Penjelasan Pil KB: Jenis, Cara Memakai, dan Keefektifan

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Penjelasan Pil KB: Jenis, Cara Memakai, dan Keefektifan

Pil kontrasepsi (biasanya disebut pil KB) merupakan pil yang bisa dikonsumsi harian yang mengandung hormon untuk mengubah cara kerja tubuh dan dapat mencegah kehamilan. 

Hormon yang dimaksud dalam kasus ini adalah hormon yang mengontrol ovarium dan uterus. Untuk informasi lebih lengkapnya, silahkan simak ulasannya di bawah ini.

Jenis-jenis pil KB

Kebanyakan pil KB mengandung kombinasi dari hormon estrogen dan progesteron untuk mencegah terjadinya ovulasi.  Seorang wanita tidak dapat hamil jika ia tidak berovulasi karena tidak ada sel telur yang dapat dibuahi.  

Dengan demikian, pil ini juga berfungsi menebalkan lendir dan sekitar serviks, sehingga semakin mempersulit sperma untuk memasuki uterus dan mencapai sel telur yang sudah dilepas.

Kebanyakan pil KB terdiri dari paket penggunaan 21 hari ataupun 28 hari. Satu pil hormone dapat dikonsumsi setiap hari pada saat yang sama dalam 21 hari.  Dalam penggunaannya, anda dapat berhenti mengkonsumsi pil kontrasepsi untuk 7 hari (untuk paket 21 hari) atau Anda dapat mengkonsumsi pil yang tidak mengandung hormon selama 7 hari (untuk paket 28 hari).  

 Ada pula tipe kombinasi pil yang efeknya dapat menurunkan frekuensi menstruasi dengan memberikan pil hormon selama 12 minggu dan pil penawarnya selama 7 hari. Pil ini menurunkan frekuensi menstruasi menjadi satu kali setiap tiga bulan.

Jenis lain dari pil yang dapat mengubah frekuensi menstruasi adalah pil progesteron dengan dosis yang rendah, biasanya disebut “pil mini”. Tipe pil kontrasepsi ini berbeda dari komposisinya.  

Pil ini bekerja dengan menghambat proses ovulasi.  Pil mini juga dikonsumsi setiap hari tanpa ada jeda, jadi penggunaannya bisa dibilang full setiap harinya. Seorang wanita yang mengonsumsi pil mini mungkin saja tidak mengalami menstruasi sama sekali atau tetap menstruasi tapi tidak teratur, ini merupakan efek samping dari penggunaan pil ini.

Bagaimana cara menggunakan pil KB?

Pil KB jenis apapun dapat bekerja dengan baik jika diminum setiap harinya pada jam yang sama agar mendapat efek yang maksimal.  Syarat ini berlaku terutama untuk penggunaan pil progesteron.  

Pada 7 hari pertama saat mengkonsumsi pil, seorang wanita masih harus menggunakan tambahan alat kontrasepsi seperti kondom, untuk mencegah agar kehamilan tidak terjadi. Setelah 7 hari, pil dapat bekerja sendiri untuk menghambat proses ovulasi Namun, Anda tetap perlu menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit seksual.

Jika konsumsi pil terlewat atau terlupakan dan tidak sesuai dengan aturan pakai, Anda tidak akan terlindung dari kehamilan dan akan diperlukan cadangan kontrasepsi, seperti kondom. Bahkan, jika diperlukan, Anda harus berhenti melakukan seks untuk sementara.

Seberapa efektifkah pil KB?

Berdasarkan survei yang dilakukan, dalam setahun, sekitar 8 dari 100 pasangan yang bergantung pada pil KB untuk mencegah kehamilan. Tentu saja hal ini relatif dan tergantung pada apakah mengikuti pentunjuk mengonsumsi pilnya setiap hari atau tidak. Pil ini merupakan alat kontrasepsi, tetapi melewatkannya untuk 1 hari saja dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan.

Secara umum, seberapa baik kerja dari pil KB tergantung dari berbagai faktor. Salah satunya yaitu, kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani pengobatan lain, atau sedang mengkonsumsi suplemen herbal yang dapat menghambat kerja pil kontrasepsi seperti penggunaan antibiotik atau herbal.  

Seberapa baik metode kontrasepsi juga bergantung pada metode yang dipilih sudah cukup nyaman dan apakah seseorang ingat untuk memakainya secara teratur.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Risk of venous thromboembolism among users of drospirenone-containing oral contraceptives. (2012) (http://www.acog.org/Resources-And-Publications/Committee-Opinions/Committee-on-Gynecologic-Practice/Risk-of-Venous-Thromboembolism)
Progestin-only hormonal birth control: Pill and injection. (2014, July) (http://www.acog.org/Patients/FAQs/Progestin-Only-Hormonal-Birth-Control-Pill-and-Injection#work)
Mosher, W. D., Jones, J. (2010). Use of contraception in the United States: 1982–2008. Vital and Health Statistics, 23(29) (http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_23/sr23_029.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app