ompong. 

Namun, sebenarnya apa sajakah yang menyebabkan gigi Anda bisa mengalami patah ? Lalu, bagaimana cara mencegahnya ? Simak penjelasannya berikut ini.

Berbagai penyebab gigi mudah patah

Penyebab yang paling sering terjadi dan menyebabkan gigi seseorang patah adalah karena cedera yang menekan keras di area rahang, seperti jatuh tersungkur sampai wajah menyentuh tanah,aspal/lantai; wajah terbentur setir mobil ketika terlibat dalam kecelakaan lalu lintas dan cedera akibat aktivitas olahraga, contohnya wajah terhantam tendangan bola. 

Selain itu, pukulan dari benda tumpul ke wajah ketika berkelahi juga bisa mengakibatkan cedera di area mulut dan gigi Anda.

Selain hal di atas, menggigit benda keras, seperti es batu, ujung pensil/pulpen dan mengunyah makanan terlalu keras juga dapat memicu gigi Anda patah. 

Apalagi jika seseorang tersebut sudah pernah mengalami gangguan gigi seperti gigi berlubang, ditambal, atau pernah melakukan perawatan root canal, sampai terkikis akibat kebiasaan menggemeretakkan gigi atau disebut bruxism.

Kondisi gigi yang sudah lebih lemah/tidak utuh itu akan rentan patah karena dipaksa menahan beban lebih besar dari kemampuannya. Hal itu yang akan meretakkan permukaan gigi dan menyebabkannya patah.

Segeralah ke dokter gigi jika gigi patah

Ketika gigi hanya patah sebagian/sedikit mungkin tidak akan terasa sakit. Namun biasanya penyebabnyalah yang menimbulkan rasa nyeri di area mulut dan rahang Anda. 

Contohnya ketika jatuh/terpukul, untuk mengatasi rasa sakitnya, Anda bisa mengkonsumsi obat pereda nyeri, misalnya paracetamol dan berkumur dengan air garam hangat apabila gusi Anda terasa nyut-nyutan. 

Jika terjadi pendarahan di mulut, segera tekan sumber luka menggunakan kapas steril sampai darahnya berhenti.

Sebaiknya, Anda segera mengunjungi dokter gigi dalam waktu 24 jam setelah gigi patah, baik sedikit ataupun banyak dan apapun penyebabnya.  

Hal ini penting karena gigi patah bisa mengakibatkan saraf gigi mati dengan perlahan. Terlebih apabila bagian dalam gigi/dentin terbuka. Gigi mati/nekrosis akan mengakibatkan berbagai komplikasi ( abses/nanah di gigi). Ini akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi gigi.

Anda juga bisa membawa sisa patahan gigi Anda ke dokter jika masih memilikinya. Untuk beberapa kejadian, patahan gigi  tersebut bisa ditambal dan dipasang kembali. 

Akan tetapi hal tersebut tergantung pada luas dan dalamnya patahan gigi Anda. Apabila patahan gigi sampai email/dentin, gigi patah Anda bisa langsung ditambal kembali.

Namun, jika patahannya sampai menampakkan pulpa/saraf gigi, gigi Anda harus menjalani perawatan dahulu sebelum ditambal. 

Atau dibuatkan mahkota tiruan/crown gigi. Jika patahan gigi meluas sampai ke akar, sisa gigi biasanya harus dicabut untuk kemudian diganti gigi palsu.

Lalu, jika selama pemeriksaan dokter menemukan luka di gusi/pipi, hal tersebut juga harus segera ditangani untuk mencegah risiko infeksi.

Cara merawat gigi patah

Jika gigi patah Anda sudah dipasang dan utuh kembali, tetaplah harus dirawat dengan baik, karena gigi tersebut tetap beresiko mengalami patah kembali.

Terutama hindarilah tekanan yang terlalu keras di gigi Anda. Kemudian, janganlah mengunyah makanan keras di beberapa hari pertama setelah Anda melakukan perawatan serta sebaiknya hindari cedera di gigi.

Setelah melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi Anda di dokter, kebersihan gigi dan mulut juga harus tetap dijaga dengan baik. Sikatlah gigi dan berkumur 2 kali sehari. Rutinlah kontrol gigi ke dokter 3 hingga 6 bulan setelah gigi patah.

Cara mencegah supaya gigi tidak mudah patah

Sebenarnya, gigi patah dapat Anda hindari dengan menjaga kesehatan dan kebersihan gigi serta menghindarkannya dari cedera dengan hal berikut ini :

  • Hindari resiko cedera di area kepala dan wajah Anda;
  • Gunakanlah mouth guard/face cage saat Anda olahraga yang beresiko menyebabkan cedera tinggi, misalnya tinju/sepak bola;
  • Hindari kebiasaan buruk : menggeretakan gigi, gigit kuku/pensil, dan kebiasaan lain yang mengakibatkan gigi patah;
  • Jangan mengunyah makanan dengan terlalu keras dan makanan yang keras, misaknya es batu/tulang;
  • Selalu jaga kebersihan gigi supaya tidak berlubang; dan
  • Gunakanlah gigi tiruan pada gigi Anda yang ompong.

12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic Staff. (2017). Bruxism (teeth grinding): Overview. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bruxism/symptoms-causes/syc-20356095)
Kang SH, et al. (2016). Cracked teeth: Distribution, characteristics, and survival after root canal treatment. DOI: (http://www.jendodon.com/article/S0099-2399(16)00066-2/fulltext)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app