Karbon Aktif: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Mar 31, 2019 Waktu baca: 4 menit

Definisi Karbon Aktif

Karbon aktif, atau yang dikenal dengan activated charcoal, adalah senyawa kimia obat yang digunakan untuk mengobati keracunan atau overdosis obat yang masuk melalui mulut ke dalam saluran cerna. 

Karbon aktif terbuat dari arang, batu bara, atau kayu yang dipanaskan pada suhu tinggi dan dikombinasi dengan sebuah gas atau senyawa aktif tertentu untuk mengubah struktur internal, mengecilkan ukuran pori, dan memperluas pemukaan dari arang, batu bara, atau kayu tersebut. 

Bentuk dari karbon aktif adalah serbuk halus berwarna hitam yang berpori, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun. Karbon aktif yang digunakan dalam terapi medis, berbeda dengan karbon/arang yang digunakan untuk membakar atau memanggang masakan.

Indikasi penggunaan Karbon Aktif

Karbon aktif digunakan pada penanganan kegawat-daruratan untuk kondisi keracunan bahan kimia tertentu. Karbon aktif mencegah racun diserap oleh tubuh. 

Kombinasi karbon aktif dengan terapi pengobatan keracunan lainnya dapat berguna saat kondisi keracunan akut. Selain itu karbon aktif dapat digunakan untuk mengatasi overdosis obat seperti aspirin, paracetamol, dan obat tidur.

Akan tetapi, karbon aktif tidak dapat digunakan untuk mengatasi keracunan dari senyawa:

  • Sianida
  • Lithium
  • Alkohol
  • Tablet zat besi
  • Senyawa asam/basa kuat
  • Senyawa hidrokarbon
  • Logam berat
  • Lithium
  • Alkohol
  • Tablet zat besi
  • Senyawa asam/basa
  • Potassium
  • Logam berat

Selain digunakan dalam kondisi gawat darurat, manfaat lain karbon aktif yaitu:

  • Mengurangi zat sampah atau produk buangan dari ginjal, terutama pada seseorang dengan kondisi penyakit ginjal kronis yang menyebabkan ginjalnya tidak mampu menyaring zat sampah dari darah misalnya urea dan racun. Karbon aktif bekerja dengan mengikat urea dan zat beracun untuk dibawa melalui aliran darah ke saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui feses.
  • Mengurangi produksi gas dari saluran cerna
  • Mengurangi bau tidak enak pada penderita trimethylaminuria (TMAU)
  • Menurunkan kolesterol total dan LDL serta meningkatkan HDL
  • Mengurangi produksi gas dari saluran cerna
  • Memfiltrasi air dari logam berat dan fluoride
  • Karbon aktif dikombinasikan dengan sorbitol dapat berkhasiat sebagai laksatif untuk mengatasi konstipasi

Cara kerja Karbon Aktif

Karbon aktif bekerja dengan cara mengikat senyawa kimia, mengurangi toksisitas senyawa kimia tersebut. Tekstur karbon aktif yang berpori mempunyai kemampuan untuk menarik molekul, seperti racun dan gas, sehingga terjebak dalam dalam saluran cerna. 

Oleh karena karbon aktif tidak dapat diserap oleh tubuh di saluran cerna, senyawa kimia beracun dan gas yang terikat pada karbon aktif kemudian dibuang melalui feses.

Cara penggunaan Karbon Aktif

Karbon aktif tersedia dalam bentuk sediaan cair, suspensi (sirup kering), dan tablet yang dapat diperoleh dengan resep dokter. Dalam kondisi keracunan, sebaiknya segera menghubungi instalasi gawat darurat terlebih dulu sebelum memberikan karbon aktif. 

Karbon aktif dengan dosis 50 – 100 gram dapat diberikan dalam waktu satu jam setelah keracunan/overdisis oleh tenaga medis. Dosis untuk anak-anak biasanya 10 – 25 gram.

Pemberian karbon aktif dapat dilakukan secara per oral apabila penderita masih sadarkan diri. Apabila penderita memuntahkan kembali larutan karbon aktif, dokter akan memberikan karbon aktif melalui selang khusus yang dimasukkan melalui hidung atau mulut, ke dalam kerongkongan, hingga lambung (nasogastric tube atau orogastric tube). 

