Ebola - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 3, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Penyakit Ebola?

Ebola merupakan penyakit infeksi virus yang mematikan. Penyebaran virus ebola sangatlah berbahaya yang sangat mudah sekali menular. Hingga saat ini penanganan pada virus ebola masih belum ditemukan. Wabah ebola sudah muncul sejak lama sehingga perlu kewaspadaan maksimal dalam mencegah penyakit ini.

Virus ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di Republik Kongo dan Sudan. Penyebaran diawali dari kelelawar yang membawa virus ebola dan dagingnya dimakan oleh manusia. 

Virus dapat masuk ke tubuh hewan lain dan dapat menular ke manusia melalui cairan liur, terpapar langsung ke luka, cairan tubuh, feses, dan pembuluh darah. Kontak langsung ke tubuh manusia dapat masuk melalui organ indera seperti hidung, mulut, dan mata.

Pada tahun 2014, virus ebola menyebabkan kematian yang cukup tinggi di negara bagian afrika barat. Tetapi hingga saat ini belum ada kasus ebola yang ditemukan di Indonesia. Kembali di tahun 2009 ditemukan virus ebola pada ternak babi yang sakit di Filipina. Sejak saat ini diperlukan kewaspaadan terhadap penyebaran virus ebola dari binatang dan manusia di negara bagian Asia pasifik.

Hingga saat ini reservoir dari terjangkitnya penyakit ebola di manusia disebabkan oleh konsumsi dari daging kelelawar yang terinfeksi virus ebola, buah-buahan yang mengandung lendir monyet dan kelelawar, dan kontak langsung melalui gigitan dari binatang tersebut.

Lingkungan sekitar juga menjadi penyebab penyebaran virus ebola pada manusia. Paparan kontak langsung dengan pasien ebola memudahkan infeksi virus dapat masuk ke dalam tubuh. Lingkungan yang kotor memiliki peluang besar virus untuk menetap.

Penularan Penyakit Ebola

Perlu diketahui bahwa penularan virus ebola tidak ditularkan melalui udara atau gigitan nyamuk. Penyebaran virus Ebola ini terjadi oleh darah atau cairan tubuh penderita yang dapat masuk ke tubuh orang lain melalui luka pada kulit atau lapisan dalam hidung, mulut, dan dubur. Virus Ebola juga dapat ditularkan melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, seperti pakaian, perban, dan jarum suntik. 

Berikut adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit penyakit ebola:

  • Bepergian ke negara yang memiliki kasus Ebola.
  • Petugas medis ketika merawat pasien Ebola.
  • Tinggal serumah dengan penderita

Gejala Penyakit Ebola

Munculnya penyakit ebola menimbulkan gejala awal berupa demam dan kelelahan. Setelah inkubasi virus di dalam tubuh selama 2 hingga 21 hari, maka gejala lain akan muncul diantaranya:

  1. Sakit kepala
  2. Mual muntah
  3. Nyeri otot
  4. Sakit tenggorokan
  5. Diare
  6. Muncul Bercak kemerahan di kulit
  7. Pendarahan akut
  8. Gangguan fungsi ginjal
  9. Gangguan fungsi hati

Diagnosis Penyakit Ebola

Virus ebola hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan darah. Setelah menyatakan keluhan yang terjadi. Dokter perlu melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi hasil darah khas dari ebola antara lain penurunan jumlah sel darah putih dan nilai trombosit yang menurun sehingga memicu pendarahan organ. Pemeriksaan fungsi hati juga diperiksa karena dapat dicurigai adanya peningkatan enzim hati.

Pemeriksaan infeksi virus diambil melalui sampel darah atau air liur manusia. Apabila sudah terbukti adanya virus ebola. Maka pasien perlu dimasukkan ke ruang isolasi untuk mencegah penyebaran dan kontak langsung antar manusia.

Penanganan Penyakit Ebola

Penyakit ebola harus dilakukan dengan perawatan intensif. Pengobatan ebola adalah untuk mengurangi gejala dan kerusakan organ karena sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin dan terapi untuk menyembuhkan pasien ebola.

Pasien ebola harus dimasukkan ke ruang isolasi untuk menanggulangi penularan virus ke orang lain. Para tim medis dan rumah sakit harus memberikan kewaspadaan ekstra apabila ditemukan pasien yang terjangkit virus ebola.

Terapi utama adalah untuk menjaga kekebalan tubuh untuk melawan virus ebola. Pemberian cairan dengan infus bertujuan untuk mencegah dehidrasi berat.  Pengendalian infeksi harus dilakukan secara ketat guna meningkatkan pertahanan tubuh dan mengurangi gejala. Oksigen tambahan untuk menjaga aliran oksigen ke seluruh tubuh juga dapat diberikan. Selain itu, bila penderita mengalami anemia, pemberian transfusi darah perlu dilakukan. 

Pasien yang sudah sembuh dari ebola ternyata masih dapat menularkan virus ke orang lain.

Pencegahan Pada Ebola

Untuk mencegah terjadinya ebola maka seseorang perlu mengantisipasi dirinya sendiri. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkitnya virus ebola antara lain:

  1. Tidak melakukan kontak langsung dengan binatang monyet, kelelawar, atau babi yang sakit.
  2. Mengetahui informasi negara yang berdampak pada virus ebola sebelum berpergian
  3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti mencuci tangan dan membersihkan perabot rumah tangga.
  4. Memasak daging hingga matang. Jangan mengonsumsi makanan mentah
  5. Mencuci buah sebelum dimakan
  6. Hindari kontak langsung dengan penderita ebola
  7. Jika muncul gejala sakit segera berobat ke dokter
  8. Ikuti terus informasi tentang ebola melalui website atau berita kesehatan lainnya. 

25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
DerSarkissian, C. WebMD (2017). Ebola Virus Infection. (https://www.webmd.com/a-to-z-guides/ebola-fever-virus-infection)
Nall, R. Cherney, K. Healthline (2015). Ebola Virus and Disease. (https://www.healthline.com/health/ebola-hemorrhagic-fever)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Ebola Virus and Marburg Virus. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ebola-virus/symptoms-causes/syc-20356258)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app