Fakta Unik Vagina: Punya Kesamaan dengan Hiu

Dipublish tanggal: Jun 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Fakta Unik Vagina: Punya Kesamaan dengan Hiu

Pembicaraan mengenai vagina yang dianggap tabu membuat banyak orang memiliki pengetahuan yang kurang. Vagina sering kali dianggap sebagai organ reproduksi wanita saja. Padahal selain itu, masih banyak fakta menarik mengenai organ intim kaum perempuan ini.

Di bawah ini, merupakan beberapa fakta menarik serta tak terduga tentang vagina yang semoga bisa menambah pengetahuan.

1. Jumlah syaraf dua kali lebih banyak dari pada penis

Pada klitoris, yang merupakan pusat rangsangan dari vagina, terdapat setidaknya 8000 ujung syaraf. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih banyak dari pada ujung syaraf pada penis. Selain itu, sensitifitas dari 8000 ujung syaraf ini mengirimkan rangsangan ke 15000 lainnya.

2. Otot elastis

Banyak mitos yang menyebut tentang bagaimana vagina bisa "melar". Padahal faktanya, vagina memiliki otot yang sangat elastis. Otot dinding vagina dapat melebar hingga 3 kali lipat untuk lebar serta kedalamannya. 

Ini tentunya bukan hanya berguna pada saat proses reproduksi. Namun juga saat melahirkan.

Elastisitas otot vagina ini juga memungkinkan untuk kembali ke bentuk semula. Jadi sepertinya, vagina "melar" tersebut benar-benar hanya dipengaruhi kesalahan persepsi saja.

3. Kesamaan dengan hiu

Ya, rupanya ada kesamaan antara vagina dan hiu. Vagina serta hiu sama-sama mengeluarkan zat squalene. Pada hiu, zat squalene terdapat di hati. Zat ini pun sering diekstrak untuk mendapatkan minyak hati hiu. 

Sedangkan pada vagina, zat squalene merupakan pelumas alami yang keluar saat ada rangsangan.

4. Aroma berbeda satu sama lain

Vagina rupanya tidak memiliki aroma yang sama. Faktanya, aroma vagina dipengaruhi oleh banyak hal. Misalnya karena makanan, kebersihan, keringat, sampai jenis pakaian yang dipakai. Walaupun vagina memiliki ciri bau tersendiri yang dipengaruhi dari tingkat keasaman.

Fakta menarik lain, bau vagina ini rupanya bisa tercium dari jarak 30 sentimeter loh!

5. Vagina bisa kentut

Bila tiba-tiba terdengar suara kentut namun berasal dari vagina, jangan kaget! Hal ini rupanya normal dan disebut dengan queefing. Queefing atau kentut pada vagina terjadi karena adanya udara yang tertahan di saluran. 

Bentuk saluran reproduksi vagina bukan seperti pipa lurus. Melainkan berbelok dan berkelok-kelok. Ini menyebabkan udara mudah tertahan. Saat udara lepas, maka prosesnya nyaris sama dengan kentut.

Queefing disebabkan karena banyak hal. Namun salah satunya karena otot panggul dan vagina yang melemah.

6. pH sama dengan tomat

Vagina rupanya juga memiliki kesamaan dengan buah tomat! Tingkat keasaman atau pH pada buah tomat sekitar 3,8-4,5. Ini sama dengan pH vagina.

Sangat penting untuk menjaga pH vagina pada batasan tersebut karena terdapat bakteri baik yang membantu kebersihan. Jadi dianjurkan untuk tak sembarangan menggunakan produk pembersih yang dapat mengganggu tingkat keasaman dalam vagina.

7. Dapat membersihkan diri sendiri

Masih berkaitan dengan poin keenam, membersihkan vagina sebaiknya tidak menggunakan produk seperti sabun wangi atau cairan pembersih lain. Ini karena vagina sudah memiliki cairan khusus yang menjaga kelembaban serta melawan bakteri penyebab infeksi.

Satu hal yang perlu dipastikan kebersihannya justru sekitar vagina. Serta memastikan sirkulasi udara yang baik.

8. Titik rangsangan yang banyak

Selama ini dikenal titik rangsangan pada vagina ada di G-Spot. Padahal sebenarnya, ada banyak sekali titik rangsangan berbeda di vagina. Ilmuwan seks dari Malaysia Chua Chee Ann, MD bahkan menyebut adanya titik rangsangan baru bernama A-Spot.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wallen K, et al. (2011). Female sexual arousal: Genital anatomy and orgasm in intercourse. DOI: (https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.yhbeh.2010.12.004)
Suschinsky KD, et al. (2012). Is sexual concordance related to awareness of physiological states? DOI: (https://doi.org/10.1007/s10508-012-9931-9)
Pendergrass PB, et al. (1996). The shape and dimensions of the human vagina as seen in three-dimensional vinyl polysiloxane casts. DOI: (https://www.karger.com/Article/Abstract/291946)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app