Infeksi Nosokomial - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Dirawat di rumah sakit kok malah tambah sakit?

Sesuai dengan namanya “Rumah Sakit” yang berarti tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki berbagai macam penyakit. Maka tak heran jika rumah sakit merupakan sumber dari 1001 jenis kuman ataupun virus penyebab penyakit. Mulai dari Hospital Acquired Pneumonia yaitu suatu gangguan pernapasan yang terjadi akibat terlalu lama dirawat di rumah sakit, hingga terjadinya sepsis karena kelalaian kerja menggunakan peralatan yang kurang steril. Maka dari itu tidak jarang seseorang yang dirawat di rumah sakit akan mengalami penyakit yang lebih serius bahkan meninggal setelah di rawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama.

Penularan penyakit di rumah sakit ini dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), infeksi nosokomial merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di dunia. Di Indonesia, dalam penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi nosokomial.

Faktor apa yang berperan dalam meningkatkan Infeksi Nosokomial?

Siapa pun yang dirawat di fasilitas kesehatan berisiko terkena Infeksi nosokomial. Selain faktor pelayanan rumah sakit yang kurang baik dalam menjaga keselamatan pasien, ada beberapa hal lain yang ikut berpengaruh dalam mengakibatkan infeksi nosokomial, seperti :

  • Teman sekamar rumah sakitmu
  • Usia, terutama jika Anda berusia lebih dari 70 tahun
  • Sudah berapa lama Anda menggunakan antibiotik
  • Apakah Anda memiliki kateter yang terpasang pada kantung kemih atau tidak?
  • Berapa lama Anda tinggal di ICU?
  • Apakah Anda sedang koma?
  • Apakah Anda pernah mengalami syok?
  • Trauma apa yang Anda alami Sistem kekebalan tubuh Anda yang terganggu

Patogen apa yang paling sering ditemui pada kasus Infeksi Nosokomial?

Menurut CDC, patogen yang paling umum yang menyebabkan infeksi nosokomial adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan E. coli. Beberapa infeksi nosokomial yang umum adalah infeksi saluran kemih, pneumonia pernapasan, infeksi luka di tempat operasi, bakteremia(bakteri yang berkembang biak di darah), infeksi saluran cerna dan kulit.

Infeksi nosokomial tidak hanya terbatas pada bakteri; jamur tertentu seperti Candida albicans dan aspergillus, serta, virus seperti Respiratory Syncytial Virus dan influenza juga telah terlibat dalam sejumlah infeksi yang didapat di rumah sakit.

Hal apa yang berperan paling besar dalam terjadinya Infeksi Nosokomial?

Ya, semua orang sudah memahami bahwa jika terjadi infeksi, maka patogen seperti bakteri, virus, jamur, dsb yang menjadi penyebab utamanya, tetapi apakah Anda pernah berpikir, bahwa infeksi tidak akan terjadi jika pelayanan kesehatan membiarkan hal ini terjadi?

Walaupun tidak disengaja oleh pelayanan kesehatan, tetapi jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). sehingga bisa terjadi penularan penyakit dari satu pasien ke pasien lain atau mungkin juga penularan penyakit dari pasien ke staff rumah sakit atau ke para penjenguk pasien.

Mencegah Infeksi Nosokomial

Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial, harus ada kerja sama antara pihak rumah sakit dan pihak pasien itu sendiri, berikut ada beberapa hal yang dapat dilakukan secara perorangan oleh pasien maupun keluarga pasien agar tidak terkena infeksi nosokomial yaitu:

  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar dari ruangan pasien yang sedang mendapat perawatan intensif dari dokter dan tim kesehatan lain.
  • Memakai perlindungan berupa masker mulut, sapu tangan, baju pelindung atau sarung tangan, topi , kacamata  jika ingin berinteraksi dengan pasien atau para dokter yang terkait
  • Melakukan suntik vaksin untuk mencegah kemungkinan penularan virus dan bakteri dalam ruangan tertutup dan ber-AC, karena pada dasarnya ruangan AC adalah arus bolak balik yang seluruh partikel dan udara  dalam ruangan didalamnya tidak akan keluar kemana mana, sehingga mudah untuk menularkan infeksi virus pada orang lain dalam ruangan yang sama. Mengkonsumsi suplemen Vitamin C dosis tinggi  atau multivitamin lain jika perlukan untuk mempertahanakan kebugaran tubuh
  • Sedapat mungkin tidak memakai toilet yang telah dipergunakan oleh para pasien yang sedang menjalani perawatan intensif, dikhawatirkan segala virus masih ada dilantai toilet yang belum mendapatkan sterilisasi oleh pihak kebersihan rumah sakit
  • Menjauhi segala peralatan medis yang telah dibuang ditempat sampah yang sebelumnya telah digunakan untuk pengobatan misalnya jarum suntik, kapas, cairan obat obatan, cairan darah dan lain lain
  • Mengkonsumsi banyak air putih selama berada di dalam ruangan pasien agar kondisi kesehatan tubuh tetap kuat dan daya tahan tubuh tetap prima
  • Setelah Anda sampai dirumah dari rumah sakit sebaiknya segera mandi dan bersihkan diri dari segala efek yang buruk yang kemungkinan bisa terjadi

Sedangkan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial bagi pihak penyedia layanan kesehatan adalah dengan menjalankan program Patient Safety yang dianjurkan oleh WHO. Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Menurut WHO, Pelaksanaan “Patient safety” meliputi sembilan solusi keselamatan Pasien di RS, yaitu : 

  • Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication names)
  • Pastikan identifikasi pasien
  • Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
  • Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
  • Kendalikan cairan elektrolit pekat
  • Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
  • Hindari salah kateter dan salah sambung slang
  • Gunakan alat injeksi sekali pakai
  • Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

Perlu diingat walaupun rumah sakit merupakan sumber penularan penyakit, tetapi penularan penyakit dapat terjadi dimana saja selain di rumah sakit. Untuk itu penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan Anda dan keluarga.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stubblefield, H. Healthline (2016). What Are Nosocomial Infections? (https://www.healthline.com/health/hospital-acquired-nosocomial-infections)
Custodio, H. Medscape (2016). Hospital-Acquired Infections. (https://emedicine.medscape.com/article/967022-overview)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Urinary Tract Infection. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
dokter beberapa bulan ini badan saya kok tidak bisa bergerak
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app