Penyebab Anus (Dubur) Gatal dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 7, 2019 Waktu baca: 3 menit
Penyebab Anus (Dubur) Gatal dan Cara Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Anus yang gatal akan terasa sangat mengganggu dan membuat ingin menggaruknya, padahal itu justru dapat memperburuk kondisi jika dilakukan secara berlebihan
  • Anus gatal yang dikenal juga dengan nama Pruritus Ani dapat disebabkan karena banyak hal, mulai dari masalah kulit, cebok berlebihan sampai dengan wasir
  • Untuk membantu mengobati anus yang gatal, Anda bisa mengoleskan krim atau salep hidrokortison, salep pelindung yang mengandung seng oksida (seperti Desitin, Balmex), obat antihistamin, ataupun obat anti parasit
  • Selain penggunaan obat atau krim, menjaga kebersihan juga perlu diterapkan dengan benar, antara lain membersihkan bagian anus dengan air bersih dan keringkan, hindari penyebab iritasi dan jangan menggaruknya
  • Pemeriksaan ke dokter juga diperlukan jika rasa gatal pada anus semakin parah yang mengganggu aktivitas, terjadi pendarahan dari anus, atau disertai dengan demam dan keluarnya nanah yang menyebabkan adanya kemungkinan infeksi

Mungkin Anda pernah mengalami bahkan tersiksa karena anus yang gatal. Memang ini merupakan keluhan yang sangat menganggu bagi siapa saja yang mengalaminya. 

Sekalinya anus terasa gatal, seolah-olah itu tak kunjung mereda dan membuat kita selalu ingin menggaruknya. Menggaruk memang dapat menenangkan untuk sementara waktu namun hal ini malah akan memperburuk kondisi apabila dilakukan secara berlebihan. 

Anus gatal dikenal juga dengan nama Pruritus Ani. Penyebab gatal-gatal pada anus bervariasi mulai dari masalah kulit, cebok berlebihan sampai dengan wasir

Penyebab Anus (Dubur) Gatal 

Berikut ini berbagai kemungkinan penyebab gatal pada dubur:

  • Iritasi kulit. Gesekan dan kelembaban dapat mengiritasi kulit sensitif di daerah anus. Iritasi ini kadang-kadang menyebabkan gatal-gatal di dubur. Parfum, pewarna dan agen pelunakan dalam produk seperti sabun dan kertas toilet juga dapat memicu iritasi dan gatal-gatal pada anus. 
  • Masalah pencernaan. Diare yang sering terjadi dapat menyebabkan iritasi lalu disusul dengan dubur gatal. BAB tak terkendali sehingga tinja bersentuhan dengan anus cukup lama dan tidak segera dibersihkan juga dapat menyebabkan hal ini.
  • Wasir atau ambeien merupakan salah satu penyebab gatal pada anus karena sering mengejan saat buang air besar dan mengalami gesekan.
  • Infeksi menular seksual seperti keputihan pada wanita juga dapat menyebabkan anus gatal. Pada anak-anak, parasit seperti cacing kremi sering menyebabkan gatal di dubur yang tidak hilang. Orang dewasa yang tinggal di dalam satu rumah juga dapat terinfeksi. Infeksi jamur juga dapat menyebabkan gatal-gatal di daerah anus.
  • Penyakit kulit. Dubur kadang terasa gatal sebagai akibat dari penyakit kulit tertentu, seperti psoriasis atau dermatitis kontak.
  • Kondisi medis lain. Seperti diabetes, gangguan tiroid dan tumor anus.

Cara Mengatasi Anus (Dubur) Gatal

Penting untuk mengetahui penyebab gatalnya anus untuk menentukan pemilihan obat dengan memeriksakan diri ke dokter. Anus yang gatal dapat diatasi dengan cepat menggunakan obat-obatan berikut:

  • Krim atau salep hidrokortison. Oleskan tipis pada daerah yang gatal untuk mengurangi peradangan dan  rasa gatal. Bila penyebabnya alergi
  • Salep pelindung yang mengandung seng oksida (Desitin, Balmex).
  • Antihistamin. Apabila gejala memburuk di malam hari, dokter mungkin meresepkan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal agar bisa cepat tidur. Selain sebagai obat gatal dubur, antihistamin juga bisa digunakan untuk mengatasi gatal yang disebabkan oleh masalah lainnya.
  • Obat anti parasit. Yaitu obat cacing yang berfungsi untuk mengobati infeksi akibat cacing kremi. 

Selain penggunaan obat, terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan di rumah:

  • Cebok dengan lembut. Segera cuci area anus setelah buang air besar. Jangan menggosok kuat atau menggunakan tissue toilet yang kasar.
  • Keringkan. Setelah mencuci bersih, keringkan dengan tissue atau kain yang lembut sebelum mengenakan celana.
  • Jangan digaruk. Sering menggaruk malah akan memperberat iritasi dan menyebabkan peradangan persisten. Jika tahan dengan rasa gatal, gunakan kompres dingin pada anus yang gatal atau mandi menggunakan air hangat.
  • Kenakan pakaian katun dan pakaian longgar. Hal ini untuk menjaga daerah anus tetap kering. Sebaliknya hindari pakaian ketat dan rapat seperti jeans.
  • Hindari Penyebab Iritasi. Hindari sabun yang menghasilkan banyak busa, deodorant genital, sabun dengan parfum, tissue basah. Gunakan tissue toilet yang tidak mengandung parfum.
  • Gunakan pelembab. Beberapa pelembab seperti zync oxide atau petroleum jelly (Vaseline) dapat menjaga kelembaban anus.
  • Kurangi atau hindari minuman mengandung kafein, minuman berkarbonasi, makanan pedas, makan terlalu asam dan makanan lain yang biasanya dapat menyebabkan diare. Hindari terlalu sering menggunakan obat pencahar.
  • Makan makanan berserat untuk menghindari tinja keras yang melukai daerah anus.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian besar anus yang gatal tidak memerlukan perawatan medis. Namun, periksakanlah ke dokter apabila:

Pruritus ani persisten mungkin berkaitan dengan kondisi kulit atau masalah kesehatan lainnya yang membutuhkan perawatan medis.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Nasseri Y, et al. Pruritus ani: Diagnosis and treatment. Gastroenterology Clinics of North America. 2013;42:801.
Bope ET, et al. General principles of treatment. In: Conn's Current Therapy 2018. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2018. https://www.clinicalkey.com.
Breen E, et al. Approach to the patient with anal pruritus. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app