Menjaga Otak Tetap Sehat dan Tajam Ingatan

Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjaga agar otak tetap sehat dan dapat memproses informasi dengan cepat. Sayangnya, beberapa faktor dapat menyebabkan penurunan fungsi otak seperti faktor penuaan.Lantas, bagaimanakah untuk menjaga agar otak tetap dapat berfungsi maksimal?
Dipublish tanggal: Agu 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit

Otak merupakan bagian dari tubuh yang sangat penting keberadaannya. Otak memiliki fungsi fundamental dalam menerima informasi, memproses hingga mengatur pergerakan banyak organ tidak sadar dalam tubuh. 

Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjaga agar otak tetap sehat dan dapat memproses informasi dengan cepat. Sayangnya, beberapa faktor dapat menyebabkan penurunan fungsi otak seperti faktor penuaan.Lantas, bagaimanakah untuk menjaga agar otak tetap dapat berfungsi maksimal?

1. Hindari terpapar asap rokok

Otak memiliki bagian yang disebut korteks dan paling rentan mengalami penipisan apabila terus menerus terpapar asap rokok. Padahal, korteks merupakan bagian yang sangat penting untuk proses berpikir, mengingat, persepsi hingga Bahasa. 

Oleh sebab itu, jika Anda seorang perokok aktif sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut dari sekarang. Sementara jika Anda perokok pasif yang sering terpapar asap rokok dari orang lain, sebaiknya hindari tempat-tempat dimana banyak perokok di dalamnya.

2. Rutin berolahraga

Olahraga tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan tubuh dari berbagai penyakit namun juga baik untuk mempertahankan fungsi otak agar tetap optimal. Dengan berolahraga, pembuluh darah kecil yang berfungsi untuk mengalirkan darah kaya oksigen menuju otak akan terus terpelihara kinerjanya. 

Dengan rutin berolahraga, Anda juga mempertahankan kemampuan berpikir otak karena terbentuknya sel-sel baru dan saling terhubungnya saraf di dalam otak dengan optimal.

3. Istirahat yang cukup

Tidur sangat penting untuk mempertahankan kesehatan organ tubuh termasuk otak. Memiliki durasi tidur yang cukup membantu melindungi memori dan menguatkannya, membuat seseorang lebih fokus serta meningkatkan kemampuan berpikir seseorang.

4. Duduk tegak

Duduk dalam posisi tegak tidak hanya baik untuk kesehatan tulang punggung namun juga baik untuk menjaga kesehatan otak. 

Hal ini dikarenakan ketika Anda duduk dalam posisi bersandar, membungkuk maupun posisi yang terkesan “malas”, maka dari sisi kognitif, otak akan cenderung merasakan respons tak berdaya yang dengan sendirinya dapat memunculkan pikiran-pikiran depresif.

Para peneliti menemukan bahwa fenomena ini dengan alami tertanam di dalam tubuh. Oleh sebab itu pastikan posisi duduk Anda setiap satu jam sekali apakah dalam kondisi tegak atau tidak.

5. Hindari tidur dengan ponsel berada dekat dengan kepala

Meski efek negatif dari keberadaan ponsel di dekat kepala dalam waktu lama masih diselidiki, namun para peneliti menyarankan untuk menjauhkan ponsel Anda ketika tidur. Layar ponsel maupun layar peralatan elektronik lainnya dapat memancarkan sinar biru yang dikhawatirkan mengganggu kualitas tidur seseorang.

Padahal, menurut peneliti senior di Massachusett Institute of Technology (MIT), otak memerlukan waktu setidaknya 6 sampai 8 jam untuk menjalankan proses pembersihan alami. Proses pembersihan alami ini bekerja ketika Anda tidur berkualitas. 

Ketika seseorang tidak mendapatkan proses pembersihan alami yang optimal, maka otak akan dipenuhi beta-amyloid, yang merupakan neurotoksin yang sering ditemukan pada orang dengan gangguan saraf.

6. Makan makanan yang penuh dengan nutrisi untuk otak

Radikal bebas yang berasal dari lingkungan tidak sehat dapat mendatangkan kerusakan pada tubuh dan juga otak. Oleh sebab itu, konsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti buah-buahan, sayur, kacang-kacangan maupun ikan.

 Ikan mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk menurunkan risiko peradangan otak dan menguatkan fungsi otak. Asam lemak omega-3 dapat Anda temukan pada beberapa jenis ikan seperti ikan salmon dan ikan sarden.

Selain omega-3 penuhi nutrisi asam folat pada tubuh yang dapat menurunkan tingkat homosistein. Homosistein diduga menjadi penyebab timbulnya demensia.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wei G, et al. (2013). Can taichi reshape the brain? A brain morphometry study. DOI: (https://dx.doi.org/10.1371%2Fjournal.pone.0061038)
Ritter S, et al. (2017). Happy creativity: Listening to happy music facilitates divergent thinking. DOI: (http://doi.org/10.1371/journal.pone.0182210)
Quak M, et al. (2015). A multisensory perspective of working memory. DOI: (https://dx.doi.org/10.3389%2Ffnhum.2015.00197)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app