Menstrual Cup, Tampon, dan Pembalut, Mana yang Lebih Baik?

Dipublish tanggal: Mei 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 2 menit
Menstrual Cup, Tampon, dan Pembalut, Mana yang Lebih Baik?

Ketika wanita sedang mengalami menstruasi, maka menggunakan pembalut dapat mengatasi kebocoran pada darah yang dikeluarkan oleh vagina. Kebanyakan dari masyarakat Indonesia menggunakan pembalut biasa. 

Namun ada juga beberapa wanita yang lebih memilih menggunakan menstrual cup dan tampon. Walaupun diantara ke 3 pilihan seperti menstrual cup, tampon dan pembalut memiliki kegunaan yang sama, yaitu untuk menyerap darah haid, akan tetapi bentuknya tidak sama.

Diantara ketiga pembalut memiliki bentuk yang tidak sama, sehingga cara penggunaannya pun juga berbeda. Apabila Anda belum mengetahui mana yang lebih efektif digunakan diantara ketiga jenis pembalut tersebut, maka Anda bisa mengetahuinya melalui ulasan yang ada di bawah ini:

1. Menstrual cup

Menstrual cup seringkali disebut sebagai cawan menstruasi. Menstrual cup tidak bertugas untuk menyerap darah haid melalui kapas. Akan tetapi menstrual cup digunakan untuk menampung darah menstruasi yang telah keluar. 

Pada biasanya menstrual cup terbuat dari bahan silikon atau karet yang diselipkan ke dalam vagina. Menstrual cup bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, sehingga dapat digunakan berulang kali.

Jenis pembalut ini cenderung lebih praktis, karena Anda tidak perlu mengganti pembalut berkali-kali. Untuk mengosongkan isinya, maka Anda hanya cukup mengeluarkan cangkir dari darah haid kemudian membersihkannya menggunakan air lalu memasukannya kembali pada vagina.

2. Tampon

Pembalut tampon hampir sama dengan pembalut biasa, karena sama-sama menggunakan bantalan kapas yang mempunyai daya serap yang jauh lebih tinggi, khususnya untuk darah haid. Tampon mempunyai bentuk tabung silinder yang berukuran kecil dan dilengkapi dengan benang untuk menarik bagian ujungnya. 

Untuk Anda wanita yang aktif, sangat tepat menggunakan tampon, karena ukurannya yang kecil memberikan kemudahan bagi Anda untuk melakukan gerak maupun olahraga.

Penggunaan tampon harus dilakukan dengan hati-hati, terutama ketika pembalut sudah dipasang di celana dalam Anda. Pemasangan tampon memang akan terasa lebih sulit, terutama bagi orang yang belum terbiasa menggunakannya. 

terlebih lagi tampon memiliki applicator atau tabung kardus yang bisa memudahkan tampon untuk masuk dalam vagina.

3. Pembalut biasa

Pembalut biasa tentunya bukan menjadi pembalut yang asing bagi para wanita. Bentuk dari pembalut ini berbentuk persegi panjang dan memiliki bantalan kapas maupun kain yang berbahan lembut.

 Cara penggunaannya pun juga cukuplah mudah, karena Anda hanya cukup dengan merekatkan atau menempelkan pembalut dalam celana dalam. Pembalut wanita bisa juga dilengkapi dengan sayap yang ada di bagian kanan dan kirinya.

 Hal ini berfungsi sebagai penahan bantalan pembalut supaya bisa mencegah kebocoran samping. Bantalan pembalut memiliki ketebalan yang tidak sama antara pembalut merek satu dengan merek yang lainnya. 

Namun sayangnya, penggunaan pembalut biasa sering kali meninggalkan cap pembalut ketika menggunakan rok maupun celana yang ketat. Sedangkan untuk jenis pembalut yang digunakan di malam hari memiliki ukuran yang lebih panjang.

Ketika Anda sedang mengalami kebingungan mana pembalut yang paling efektif untuk digunakan di antara ke 3 pilihan pembalut di atas, maka Anda bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap pembalut yang ada di atas untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangannya. 

Melalui bahan pertimbangan yang sudah Anda ketahui itulah yang akan membuat Anda merasa lebih dimudahkan ketika ingin menemukan jenis pembalut yang tepat. Tetaplah memilih pembalut yang memberikan keamanan dan kenyamanan ketika digunakan.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
VanLeeuwen C, et al. (2018). Exploring menstrual practices and potential acceptability of reusable menstrual underwear among a Middle Eastern population living in a refugee setting. DOI: (https://doi.org/10.2147%2FIJWH.S152483)
Ross E. (2015). Tired of tampons? Here are pros and cons of menstrual cups. (https://health.clevelandclinic.org/tired-of-tampons-here-are-pros-and-cons-of-menstrual-cups/)
Ross A, et al. (2019). Toxic shock syndrome. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459345/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app