HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR SCIENTIA INU KIRANA
Ditinjau oleh
DR SCIENTIA INU KIRANA

Pengaruh Kepribadian Introvert dan Ekstrovet terhadap Kesehatan

Berbicara mengenai kepribadian tentu tidak sebatas apakah Anda termasuk seorang introvert atau ekstrovert. Bahkan setiap orang tidak sepenuhnya termasuk tipe introvert atau ekstrovert, dan juga bisa mereka merupakan kombinasi dari keduanya. Kepribadian lebih rumit dari sekedar itu.Beberapa penelitian menyebutkan hubungan antara tipe kepribadian dengan kesehatan. Berikut ini beberapa contohnya:
Dipublish tanggal: Jul 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 20, 2019 Waktu baca: 3 menit
Pengaruh Kepribadian Introvert dan Ekstrovet terhadap Kesehatan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Orang yang memiliki tipe kepribadian introvert biasanya cenderung lebih diam, pemalu, dan terkesan antisosial.
  • Orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert biasanya cenderung lebih mudah bergaul, lebih percaya diri, dan menyukai bersosialisasi.
  • Seorang introvert memiliki tingkat gairah kortikal yang lebih tinggi terhadap rangsangan dari luar seperti suara dan pemandangan, sehingga mudah stres.
  • Seorang ekstrovert lebih menyukai menghabiskan waktu mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan luar, sehingga energinya cepat habis.
  • Beda introvert dan ekstrovert dapat dilihat dari kekebalan. Orang yang ekstrovert cenderung memiliki sistem imun yang kuat daripada introvert.

Tipe kepribadian seseorang biasanya dapat dengan mudah ditebak melalui caranya bersikap. Orang yang memiliki tipe kepribadian introvert biasanya cenderung lebih diam, pemalu, dan terkesan antisosial. Sedangkan orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert biasanya cenderung lebih mudah bergaul, lebih percaya diri, dan menyukai bersosialisasi. Beda introvert dan ekstrovert ini tentu bisa dilihat dengan jelas.

Selain itu, ternyata tipe kepribadian seseorang dapat mempengaruhi kesehatan. Bagaimana bisa? Simak uraian selengkapnya di bawah ini.

Beda introvert dan ekstrovert dan pengaruhnya terhadap kesehatan

Berbicara mengenai kepribadian tentu tidak sebatas apakah Anda termasuk seorang introvert atau ekstrovert. Bahkan setiap orang tidak sepenuhnya termasuk tipe introvert atau ekstrovert, dan juga bisa mereka merupakan kombinasi dari keduanya. Kepribadian lebih rumit dari sekedar itu.

Beberapa penelitian menyebutkan hubungan antara tipe kepribadian dengan kesehatan. Berikut ini beberapa contohnya:

1. Introvert merupakan seorang pemikir keras

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa seorang introvert cenderung memproses stimulasi. Ia akan memiliki lebih banyak aktivitas di otak untuk memproses informasi, membuat makna, dan pemecahan masalah. 

Tak jarang seorang introvert selalu memiliki keputusan yang benar-benar dipersiapkan dengan segala pertimbangan yang dimilikinya. 

Baca Juga: Mengenal Kepribadian Orang Introvert, Anda Salah Satunya?

2. Introvert lebih mudah stres dalam menghadapi situasi sosial

Beda introvert dan ekstrovert juga dapat dilihat dari cara mereka menghadapi masalah. Biasanya, orang yang memiliki tipe kepribadian introvert cenderung mudah merasa cemas dan menimbulkan gejala depresi.

Tipe kepribadian introvert juga mempengaruhi bagaimana seseorang mengelola stres yang sedang dialaminya. Seorang introvert akan merasa tidak nyaman ketika berada dalam keramaian. 

Hal tersebut dikarenakan seorang introvert memiliki tingkat gairah kortikal yang lebih tinggi terhadap rangsangan dari luar seperti suara dan pemandangan. Akibatnya, mereka akan mudah stres daripada seorang ekstrovert.

Tetapi tidak semua orang introvert benci keramaian, beberapa dari mereka lebih memilih berinteraksi dengan lingkungan yang lebih kecil sehingga dianggap lebih intens. Berbeda dengan ekstrovert yang lebih menyukai suasana ramai.

Baca Juga: Bagaimana Cara Orang Introvert Menjalin Koneksi dengan Orang Lain?

3. Ekstrovert lebih susah konsentrasi saat mengantuk

Seorang ekstrovert lebih menyukai menghabiskan waktu mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan luar. Maka tak heran jika energi mereka cenderung habis saat melakukan interaksi sosial. 

Beda introvert dan ekstrovert dibuktikan dari penelitian yang dilakukan Walter Reed Army Institute pada tahun 2010. Dalam strudi tersebut menyatakan bahwa introvert lebih baik menahan rasa kantuk akibat kurang tidur jika dibandingkan dengan orang ekstrovert. 

Selain itu, seorang introvert mempunyai rangsangan kortikal di otak yang lebih tinggi sehingga mereka lebih bisa konsentrasi saat mengantuk jika dibandingkan dengan orang ekstrovert. Karena susah konsentrasi, orang ekstrovert menjadi gegabah dalam mengambil keputusan.

4. Ekstrovert memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat

Seorang ekstrovert lebih menyukai lingkungan luar, sehingga ia akan terbiasa dan lebih kebal terhadap bakteri atau virus. Selain itu, sikap semangat yang dimiliki oleh ekstrovert dianggap dapat mempengaruhi sistem imunitas tubuh karena rasa bahagia mampu menaikan sistem imunitas tubuh. 

Beda introvert dan ekstrovert dalam hal kekebalan tubuh sudah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh University of Nottingham dan University of California. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang ekstrovert memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada seorang introvert.

Seorang ekstrovert juga memiliki respon inflamasi daripada seorang introvert. Respon inflamasi yaitu respon utama sistem imunitas tubuh ketika terjadi infeksi atau iritasi. Sistem kekebalan tubuh seorang introvert cenderung lebih lemah mungkin disebabkan karena mereka lebih jarang berinteraksi dengan lingkungan luar.

Paparan di atas bukan berarti bahwa seorang ekstrovert lebih sehat dibandingkan dengan introvert ataupun sebaliknya. Hanya saja bertujuan untuk memberitahu Anda bahwa kepribadian ternyata juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui apa yang harus dilakukan agar tetap sehat sesuai dengan tipe kepribadian Anda.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lischetzke T, et al. (2008). Why extraverts are happier than introverts: the role of mood regulation. DOI: (https://doi.org/10.1111/j.1467-6494.2006.00405.x)
Janowsky DS. (2001). Introversion and extroversion: implications for depression and suicidality. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11707157)
Golimbet VE, et al. (2007). Relationship between dopamine system genes and extraversion and novelty seeking. DOI: (https://doi.org/10.1007/s11055-007-0058-8)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
4 Kondisi Kesehatan Mental dan Fisik Orang Introvert
4 Kondisi Kesehatan Mental dan Fisik Orang Introvert

Seseorang dengan tipe kepribadian introvert sedang mempunyai masalah, kebanyakan dari mereka akan memendamnya dan mencari solusinya sendiri. Berbeda dengan orang ekstrovert yang akan meminta saran dari teman, pasangan, atau keluarganya untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Lalu apakah ada pengaruh tipe kepribadian orang introvert dengan kondisi kesehatan mental dan fisik? Simak uraian di bawah ini ya.

Buka di app