Gejala Perut Kembung - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 5, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 6, 2019 Waktu baca: 3 menit

Kembung (Bloating) merupakan kondisi pembesaran ruang perut yang disebabkan oleh berbagai faktor. seperti terbentuk nya gas di dalam perut atau disebabkan dari makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi.

Keluhan ini sangat umum dan menyerang hampir semua golongan manusia. Keluhannya tidak hanya perut yang terasa penuh, tetapi pada kondisi berat keluhan ini dapat menimbulkan rasa nyeri, diare, konstipasi,  mual dan muntah sehingga harus segera dibawa ke dokter. 

Apa penyebab Perut Kembung?

Secara umum saluran pencernaan mampu menampung rata-rata 200 cc gas. Kandungan gas akan meningkat setiap kita mengonsumsi makanan atau terjadi gangguan pencernaan. Gas yang muncul pada tubuh kita disebabkan oleh bakteri pada usus yang bekerja mengolah makanan yang kita konsumsi setiap hari.

Karena banyaknya kadar gas yang masuk ke dalam tubuh, ini akan menimbulkan rasa 'penuh' pada perut anda. Jika diikuti dengan gejala kram, nyeri , konstipasi , dan diare, maka akan menimbulkan reaksi timbulnya Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Kondisi ini dapat berlangsung lama hingga 3 bulan atau lebih dan sering hilang timbul, yang secara umum disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi dan faktor stres. 

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari bisa menjadi penyebab utama muncul rasa kembung tersebut. Makanan yang sering menimbulkan keluhan kembung  yaitu susu/yogurt yang mengandung Laktosa, beberapa macam buah dan sayur, makanan kaleng, kacang-kacangan, minuman bersoda atau bir.

  • Susu/yogurt
    Dari berbagai macam produk susu, susu yang mengandung Laktosa sering menimbulkan kembung pada perut. Pada orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dalam tubuhnya, 30 menit  setelah mengonsumsi susu, usus kecil tidak dapat membuat enzim yang cukup untuk mencerna Laktosa.
  • Sehingga laktosa yang tidak dicerna akan berinteraksi dengan bakteri di dalam usus besar dan menimbulkan rasa kembung.
  • Buah dan Sayur
  • Buah juga dapat  menjadi penyebab timbulnya rasa kembung akibat adanya kandungan Fruktosa. Fruktosa merupakan komponen gula yang terdapat pada buah-buahan. Beberapa macam buah yang mengandung fruktosa seperti buah apel, pisang,  kiwi, anggur, beri, buah ceri, dan pir.

    Bakteri pada usus besar kita sangat menyukai Fruktosa, jika Anda mengonsumsi terlalu banyak buah yang mengandung banyak  Fruktosa, maka bakteri dalam tubuh akan mengonsumsi lebih banyak dan hasil proliferasinya dapat menimbulkan gas di perut sehingga timbul rasa kembung, nyeri perut, dan diare.

    Tidak hanya buah, beberapa sayur-sayuran seperti brokoli, kembang kol, bawang bombai, jamur, asparagus, dan kacang-kacangan. Sayuran dan jenis kacang tersebut mengandung banyak Raffinose dan Karbohidrat Oligosakarida.

    Rasa kembung timbul karena raffinose tidak dapat dicerna dengan baik di usus, sehingga saat makanan tersebut masuk ke usus besar, bakteri akan memfermentasikan Raffinose dalam jumlah yang banyak.
  • Makanan Kaleng
  • Makanan kaleng  banyak mengandung karbohidrat dan sodium yang tinggi. Karbohidrat dan sodium tinggi meningkatkan resiko kembung karena sulit dicerna di dalam usus.

    Kita mengonsumsi kurang lebih 2000 mg sodium perhari, pada orang dengan tekanan darah tinggi dan diabetes, kandungan sodium yang dapat dikonsumsi hanya 1500mg per hari.

    Pemanis buatan juga banyak mengandung Xylitol dan Sorbitol. Walaupun pada pemanis tanpa gula (sugar free) memiliki kalori yang sangat sedikit, kadar Sorbitol yang sudah masuk ke dalam tubuh membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna.

    Maka kadar Sorbitol dan Sodium harus dijaga pada asupan makan sehari-hari sehingga dapat mengurangi gejala kembung.
  • Minuman Bersoda dan Alkohol
  • Sama seperti makanan kaleng,  alkohol dan soda memiliki kadar sodium yang tinggi.  Selain Sodium, partikel CO2 pada minuman berkarbonasi masuk ke dalam tubuh kita dalam jumlah berlebih dan meningkatkan tekanan pada usus kita.

    Soda dan alkohol dengan sodium tinggi juga dapat menimbulkan gejala refluks sehingga akan timbul rasa kembung yang berkepanjangan.

Penanganan Perut Kembung

Makanan dengan kadar susu Laktosa dan Fruktosa berlebih harus dikurangi, dan dapat digantikan dengan makanan dengan kadar yang lebih rendah. Berbagai makanan yang mengandung kadar Fruktosa yang rendah seperti dark chocolate, minyak kelapa, daging merah, ikan, dan olive oil.

Selain makanan, terdapat juga buah yang aman dikonsumsi untuk menghindari rasa kembung, seperti pepaya, nanas, lemon, alpukat, dan cranberry. Dokter menganjurkan untuk tidak minum minuman soda dan berakohol agar terhindar dari gejala.

Terapi dengan obat-obatan juga menjadi pilihan tepat saat rasa kembung ini muncul. Obat Antasid tepat diberikan untuk mengurangi jumlah gas dalam tubuh dan menghindari refluks.

Obat yang mengandung Prokinetik seperti Domperidon dapat mempercepat pengosongan lambung dari gas berlebih.  Jika timbul nyeri dan kram perut, obat berbasis Antikolinergik sangat ampuh diberikan, seperti obat yang mengandung Hyoscine Butylbromide yang berfungsi untuk meredakan kram pada perut.

Selain asupan dan terapi obat-obatan, sangat dianjurkan untuk berolahraga dan diet teratur agar pencernaan dapat berjalan dengan baik. Luangkan waktu untuk berolahraga paling tidak 3x dalam seminggu secara teratur dan mengonsumsi makanan yang sehat.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chang, L. Web MD (2011). Bloating 101: Why You Feel Bloated. (https://www.webmd.com/digestive-disorders/features/bloated-bloating)
Cho-Dorado, M. Healthline (2017). What Causes Abdominal Bloating? (https://www.healthline.com/health/abdominal-bloating)
Gunnars, K. Healthline (2018). 11 Proven Ways to Reduce or Eliminating Bloating. (https://www.healthline.com/nutrition/11-proven-ways-to-reduce-bloating)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app