Fakta Kanker Serviks yang Penting Untuk Anda Ketahui

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Fakta Kanker Serviks yang Penting Untuk Anda Ketahui

 Menurut data Yayasan Kanker Indonesia, ada 15.000 kasus baru kanker serviks atau kanker leher rahim setiap tahun. Atau,  40 - 45 wanita perhari, atau satu wanita tiap satu setengah jam terdeteksi kena kanker serviks. Dari jumlah itu, lebih dari separuhnya atau sekitar 8.000 wanita meninggal setiap tahun (20 - 25 wanita perhari). Di Jakarta, ada sekitar 90 kasus/100.000 penduduk, di Tasikmalaya 360 kasus/100.000 penduduk, di kota besar lainnya sekitar 90 kasus/100.000 penduduk. Bandingkan dengan Belanda yang hanya sembilan kasus/ 100.000 penduduk.

Data ini, janganlah hanya dianggap sebagai deretan angka belaka. Ini adalah fakta nyata betapa gentingnya status kesehatan wanita di Indonesia. Apalagi, menurut laman Wikipedia, hanya lima persen wanita Indonesia yang melaksanakan penapisan atau deteksi dini kanker serviks. Mengingat pentingnya pengetahuan mengenai kanker ini, mari kita telisik lebih jauh apa itu kanker serviks, penyebab dan faktor risikonya.

Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks dimulai dengan munculnya sel-sel abnormal di permukaan serviks. Kanker serviks tumbuh  dengan perlahan, dan biasanya dapat dideteksi dengan Pap smear jauh sebelum kanker berkembang. Ketika sel-sel serviks mulai berubah dari sel normal menjadi tidak normal, kondisi ini disebut displasia.

Displasia bukan kanker serviks, karena sel-sel displastik tidak menyebar ke jaringan di dekatnya seperti yang dilakukan oleh sel-sel kanker. Meskipun kadang-kadang displasia bisa hilang tanpa pengobatan, namun mungkin bisa berkembang menjadi kanker serviks jika tidak diobati.

Hubungan Kanker serviks dan HPV

Sekarang para ilmuwan sudah tahu hubungan antara human papilloma virus atau HPV dengan kanker serviks. Meski banyak wanita mengidap HPV tapi relatif sedikit yang berkembang menjadi kanker serviks.

"Ada bukti kuat bahwa Anda harus menderita infeksi HPV kronis untuk bisa mendapat kanker serviks yang disebabkan HPV," kata  Marcela G. del Carmen, MD, MPH, direktur klinis Gillette Center for Gynecologic Oncology di  Massachusetts General Hospital Cancer Center dan seorang asisten profesor di Harvard Medical School.

Jika Anda mengidap infeksi HPV, deteksi dini dengan Pap smear menjadi lebih penting lagi. Tes ini bisa mendeteksi sel-sel prakanker dan dokter akan bisa menanganinya sebelum berkembang menjadi kanker.

Faktor Risiko Umum

Wanita yang melakukan pemeriksaan dini, yang merokok dan memiliki sistem imun tubuh yang lemah (misalnya karena terjangkit HIV) adalah mereka yang paling berisiko tinggi, kata del Carmen. Beberapa faktor risiko lain adalah sebagai berikut. Bicarakan kepada dokter jika menurut Anda, Anda termasuk golongan berisiko tinggi.

1. Anda menderita infeksi menular seksual chlamydia
2. Anda hanya makan sedikit sayur dan buah
3. Obesitas
4. Menggunakan kontrasepsi oral
5. Ada riwayat kanker di keluarga
6. Ibu Anda mengonsumsi obat diethylstilbestrol (DES) saat hamil

Apakah Anda termasuk dalam golongan risiko tinggi atau tidak,  penting bagi setiap wanita untuk melakukan Pap Smear secara teratur. Pap smear dapat mendeteksi perubahan prakanker pada sel-sel leher rahim sebelum  menjadi kanker, dan deteksi dini berarti kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup. Bicarakan dengan dokter Anda kapan dan seberapa sering Anda sebaiknya melakukan tes ini. Pap smear adalah cara cepat dan tanpa rasa sakit yang bisa menyelamatkan hidup Anda.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Cervical cancer. World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/health-topics/cervical-cancer)
Cervical cancer: epidemiology, prevention and the role of human papillomavirus infection. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC80931/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app