Mengapa Hamil Meski Sudah Minum Pil KB?

Dipublish tanggal: Mei 29, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Mengapa Hamil Meski Sudah Minum Pil KB?

Mengapa Hamil Meski Sudah Minum Pil KB?

Penggunaan alat kontrasepsi dianjurkan oleh para praktisi kesehatan. Hal tersebut berkaitan dengan kesehatan alat reproduksi, khususnya pada wanita yang rentan terkena penyakit vaginitas akibat kegiatan seksual atau terlalu sering mengalami kehamilan dan kelahiran. Kemudian perhatian juga terfokus pada peristiwa kematian antara ibu dan anak yang sebisa mungkin harus dihindari.

Pil KB menjadi salah satu kontrasepsi yang sering digunakan oleh setiap wanita. Dimana memiliki kegunaan yang sama yakni untuk mencegah terjadinya kehamilan akibat melakukan hubungan seksual bersama pasangan. Baik karena belum berencana memiliki anak atau bahkan Anda berencana untuk menjaga rentang usia antara si buah hati.

Keunggulan yang dapat Anda peroleh ketika memilih pil KB sebagai kontrasepsi adalah siklus yang tidak berubah. Dimana Anda akan mengalami haid seperti biasa, namun ketika berada di masa subur Anda dipastikan tidak akan memiliki kecenderungan untuk mengalami kehamilan. Pil KB memiliki keampuhan sekitar 99% dalam mencegah terjadinya proses ovulasi yang dapat menimbulkan kehamilan. 

Akan tetapi mengapa masih ditemukan kasus di lapangan, menunjukkan bahwa adanya kehamilan terhadap wanita yang menggunakan kontrasepsi pil KB. Simak penjelasannya berikut ini.

Keampuhan pil KB dalam mencegah kehamilan akan berfungsi dengan semestinya jika Anda berhasil mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada setiap kemasan. Sehingga Anda memiliki jadwal teratur dalam mengkonsumsi pil KB setiap harinya. 

Dosis yang tidak teratur adalah penyebab Anda masih bisa hamil, meskipun mengkonsumsi pil KB sebagai pencegahnya. Berikut ini alasan dan fakta yang mendukung terjadinya kehamilan pada wanita yang mengkonsumsi pil KB, antara lain:

Tidak Mematuhi Aturan
Salah satu penyebab yang membuat pil KB gagal bekerja adalah karena tidak terbiasa menumbuhkan sikap disiplin terhadap jadwal konsumsi. Dimana pada setiap kemasan pil KB terdapat beberapa aturan yang harus dilakukan secara rutin, setiap hari.  

Terdapat beberapa kasus terjadi di lapangan, dimana setiap wanita menggunakan pil KB sesuka hati atau bahkan lupa konsumsi. Hal itulah yang dapat memberikan kesempatan yang lebih tinggi terjadinya kehamilan.

Perhatikan Ketika Memiliki Resep Obat Lain
Terjadinya interaksi antara pil KB dengan berbagai jenis obat lainnya dapat mempengaruhi fungsi utama pil KB dalam mencegah kehamilan. Dengan demikian Anda harus menghindari minum obat berbeda dalam waktu yang berdekatan. Berilah jeda sekitar 30 menit atau satu jam, supaya salah satu obat terserap oleh tubuh. Sehingga memiliki fungsi kerja yang seharusnya.

Pil KB Kembali Keluar Akibat Muntah
Pil KB memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat diserap oleh tubuh dan mengaktifkan hormon progesteron atau estrogen. Dengan demikian Anda patut waspada jika sebelum waktu penyerapan itu selesai, Anda mengalami muntah parah atau diare sehingga dikhawatirkan pil KB kembali keluar.  Maka dari itu selama Anda sakit diare atau muntah untuk sementara menghentikan aktifitas seksual atau mengganti sementara kontrasepsi pil KB.

Bagaimana jika Anda lupa minum pil KB dalam satu hari? Jawabannya adalah Anda kemungkinan dapat mengalami kehamilan. Karena pedoman inti dari konsumsi pil KB adalah dapat terjadinya kehamilan jika tidak dikonsumsi teratur.

Kemudian beberapa tindakan yang bisa menimbulkan kehamilan lainnya adalah tidak minum urutan pil dengan benar sesuai petunjuk, kemudian tidak minum pil dalam waktu yang berturut-turut. Atau bahkan minum sekaligus sebagai antisipasi karena sebelumnya lupa minum sesuai jadwal.  Pastikan untuk konsumsi pil KB dengan benar supaya Anda berhasil mencegah terjadinya kehamilan.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app