MERS-CoV Mengancam Dunia, Penyakit Apakah Itu?

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Sep 11, 2019 Waktu baca: 2 menit
MERS-CoV Mengancam Dunia, Penyakit Apakah Itu?

Beberapa waktu lalu, kawasan Timur Tengah menggegerkan dunia dengan munculnya penyakit akibat virus yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Penyakit itu adalah MERS-CoV.

Apakah Itu Penyakit MERS-CoV?

Menurut Kementerian Kesehatan RI, MERS merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut dengan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Virus ini sangat berbeda dengan corona virus lain yang sudah banyak ditemukan. Virus ini mirip dengan corona virus yang ada pada kelelawar. Dan penularan terjadi dari hewan (onta) secara ilmiah belum terbukti diyakini menular human to human melalui titik liur (droplet) yang dihirup oleh orang lain.

Virus ini sama seperti virus yang menyerang pernafasan lainnya. Virus corona sangat mudah menyebar melalui udara. Anda pun dapat mendeteksi dini apakah Anda terserang virus MERS-CoV atau tidak dengan beberapa gejala, seperti panas, gejala respirasi atau pernafasan batuk, sesak dengan atau tanpa nyeri dada, penurunan fungsi ginjal, baru pulang dari daerah yang banyak kasus MERS-CoV, bersentuhan atau berdekatan atau merawat dengan orang lain yang memenuhi kriteria suspek MERS-CoV.

Siapa saja yang dapat terinfeksi?

Orang-orang yang mudah terinfeksi virus mematikan ini adalah mereka yang kekebalan tubuhnya rendah, seperti orang yang sedang sakit, lansia, anak kecil, orang yang sedang kelelahan, dalam perjalanan, dan makan tidak teratur.

Oleh sebab itu, untuk lansia diatas usia 65 tahun, anak-anak dibawah usia 12 tahun, dan Anda yang memiliki riwayat penyakit paru berat dan atau penyakit lain nya misalnya Diabetes, penyakit jantung, kanker dan penyakit sistem kekebalan tubuh disarankan untuk tidak melakukan perjalanan ibadah umrah atau haji.

Karena MERS-CoV terbilang sebagai penyakit baru, jadi hingga saat ini memang belum ada vaksin khusus untuk mencegah penyakit ini. Meski begitu, Anda tetap dapat melakukan pencegahan dengan memperkuat imunitas tubuh Anda.

Cara Mencegah Penyakit MERS-CoV

Anda dapat mengonsumsi vitamin agar tubuh tetap fit selama menjalani ibadah haji. Selain itu Anda juga dapat menjaga kebugaran tubuh dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Tak lupa, selama naik haji selalu menggunakan masker dan masker yang digunakan adalah masker N95 yang memenuhi standar dan rajin-rajin untuk mencuci tangan.

Tak hanya itu, Anda juga dihimbau untuk menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan. Penting juga untuk menghindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit saat melakukan perjalanan atau berada di kawasan Timur Tengah.

Selain itu, peran aktif masyarakat untuk melaporkan atau membawa pasien dengan kriteria seperti di atas termasuk para dokter yang bekerja pada layanan primer harus cepat tanggap terhadap kasus suspek MERS-CoV.

MERS-CoV pertama kali ditemukan di Negara Arab Saudi pada tahun 2012. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia dihimbau untuk berhati-hati saat akan atau baru saja ke kawasan Timur Tengah, karena virus ini dapat menyebabkan kematian. 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/emergencies/mers-cov/en/)
Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/coronavirus/mers/index.html)
Coronaviruses. National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIH). (https://www.niaid.nih.gov/diseases-conditions/coronaviruses)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app