ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR.VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR.VINA SETIAWAN

5 Mitos Keguguran yang Tak Perlu Anda Percaya Lagi

Dipublish tanggal: Jan 17, 2020 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Feb 20, 2020 Waktu baca: 3 menit
5 Mitos Keguguran yang Tak Perlu Anda Percaya Lagi

Keguguran menjadi momen paling menyakitkan bagi pasangan suami istri yang mendambakan kehadiran buah hati, terutama si calon ibu. Sekitar 15-20% kasus kehamilan berakhir pada keguguran. Rasa terpukul tentu wajar dialami, apalagi ditambah dengan mitos-mitos keguguran di masyarakat yang membuat perasaan ibu makin kalut. Ada baiknya, jangan lagi percaya dengan berbagai mitos keguguran berikut ini.

Berbagai mitos keguguran yang ternyata salah besar

1. Keguguran terjadi karena kesalahan si calon ibu

Kebanyakan wanita menyalahkan dirinya sendiri saat mengalami keguguran. Padahal, tidak ada yang dapat disalahkan atas pengalaman buruk ini. 

Menurut Dr. Zev Williams yang merupakan seorang dokter kandungan di Albert Einstein College of Medicine dan Montefiore Health System di New York, sekitar 60% kasus keguguran disebabkan oleh gangguan kromosom pada janin.

Jadi, bukan sepatutnya ibu terus menyalahkan dirinya sendiri. Di sinilah pentingnya dukungan pasangan dan keluarga untuk membantu menenangkan dan menumbuhkan lagi semangatnya.

2. Olahraga saat hamil meningkatkan risiko keguguran

Banyak orang yang bilang kalau ibu hamil tidak boleh olahraga karena bisa meningkatkan risiko keguguran. Mitos keguguran ini sebaiknya tak perlu Anda ikuti lagi.

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa olahraga saat hamil bisa bikin keguguran. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sebagian besar olahraga cenderung aman untuk ibu hamil.

Para ahli dari Columbia University Mailman School of Public Heath di New York City justru menemukan hal sebaliknya, bahwa wanita yang rajin olahraga berisiko 40% lebih rendah mengalami keguguran. Olahraga saat hamil juga dapat membantu menghindari kelebihan berat badan sekaligus menjaga kebugaran fisik ibu menjelang persalinan.

Yang terpenting, hindari aktivitas yang berisiko terjatuh seperti menunggang kuda. Sembari olahraga, pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan cairan tubuh serta menghindari terlalu panas saat olahraga.

Baca Juga: 6 Jenis Olahraga untuk Ibu Hamil yang Sangat Dianjurkan

3. Pendarahan selalu tanda keguguran

Salah satu tanda keguguran adalah terjadinya pendarahan hebat saat hamil. Namun, tidak semua perdarahan saat hamil sudah pasti menjadi tanda keguguran. 

Pendarahan cukup umum terjadi di awal-awal kehamilan dan ini tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, sekitar 40% wanita mengalami pendarahan saat hamil muda yang disertai kram perut ringan. Tenang, sensasi kram di perut merupakan pertanda bahwa rahim Anda sedang melebar untuk pertumbuhan janin.

Meski demikian, bukan berarti semua perdarahan saat hamil bisa dianggap sepele. Segera periksakan diri jika Anda mengalami flek, pendarahan, atau kram saat hamil terutama bila rasanya sangat nyeri dan mengganggu.

Baca Selengkapnya: Ibu Hamil Harus Tahu Tanda-Tanda Keguguran Berikut ini

4. Keguguran berulang kali bikin susah hamil

Beberapa orang menduga bahwa sekali wanita mengalami keguguran apalagi sampai berkali-kali, maka wanita tersebut akan lebih susah hamil. Hal ini ternyata cuma mitos, kok!

Menurut Dr. Ruth Lathi, seorang dosen kehamilan dan kandungan di Stanford University School of Medicine, wanita usia 35 tahun yang mengalami keguguran masih berpotensi untuk hamil, bahkan peluangnya mencapai 70%.

Keguguran berulang tidak mesti disebabkan oleh pernah keguguran satu atau dua kali. Ada banyak hal yang menjadi penyebab keguguran seperti masalah tiroid, tumbuh fibroid rahim, hingga kelainan pembuluh darah.

Namun memang, risiko terjadinya keguguran berulang akan meningkat jika Anda pernah mengalami keguguran di kehamilan sebelumnya. Jika Anda pernah mengalami 2 kali keguguran, maka risiko keguguran akan meningkat hingga 20%. Sedangkan bila pernah 3 kali keguguran, risikonya akan kembali naik menjadi 30%.

Akan tetapi, ini bukan berarti wanita yang pernah keguguran akan susah hamil. Perlu diingat bahwa masih ada peluang sebesar 60% bagi wanita untuk bisa hamil dengan sehat hingga waktu persalinan tiba.

Mitos keguguran yang satu ini harus segera diputus rantainya. Sebab bila terus beredar, hal ini dapat menurunkan semangat wanita untuk terus berusaha hamil dan pada akhirnya trauma mencoba hamil lagi.

5. Harus tunggu 3 bulan pasca keguguran baru boleh hamil

Keguguran adalah pengalaman pahit yang terkadang menimbulkan trauma untuk hamil lagi. Demi mencari aman, beberapa orang menyarankan untuk menunggu selama 3 bulan untuk bisa mencoba hamil lagi.

Baca Selengkapnya: Waktu yang Tepat Hamil Lagi Setelah Keguguran

Ternyata tidak selalu begitu. Sebuah penelitian tahun 2010 yang dilakukan terhadap 30.000 wanita yang pernah keguguran menemukan bahwa wanita yang menunggu 6 bulan justru lebih rentan keguguran, daripada wanita yang tidak menunda-nunda kehamilan.

Wanita yang lebih cepat hamil juga diketahui berisiko lebih rendah mengalami kehamilan ektopik alias hamil di luar kandungan. Alangkah baiknya, konsultasikan lebih lanjut pada dokter kandungan Anda mengenai kapan waktu terbaik bagi Anda dan pasangan untuk mencoba hamil lagi setelah keguguran.

Yuk, berantas berbagai mitos keguguran agar calon ibu tetap semangat mencoba di kehamilan berikutnya. Percayalah bahwa setiap wanita yang pernah keguguran berpeluang untuk menjalani kehamilan yang sehat hingga melahirkan anak yang selama ini dinanti-nantikan.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
ACOG Practice Bulletin Number 200: Early pregnancy loss. November 2018. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstetrics and Gynecology. 2018;132:e197.
Early pregnancy loss. American College of Obstetricians and Gynecologists. http://www.acog.org/-/media/For-Patients/faq090.pdf.
Louis GMB, et al. Lifestyle and pregnancy loss in a cohort of women recruited before conception: The LIFE study. Fertility and Sterility. In press.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app