HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Brain Herniation - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 2, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 16, 2019 Waktu baca: 2 menit

Herniasi otak, atau herniasi serebral, terjadi ketika jaringan otak bergeser dari posisi normalnya pada tengkorak kepala. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pembengkakan karena cedera kepala, stroke, perdarahan, atau tumor otak.

Herniasi otak adalah keadaan darurat medis dan membutuhkan perhatian medis segera. Seringkali berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Mengenai herniasi otak

Jenis Herniasi Otak

Herniasi otak dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi jaringan otak yang telah bergeser. Ada tiga jenis utama herniasi otak, meliputi:

1. Subfalcine

Jaringan otak bergerak di bawah membran yang dikenal sebagai falx cerebri di tengah otak. Jenis ini adalah jenis herniasi otak yang paling umum.

2. Hernia transtentorial

Jenis herniasi otak ini dapat dibagi lagi menjadi dua jenis:

  • Descending Transtentorial atau uncal. Uncus, bagian dari lobus temporal, bergeser ke daerah bawah yang dikenal sebagai fossa posterior. Jenis ini adalah tipe herniasi otak kedua yang paling umum.
  • Ascending Hernia transtentorial. Otak kecil dan batang otak bergerak ke atas melalui tentorium cerebelli.

3. Tonsilar serebelum

Bergerak ke bawah melalui foramen magnum, dimana sumsum tulang belakang terhubung ke otak.

Penyebab herniasi otak

Herniasi otak merupakan hasil pembengkakan di otak, dimana pembengkakan akan meningkatkan tekanan pada jaringan otak (disebut sebagai peningkatan tekanan intrakranial).  Penyebab paling umum dari herniasi otak termasuk:

  • Cedera kepala yang mengarah ke hematoma subdural (ketika darah terkumpul di permukaan otak di bawah tengkorak) atau bengkak (edema serebral)
  • Pukulan
  • Pendarahan otak
  • Tumor otak

Penyebab lainnya termasuk:

  • Abses (kumpulan nanah) dari infeksi bakteri atau jamur
  • Penumpukan cairan di otak (hidrosefalus)
  • Operasi otak
  • Cacat pada struktur otak yang disebut Chiari malformasi

Seseorang dengan tumor otak atau masalah pembuluh darah, seperti aneurisma akan berisiko lebih tinggi mengalami herniasi otak. Selain itu, aktivitas yang meningkatkan risiko cedera kepala juga dapat meningkatkan risiko herniasi otak.

Gejala herniasi otak

Herniasi otak dianggap sebagai keadaan darurat yang cukup serius dan membutuhkan penanganan segera. Tanda dan gejala yang mungkin terjadi termasuk:

  • Pupil melebar
  • Sakit kepala hebat
  • Kehilangan kesadaran
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Tekanan darah sangat tinggi
  • Hilangnya beberapa refleks normal
  • Kejang
  • Postur abnormal, gerakan tubuh kaku, dan posisi tubuh tidak normal
  • Gagal jantung
  • Hilang kesadaran
  • Mual muntah hebat
  • Koma

Pengobatan herniasi otak

Penanganan herniasi otak bertujuan untuk menghilangkan pembengkakan dan tekanan di dalam otak. Berikut adalah penanganan yang dapat diberikan untuk mengatasi pembengkakan dan tekanan otak adalah:

  • Operasi untuk mengangkat tumor, hematoma (gumpalan darah), atau abses (kumpulan nanah)
  • Pembedahan untuk menempatkan saluran yang disebut ventriculostomy melalui lubang di tengkorak untuk menghilangkan cairan berlebihan pada rongga kepala
  • Terapi osmotik atau diuretik (obat yang mengeluarkan cairan dari tubuh) untuk mengeluarkan cairan dari jaringan otak, seperti manitol atau salin hipertonik
  • Kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan
  • Pembedahan untuk mengangkat sebagian tempurung kepala untuk memberi lebih banyak ruang (kraniektomi)

Sementara itu, untuk mengatasi gejala awal, penderita herniasi otak juga dapat diberikan:

  • Oksigen
  • Tabung pernapasan
  • Sedasi (obat bius)
  • Obat untuk mengendalikan kejang
  • Antibiotik untuk mengobati abses atau untuk mencegah infeksi

Pemantauan ketat secara rutin berkala harus dilakukan pada para penderita herniasi otak, untuk mencegah terjadinya komplikasi serius lain :

  • Rontgen kepala dan leher
  • CT scan
  • Pemindaian MRI
  • Tes darah

Komplikasi

Komplikasi herniasi otak meliputi:

  • Kematian otak
  • Henti pernapasan atau jantung
  • Kerusakan otak permanen
  • Koma
  • Kematian

9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Jewell, T. Healthline (2017). What is a Craniectomy? (https://www.healthline.com/health/craniectomy)
Cafasso, J. Healthline (2017). Brain Herniation. (https://www.healthline.com/health/brain-herniation)
NIH (2016). MedlinePlus. Brain Herniation. (https://medlineplus.gov/ency/article/001421.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app