HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Kecanduan Seks - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah kecanduan narkoba atau kecanduan alkohol. Artinya, orang tersebut merasa tidak bisa lepas dari jeratan narkoba atau alkohol yang memabukkan. Namun, bagaimana dengan kecanduan seks?

Tanpa disadari, ternyata ada pula orang yang mengalami kecanduan seks atau disebut juga hiperseksualitas. Cari tahu lebih lanjut mengenai penyebab dan ciri-ciri kecanduan seks berikut ini.

Apa itu kecanduan seks?

Kecanduan seks termasuk gangguan psikologis yang berkaitan dengan seksual. Kecanduan seks adalah ketidakmampuan seseorang dapat mengendalikan dorongan seksual sehari-hari. 

Setiap orang memiliki dorongan seksual yang memang terjadi secara alamiah. Namun pada orang dengan kecanduan seks, dorongan seksnya cenderung berlebihan alias tidak normal.

Pikiran penderita didominasi oleh 'pikiran kotor' karena dipenuhi oleh hal-hal berbau seks. Hal ini biasanya dilampiaskan dengan menonton film porno, masturbasi, atau berhubungan seks tidak aman.

Melalui cara-cara tersebut, penderita merasa terangsang dan menemukan fantasinya sendiri untuk memuaskan hasrat seksnya. Sekali kecanduan seks, seseorang bisa sangat sulit melepaskan diri dari jerat seksualitas yang tidak normal.

Mengenai kecanduan seks

Penyebab

Penyebab kecanduan seks masih belum diketahui secara pasti. Para ahli menduga ada kaitannya dengan otak bagian tengah.

Otak tengah adalah bagian otak yang berfungsi sebagai pusat penghargaan dan naluri bertahan hidup. Ketika bagian ini dirangsang, maka otak akan menghasilkan hormon dopamin atau hormon bahagia.

Sama halnya dengan kecanduan seks, hal-hal berbau seksual dapat merangsang produksi hormon dopamin. Anda akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri karenanya.

Anda merasa ingin terus-menerus mendapatkan kebahagiaan yang sama melalui aktivitas seksual tadi. Akibatnya, otak tengah kemudian menganggap perasaan senang ini sebagai pusat kelangsungan hidup. Semakin lama dibiarkan, Anda akan semakin kecanduan terhadap hal-hal berbau seks.

Gejala

Suka berbohong dan menyembunyikan aktivitas seksual termasuk gejala kecanduan seks yang paling umum. Penderitanya mungkin sering berbohong dengan pasangan atau anggota keluarganya demi memuaskan hasrat seksnya.

Selain itu, tanda dan gejala kecanduan seks lainnya meliputi:

  • Terobsesi dengan pikiran dan fantasi seksual
  • Suka berbohong untuk menutupi perilaku buruknya
  • Sulit mengendalikan dorongan seksualnya, biasanya dilampiaskan dengan sering masturbasi atau menonton film porno
  • Keasyikan berhubungan seks sampai mengganggu kegiatan sehari-hari
  • Merasa bersalah setelah berhubungan seks

Perlu dicatat bahwa menikmati aktivitas seksual tidak selalu berarti Anda mengalami gejala kecanduan seks. Sejatinya, seks adalah aktivitas yang normal dan alamiah pada setiap orang.

Perbedaan minat seksual pada pasangan juga tidak berarti bahwa ia mengalami kecanduan seks. Untuk memastikannya, segera konsultasikan ke psikiater tersertifikat.

Pencegahan kecanduan seks

Kecanduan seks termasuk masalah seksual yang harus cepat ditangani. Sebab jika tidak, hal ini bisa memengaruhi aktivitas dan interaksi penderita dengan orang lain.

Biasanya, orang dengan kecanduan seks akan menarik diri dari lingkungan sekitar demi melampiaskan hasrat seksualnya. Jika dorongan seks tersebut makin tak terkendali, orang tersebut akan semakin enggan bersosialisasi dan mengalami antisosial.

Cara tepat mencegah kecanduan seks adalah pergi ke psikiater sesegera mungkin. Tujuannya untuk memastikan apakah gejala yang dialami benar-benar mengarah pada kecanduan seks atau bukan.

Pengobatan kecanduan seks

Dalam beberapa kasus, orang dengan kecanduan seks mengalami gangguan parafilik. Gangguan parafilik adalah munculnya gairah seksual akibat rangsangan dari hal-hal yang tidak lazim, salah satunya pedofilia.

Pedofilia merupakan gangguan seksual yang menyebabkan seseorang merasa bergairah terhadap remaja atau anak-anak di bawah umur. Kondisi ini tentu tidak lazim, sebab anak-anak justru harus dilindungi dari hal-hal berbau seks.

Supaya ini tidak terjadi, segera kunjungi dokter spesialis kejiwaan atau psikiater untuk mengobati kecanduan seks. Pengobatan yang dapat dilakukan di antaranya:

Program rawat inap

Program rawat inap mengharuskan penderitanya tinggal di tempat khusus selama minimal 30 hari. Tujuannya untuk mengurangi gejala kecanduan seks yang sering muncul dan memulihkannya secara bertahap.

Jenis program ini mencakup sesi terapi individu maupun kelompok. Harapannya, pasien lebih mampu mengendalikan dorongan seksnya dan kembali menjalani aktivitasnya dengan normal.

Terapi perilaku dan kognitif

Terapi perilaku dan kognitif dilakukan untuk menemukan penyebab atau pemicu rangsangan seks yang berlebihan. Kemudian, terapis akan mengajari mereka cara mengubah perilaku tersebut supaya tidak lagi menyimpang.

Obat-obatan

Obat antidepresan mungkin juga akan diberikan pada beberapa pasien kecanduan seksual. Antidepresan ini berfungsi untuk meringankan dorongan atau hasrat seks pada penderita.

Selalu konsultasikan ke dokter mengenai aturan minum obat dan kemungkinan efek sampingnya. 


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Timothy J. Legg, PhD, PsyD, Sex Addiction (https://www.healthline.com/health/addiction/sex), 26 July 2018.
Janet Brito, Ph.D., LCSW, CST , Sex Addiction (https://www.medicalnewstoday.com/articles/182473.php), 8 October 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app