Namun bila penderita tidak sadarkan diri, pemberian karbon aktif dilakukan melalui intubasi endotrakeal, yaitu memasukkan selang melalui mulut ke dalam trakea. 

Hal ini dilakukan untuk melindungi jalan napas dan paru-paru dari cairan lambung serta meminimalisir risiko penderita mengalami muntah dan tersedak.

Efek samping Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan senyawa kimia yang aman dan minim efek samping yang serius. Beberapa efek samping yang umum terjadi akibat pemberian karbon aktif dalam jangka waktu lama, yaitu:

  • Mual/muntah
  • Konstipasi
  • Feses hitam
  • Diare
  • Lidah berwarna hitam
  • Mual/muntah
  • Konstipasi
  • Feses hitam
  • Diare
  • Lidah berwarna hitam

Perhatian penggunaan Karbon Aktif

Karbon aktif dapat diperoleh dengan resep dokter. Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan/menginformasikan pada dokter atau apoteker sebelum terapi apabila:

  • Riwayat alergi
  • Riwayat kondisi medis misalnya perdarahan saluran cerna, penyumbatan pada saluran cerna, intoleransi fruktosa, dehidrasi, paska operasi
  • Konsumsi obat-obat resep, non-resep, vitamin, suplemen, dan obat herbal yang sedang digunakan.
  • Dalam kondisi hamil atau menyusui
  • Berusia lanjut
  • Anak-anak
  • Apabila Anda mendapat sediaan karbon aktif cair, kocok botol kemasan dengan baik agar tidak ada karbon aktif yang mengendap di permukaan bawah botol. Perbanyak asupan cairan selama terapi dengan karbon aktif.
  • Hindari konsumsi sirup coklat, es krim, atau susu karena dapat menghambat mekanisme kerja dari karbon aktif
  • Apabila mengkonsumsi obat lain, minum obat setelah 2 jam dari waktu konsumsi karbon aktif. Hal ini karena karbon aktif mempengaruhi proses penyerapan obat lain.
  • Riwayat alergi
  • Riwayat kondisi medis misalnya perdarahan saluran cerna, penyumbatan pada saluran cerna, intoleransi fruktosa, dehidrasi, paska operasi
  • Konsumsi obat-obat resep, non-resep, vitamin, suplemen, dan obat herbal yang sedang digunakan.
  • Dalam kondisi hamil atau menyusui
  • Berusia lanjut
  • Anak-anak
  • Hindari konsumsi sirup coklat, es krim, atau susu karena dapat menghambat mekanisme kerja dari karbon aktif
  • Apabila mengkonsumsi obat lain, minum obat setelah 2 jam dari waktu konsumsi karbon aktif. Hal ini karena karbon aktif mempengaruhi proses penyerapan obat lain.

Interaksi Karbon Aktif dengan obat lain

Karbon aktif dapat bereaksi secara tidak terprediksi dengan obat-obatan lain. Hal ini dapat mempengaruhi mekanisme kerja obat dan meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Beberapa contoh obat yang berinteraksi dengan karbon aktif misalnya:

  • Paracetamol
  • Digoksin
  • Teofilin
  • Antidepresan trisiklik
  • Paracetamol
  • Digoksin
  • Teofilin
  • Antidepresan trisiklik

Apabila lupa menggunakan Karbon Aktif

Penggunaan karbon aktif selalu dilakukan dibawah pengawasan tenaga kesehatan dan terjadwal, sehingga meminimalisir risiko kehilangan dosis pemberian akibat lupa.

Penyimpanan Karbon Aktif

Simpan obat sesuai dengan kemasannya pada suhu ruangan, terhindar dari panas, kelembaban, dan cahaya langsung. Tidak dibenarkan menyimpan obat dalam lemari pendingin (freezer). Hindarkan dari jangkauan anak-anak. Tanyakan pada tenaga kesehatan apabila Anda ingin membuang sisa obat yang tidak digunakan.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
​Can Activated Charcoal Pills Detox Your Body. Women's Health. (https://www.womenshealthmag.com/health/a19994143/charcoal-pills/)
Activated Charcoal: Learn About Side Effects. eMedicineHealth. (https://www.emedicinehealth.com/activated_charcoal/article_em.htm)
Activated Charcoal—Past, Present and Future. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1306980/)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app