Diagnosis Alergi yang Tepat untuk Ketahui Jenis Alergen

Dipublish tanggal: Agu 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mar 5, 2020 Waktu baca: 2 menit
Diagnosis Alergi yang Tepat untuk Ketahui Jenis Alergen

Seseorang yang menderita alergi dipengaruhi oleh zat pemicu atau alergen. Tiap orang memiliki jenis alergen yang berbeda-beda. Secara umum, berikut ini adalah tiga jenis alergen yang sering dialami penderita.

Alergen Hirup

Jenis alergen hirup ini dapat memicu munculnya alergi ketika terhirup atau berinteraksi dengan tenggorokan, paru-paru, maupun lapisan hidung seseorang. 

Beberapa jenis alergen hirup ini diantaranya serbuk sari, debu, maupun bulu binatang.

Alergen Kontak

Jenis alergen kontak dapat memicu munculnya alergi ketika tubuh berinteraksi dengan kulit. Beberapa contoh alergen kontak ini seperti sengatan serangga dan bahan kimia seperti lateks.

Alergen Saluran Cerna

Jenis alergen terakhir yaitu saluran cerna pada umumnya ditemukan dalam makanan. Contohnya, kacang-kacangan, makanan laut, kedelai, dan lainnya. 

Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik penilisin juga termasuk alergen saluran cerna.

Alergi ini dapat dialami oleh siapa saja. Namun, lebih sering ditemukan pada anak-anak yang masih lemah kekebalan tubuhnya maupun seseorang yang memiliki riwayat alergi dalam keluarganya. 

Untuk mengetahui penyebab munculnya alergi, maka harus dilakukan diagnosis yang tepat. Disini, dokter akan menanyakan beberapa gejala apa saja yang muncul maupun aktivitas apa saja yang dilakukan sebelum gejala tersebut muncul.

Disamping itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik. Nah, untuk mengonfirmasi apakah penderita benar-benar mengalami alergi dan faktor pemicunya, dokter akan melakukan berbagai tes alergi berikut ini.

Tes Tempel (patch test)

Untuk melakukan tes tempel, maka alergen akan diletakkan pada tempat tertentu, kemudian ditempel pada kulit selama dua hari. Dokter akan memantau reaksi kulit dan memutuskan diagnosisnya.

Tes Tusuk Kulit

Disamping tes tempel, ada juga tes tusuk kulit yang bisa dilakukan dengan cara menetesi kulit pasien dengan alergen yang umum. 

Kemudian, bagian kulit tersebut ditusuk dengan halus dan pelan-pelan menggunakan jarum untuk mengetahui reaksi apa yang ditunjukkan oleh kulit. 

Apabila pada kulit tersebut memang muncul benjolan merah dan terasa gatal, maka pasien tersebut benar-benar mengalami alergi.

Tes Darah

Tes darah juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis alergi seseorang. Tes ini digunakan dengan tujuan mengukur kadar antibodi IgE pada darah, suatu zat yang berperan dalam munculnya reaksi alergi.

Tes Eliminasi

Tes eliminasi dilakukan apabila alergen dipicu oleh makanan. Caranya, dengan menghindarkan jenis makanan yang diduga alergen selama beberapa minggu. 

Kemudian, konsumsi lagi jenis makanan tersebut untuk mengetahui reaksi yang muncul. Jika benar tubuh bereaksi, maka dipastikan makanan tersebut alergen atau penyebab alerginya.

Selain memeriksakan diri ke dokter, usahakan pasien mengevaluasi alergen dengan mengamati jenis makanan yang dikonsumsi serta reaksi alergi yang ditimbulkan. 

Dengan demikian, pasien dapat menentukan sendiri makanan apa yang harus dihindari dan tindakan mengobati reaksi alergi yang muncul.

Peringatan Tes Alergi

Tes alergi ini rupanya tidak boleh sembarang dilakukan atau harus berada dalam pengawasan dokter. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang harus diperhatikan ketika melakukan tes alergi melalui kulit.

Pasien berusia di bawah 2 tahun

Pastikan untuk berkonsultasi terlebih dulu pada dokter sebelum melakukan tes alergi melalui kulit pada pasien berusia dibawah 2 tahun. Sebab, risiko yang muncul bisa lebih besar.

Pasien yang sedang mengalami Alergi

Terutama pada pasien yang sedang mengalami alergi anafilaksis, pastikan untuk menunggu hingga 4-6 minggu terlebih dulu. Sebab, tes alergi pada kondisi tersebut hasilnya tidak akurat.

Pasien dengan Gangguan Kulit Tertentu

Tes alergi pada kulit sangat disarankan pada kondisi kulit yang normal supaya lebih akurat.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Is rinsing your sinuses with neti pots safe? U.S. Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/ForConsumers/ConsumerUpdates/ucm316375.htm.
Allergic rhinitis, sinusitis and rhinosinusitis. American Academy of Otolaryngology — Head and Neck Surgery. http://www.entnet.org/content/allergic-rhinitis-sinusitis-and-rhinosinusitis.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app