Kanker Tiroid - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel-sel kelenjar tiroid secara tidak terkontrol dan terus-menerus ke arah keganasan sehingga terbentuk suatu massa abnormal di kelenjar tiroid. Pada kondisi ini, maka terlihat adanya benjolan di leher bagian depan disertai dengan gejala-gejala seperti suara serak, sulit menelan, bahkan kesulitan bernafas.

Kelenjar tiroid itu sendiri menurpakan organ berbentuk seperti kupu-kupu dengan 2 lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri, berada di bagian depan leher. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan hormon tiroid yang berperan untuk membantu tubuh melakukan metabolisme dan menghasilkan energi.

Kanker sendiri sebenarnya berasal sel normal yang ada di dalam tubuh, tetapi karena pengaruh dari faktor-faktor tertentu, mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol. Karakteristik dari sel kanker adalah terus tumbuh tanpa terkontrol, dapat mendesak atau menginvasi jaringan sekitarnya dan juga dapat menyebar ke organ lain yang letaknya berjauhan melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe disebut dengan metastasis.

Angka kejadian kanker tiroid ini cukup jarang, sekitar kurang dari 1% dari angka kejadian hipertiroid. Dan biasanya memberikan prognosis yang baik karena dapat dideteksi sejak awal dan dapat sembuh sempurna.

Baca juga: 3 Penyakit Kelenjar Tiroid yang Perlu Anda Tahu

Apa gejala kanker tiroid?

Kanker tiroid tidak selalu menyebabkan gejala. Namun apabila timbul gejala, keluhan yang biasa terjadi antara lain :

Apa penyebab kanker tiroid?

Penyebab utama dari terjadinya kanker tiroid tidak diketahui secara pasti. Namun terjadinya kanker diduga karena adanya mutasi (perubahan) dari materi genetik sel-sel kelenjar tiroid sehingga sel-sel tersebut terus tumbuh. Penyebab terjadiya perubahan materi genetik tersebut juga tidak diketahui.

Selain itu ada faktor-faktor resiko yang memungkinkan seseorang terkena kanker tiroid. Walaupun memiliki resiko tinggi, belum tentu orang tersebut akan terkena kanker tiroid. Berikut beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker tiroid antara lain :

  • Jenis kelamin. Wanita memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan pria dengan perbandingan  3:1.
  • Usia. Kanker tiroid dapat terjadi pada usia berapapun, namun pada wanita paling sering terjadi pada usia diatas 30 tahun, sedangkan pada pria sering terjadi pada usia diatas 60 tahun.
  • Faktor keturunan. Hanya sebagian kecil dari jenis kanker yang dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sebagian besar pasien lainnya tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker tiroid.
  • Faktor makanan. Penyakit ini banyak terjadi pada populasi penduduk yang memiliki kebiasaan asupan iodine atau yodium rendah.
  • Obesitas. Orang obesitas memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena.
  • Paparan radiasi. Orang yang sering terpapar sinar radiasi akan memiliki resiko lebih besar. Sebagai contoh pasien yang menjalani radioterapi di daerah leher, kepala atau dada.

Penegakan Diagosis

Karena seringkali tidak menimbulkan gejala, maka kanker tiroid seringkali diketahui secara tidak sengaja pada saat pasien melakukan pemeriksaan rutin di dokter. Dokter akan melihat dan meraba adanya benjolan di leher bagian depan.

Penegakan diagnosis pasti biasanya dengan tindakan biopsi dimana dokter akan mengambil sedikit jaringan dari benjolan kelenjar tiroid dengan menggunakan jarum yang sangat tipis, kemudian jaringan tersebut diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat ada tidaknya tanda-tanda keganasan. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan USG di bagian leher untuk mengetahui kondisi kelenjar tiroid dan juga pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

Langkah Pengobatan Kanker Tiroid

Tindakan pengobatan yang dilakukan untuk kanker tiroid tergantung dari usia pasien, jenis, dan juga stadium kanker tiroid.

  • Operasi

Tindakan utama untuk mengatasi kanker tiroid adalah dengan operasi. Operasi yang dilakukan dapat bertujuan untuk membuang massa tumor atau seluruh kelenjar tiroid, tergantung dari ukuran tumor dan sejauh mana sel-sel kanker sudah menyebar. Apabila hanya salah satu lobus yang dibuang maka disebut lobectomy, namun apabila seluruh kelenjar tiroid yang dibuang maka disebut total thyroidectomy.

  • Terapi radioaktif iodine

Seluruh sel-sel kelenjar tiroid normal maupun sel-sel kanker pada kelenjar tiroid sangat mudah menyerap iodine. Iodine dapat digabungkan dengan zat radioaktif atau obat-obatan lain untuk membunuh sel kanker. Terapi ini sangat efektif untuk mengatasi kanker tiroid.

Biasa dilakukan apabila kanker tiroid sudah bermetastasis ke tempat yang jauh. Tindakan operasi dan penggunaan zat radioaktif ini sudah tidak efektif lagi untuk menjangkau sel-sel kanker yang sudah bermetastasis.

Prognosis

Walaupun setelah diobati kanker tiroid dapat sembuh secara total, namun kemungkinan sel kanker untuk timbul lagi masih tetap ada. Oleh karena itu, pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter secara rutin dan melakukan pemeriksaan laboratorium darah untuk mengetahui kadar thyroglobulin, yaitu protein yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar tiroid normal dan sel-sel kanker tiroid.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2016). Thyroid Cancer - What Increases Your Risk. (https://www.webmd.com/cancer/risk-thyroid-cancer)
WebMD (2016). Thyroid Cancer Directory. (https://www.webmd.com/cancer/what-is-thyroid-cancer)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Thyroid Cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/thyroid-cancer/symptoms-causes/syc-20354161)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app