HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR.VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR.VINA SETIAWAN

Patah Tulang : Pergi Ke Dukun Urut Atau Dokter Orthopedic?

Dipublish tanggal: Agu 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Feb 24, 2020 Waktu baca: 4 menit
Patah Tulang : Pergi Ke Dukun Urut Atau Dokter Orthopedic?

Di Indonesia, kebanyakan orang lebih memilih untuk berobat ke dukun atau tukang urut ketika mereka mengalami cedera seperti keseleo atau patah tulang

Mungkin untuk beberapa kasus ringan seperti keseleo atau terkilir ringan, pengobatan sederhana di rumah dengan memberikan kompres dingin dan minyak gosok dapat mengatasi masalah. 

Namun bagaimana dengan kasus patah tulang? Apakah patah tulang dapat ditangani oleh dukun urut? Atau apakah patah tulang harus dioperasi oleh dokter? Untuk lebih jelasnya, mari disimak artikel yang satu ini.

Alasan masyarakat lebih memilih pengobatan ke Dukun Urut

Biaya yang relatif murah dan proses yang tidak rumit

Dibandingkan dengan berobat ke rumah sakit, tentu saja pengobatan ke dukun atau tukang urut tentu lebih murah. 

Walaupun di tahun 2019 ini asuransi BPJS dapat digunakan untuk mengatasi keadaan darurat seperti patah tulang, namun prosesnya yang cukup rumit seringkali membuat masyarakat yang kurang informasi enggan untuk berobat ke rumah sakit.

Pelayanan Dukun atau Tukang Urut yang lebih ramah

Seringkali kita menemui pelayanan rumah sakit yang kurang memuaskan, entah perawat yang acuh tak acuh, atau dokter yang terlalu sibuk menangani pasien. Alasan-alasan seperti ini yang membuat masyarakat lebih memilih berobat ke tukang urut.

Takut Dioperasi

Walaupun memiliki prospek kesembuhan yang lebih tinggi tentunya, banyak masyarakat yang takut untuk dioperasi. Tidak jarang juga masyarakat Indonesia memilih untuk tidak dioperasi karena kepercayaan atau adat tertentu. 

Oleh karena itu masyarakat lebih memilih untuk menjalani perawatan di dukun atau tukang urut.

Risiko yang dapat muncul jika Patah Tulang tidak ditangani secara Adekuat di Rumah Sakit

Entah karena faktor kehendak dari yang Maha Kuasa atau memang karena cedera yang tidak terlalu parah, seringkali penanganan di tukang urut berbuah manis. 

Namun, karena kurangnya aspek klinis yang terpercaya, tidak jarang juga penanganan patah tulang oleh tukang urut menyebabkan berbagai masalah dan komplikasi seperti :

Infeksi Pada Tulang Atau Sumsum Tulang

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang, suatu kondisi yang serius. Penanganan patah tulang (patah tulang terbuka khususnya) yang tidak sesuai dengan prosedur medis seringkali menyebabkan infeksi dan tidak jarang berakhir amputasi.

Kerusakan Saraf Jangka Panjang

Ada tiga jenis saraf di tubuh kita: otonom, yang mengendalikan sebagian besar aktivitas tak sadar seperti detak jantung dan pencernaan; motor, yang mengendalikan gerakan umum; dan sensorik, yang menyampaikan informasi kembali ke otak Anda. 

Fraktur tulang yang tidak diobati dengan sebagaimana mestinya, dapat menyebabkan kerusakan pada salah satu dari saraf yang berbeda ini. Kerusakan saraf dapat menyebabkan berbagai masalah, dari penurunan sensitivitas hingga kesulitan mengendalikan gerakan.

Malunion atau Deformitas

Tanpa modalitas seperti pemeriksaan pencitraan, tukang urut seringkali hanya menyatukan tulang dengan “perasaan” dan pengalaman. Seringkali pada proses penyatuan tulang, tukang urut dapat melukai pembuluh darah sekitar sehingga menyebabkan syok. 

Atau tulang tidak disejajarkan dengan baik, sehingga menyebabkan tulang tumbuh secara tidak sempurna sehingga menyebabkan kaki menjadi “pincang” dan tangan menjadi “pengkor”

Sindrom Kompartemen

Sindrom kompartemen adalah kondisi yang terjadi ketika tekanan di dalam kompartemen yang terdiri dari otot-dan pembuluh darah meningkat pada tingkat yang berbahaya. Tekanan ini dapat menurunkan aliran darah, mencegah nutrisi dan oksigen mencapai sel-sel saraf dan otot.

Sindrom kompartemen adalah komplikasi yang paling sering ditemukan pada Unit Gawat Darurat rumah sakit terkait dengan penanganan patah tulang oleh tukang urut. 

Biasanya seseorang yang mengalami patah tulang akan pergi ke tukang urut. Setelah beberapa hari mendapatkan penanganan dari tukang urut, bagian tubuh yang mengalami cedera akan membengkak dan berwarna kehitaman (yang menandakan jaringan otot mulai rusak), pasien baru datang ke rumah sakit. 

Pada tahap ini, jaringan yang rusak tidak dapat ditangani, sehingga meningkatkan kemungkinan pasien untuk menjalani amputasi.

BPJS Tidak Berlaku

Pasien yang mengalami patah tulang yang sudah dibawa ke rumah sakit, namun menolak untuk dilakukan operasi dan kemudian memilih untuk menjalani perawatan dengan tukang urut, perlu menandatangani surat penolakan tindakan operasi dan tidak berhak untuk mendapatkan dana asuransi untuk menjalani prosedur operasi apabila di kemudian hari pasien berubah pikiran ingin melakukan operasi terkait dengan patah tulang pada lokasi yang bersangkutan.

Jadi, apakah semua Patah Tulang harus dibawa ke Rumah Sakit dan dioperasi oleh Dokter Orthopedic?

Ada tiga hal yang penting perlu diperhatikan saat seseorang mengalami cedera yang berisiko patah tulang:

Lihat 

jika terjadi pembengkakan, atau terjadi kelainan bentuk tubuh akibat trauma terkait, maka harus segera dibawa ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Rasakan 

Sentuh bagian tubuh yang cedera. Jika terasa sakit, terasa panas, hangat, ada cairan di dalamnya, maka harus segera dibawa ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Gerakkan

Jika kompilasi digerakkan terasa sakit atau tidak bisa berjalan, maka harus segera dibawa ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Walaupun kebanyakan kasus patah tulang memerlukan penanganan operasi, tetapi tidak semua patah tulang harus dioperasi. Penanganan patah tulang sangat bervariasi tergantung dari tingkat keparahan cedera dan kondisi pasien secara keseluruhan. 

Patah tulang pada anak seperti greenstick fracture contohnya, tidak memerlukan penanganan operasi. Kondisi ini bisa ditangani dengan pemasangan bidai selama 4 hingga 8 minggu. 

Sedangkan penanganan fraktur pada tulang paha, tentu saja memerlukan penanganan operasi, karena patah tulang paha cenderung mengakibatkan tungkai atas menjadi lebih pendek akibat penarikan oleh otot-otot paha jika tidak ditangani dengan prosedur fiksasi internal (pemasangan pen logam).


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fractures/Broken Bones. University of Michigan | Michigan Medicine. (Accessed via: https://www.uofmhealth.org/conditions-treatments/cmc/fracture)
Fractures. Boston Children's Hospital. (Accessed via: http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/f/fractures)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app