Kulit Terbakar Matahari: Tips Efektif Mengatasinya

Dipublish tanggal: Jun 19, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Kulit Terbakar Matahari: Tips Efektif Mengatasinya

Kulit terbakar matahari menjadi hal yang wajar dialami oleh penduduk yang tinggal di daerah iklim tropis seperti Indonesia. Sering berada di luar rumah dapat menyebabkan bagian tubuh tertentu seperti tangan, wajah dan kaki terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama. 

Ketika anda berada di bawah paparan sinar matahari langsung tanpa pelindung, maka kulit anda akan rentan terbakar matahari. Tanda-tanda kulit terbakar matahari seperti perubahan warna kulit menjadi kemerahan dan juga kulit terasa gatal hingga perih. 

Jika anda mengalami kondisi ini, berikut ada beberapa tips yang bisa anda lakukan di rumah untuk mengobati kondisi kulit terbakar sinar matahari atau disebut sunburn.

1. Menggunakan air dingin

Air dingin bermanfaat untuk meringankan efek akibat terbakar sinar matahari (sunburn). Anda dapat menghilangkan efek ini dengan mengkompres bagian tubuh menggunakan air dingin atau dengan berendam di dalam air seperti sungai, air laut, dan danau. 

Air dingin dapat meringankan efek terbakar sinar matahari karena sunburn sebenarnya merupakan peradangan kulit. Sebaiknya anda sering berendam di dalam air setiap beberapa menit sekali untuk mencegah peradangan semakin parah. 

Namun, sebaiknya hindari kolam renang yang mengandung klorin karena justru membuat kulit radang semakin iritasi.

2. Teh chamomile

Teh Chamomile berfungsi tidak hanya untuk relaksasi pikiran namun juga dapat dimanfaatkan sebagai Pereda peradangan akibat kulit terbakar. 

Untuk mendapatkan manfaat teh Chamomile bagi peradangan kulit akibat sunburn, anda cukup menyeduh the seperti biasa kemudian biarkan teh menjadi dingin. Selanjutnya kain lap bersih direndam di dalam teh. Gunakan kain lap bersih untuk mengompres kulit yang terbakar.

3. Minum air yang banyak

Meski kulit terbakar matahari dari bagian luar saja, namun anda tetap harus mengimbanginya dari dalam dengan banyak minum air. Hal ini dikarenakan kulit yang terbakar akan membuat kondisi tubuh menjadi lebih “kering” sehingga asupan minum ke dalam tubuh membuat tubuh memiliki kelembaban kulit yang cukup untuk menggantikan kulit terbakar akibat sunburn.

4. Menggunakan pelembap

Meski jangan gunakan pelembab langsung setelah terbakar matahari, namun sebaiknya anda gunakan pelembap secara rutin terutama pada kulit yang telah terbakar sinar matahari. 

Perawatan rutin untuk kulit yang telah terbakar sinar matahari dibutuhkan agar kulit tidak mengelupas. Sebaiknya gunakan lotion pelembap secara rutin di sekujur tubuh terutama di kulit yang mudah terpapar sinar matahari. 

Untuk kulit setelah terbakar, sebaiknya gunakan produk lotion pelembab berlabel sensitive karena kulit masih dalam kondisi mudah teriritasi.

5. Menggunakan baking soda dan oatmeal

Baking soda memiliki manfaat selain untuk memutihkan kulit, namun juga dapat meredakan efek kulit setelah terbakar sinar matahari. Untuk mendapatkan manfaat dari baking soda pada kulit yang terbakar matahari, anda cukup menambahkan baking soda beberapa sendok ke dalam bak berendam. 

Sebaiknya juga tambahkan oatmeal sebanyak satu cangkir untuk membuat kulit mendapatkan kembali kelembaban alami. Campuran baking soda dan oatmeal juga dapat meringankan iritasi.

Meski telah menggunakan oatmeal dan baking soda, anda cukup menyiramnya ke tubuh anda. Jangan digosok saat mandi karena khawatir terjadi iritasi. Untuk mengeringkan tubuh, cukup ditepuk dengan handuk kering yang lembut.

6. Menggunakan pakaian longgar

Karena kulit sedang dalam kondisi meradang, hindari gesekan terlalu banyak antara kulit dengan pakaian. Untuk itu gunakanlah pakaian yang longgar dan berbahan lembut serta dingin. 

Gesekan yang terlalu banyak bisa membuat kulit menjadi iritasi semakin parah. Biarkan pula kulit bernapas dengan menggunakan pakaian longgar.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app