Di Balik Rumah Selalu Bersih dan Rapi, Bisa Jadi Gejala OCD

Dipublish tanggal: Sep 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Obsessive compulsive disorder atau sering disingkat dengan OCD merupakan kelainan kronis di mana seseorang mempunyai obsesi dan perilaku yang tidak terkendali untuk melakukan suatu kegiatan secara terus-menerus. Obsessive merupakan sebutan yang dipakai bagi seseorang yang terlalu khawatir. Sedangkan compulsive merupakan gangguan personal yang dialami seseorang ketika dia terlalu detail, terlalu gemar mengatur, hingga cenderung perfeksionis. Sementara istilah disorder dipakai untuk menunjukkan bahwa gangguan tersebut menyebabkan efek yang signifikan dalam kesehariannya.

Bersih-bersih karena tekanan

Keteraturan bisa dikatakan sebagai inti dari OCD. Salah satu tanda atau gejala umum dari penderita OCD adalah rasa takut yang terlalu berlebih terhadap kuman maupun kontaminasi. Akan tetapi penderita OCD berbeda jauh dengan pecinta kerapian yang tidak mempunyai perasaan obsesi berlebih. Seseorang yang mencintai kerapian membersihkan lingkungan sekitarnya karena perasaan senang dan lebih produktif. Sementara orang dengan gangguan OCD melakukannya di bawah pengaruh tekanan. 

Obyek atau kegiatan yang menjadi sasaran dari penderita gangguan OCD tidak selalu berkaitan dengan membersihkan atau merapikan bagian rumah saja. mereka juga merasa begitu takut kehilangan kontrol  akan berbagai hal lainnya. Berikut tanda-tanda lain yang akan muncul dari penderita OCD:

  • Menolak seseorang datang bertamu ke rumah hanya karena dia merasa kalau rumahnya kurang rapi.
  • Merapikan tumpukan buku atau majalah yang ada di meja secara terus-menerus agar tumpukan tersebut bisa terlihat rapi dan simetris. Disamping itu, penderita OCD juga sering memastikan label kaleng pada minum atau makanan selalu menghadap ke depan agar mudah dibaca olehnya.
  • Membersihkan sepatu yang ia pakai secara berlebihan belum masuk ke dalam rumah.
  • Merasa marah hanya karena seseorang tidak mengembalikan barang yang dimiliki ke tempat semula setelah digunakan. Itulah sebabnya, banyak penderita OCD yang memilih untuk hidup sendiri.

Cara menangani penderita gangguan OCD

 Sebagian dari penderita OCD memberikan gangguan atau gejala yang dapat ditoleransi. Akan tetapi jika gangguan yang dirasakan oleh penderita OCD semakin berat hingga dapat mempengaruhi kegiatan sehari-harinya, maka disarankan untuk menerima bantuan dari psikiater. Penanganan OCD sendiri bisa dilakukan dengan perpaduan terapi pola pikir dan perilaku serta mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu.

Terapi pola pikir dan perilaku

Exposure and response prevention atau ERP merupakan terapi yang sering dan umum dilakukan pada penderita OCD. Terapi ini dilakukan dengan memberikan pajangan berupa situasi atau keadaan mencemaskan yang memicu perilaku kompulsif orang yang menderita gangguan OCD. Setelah itu, penderita diminta untuk melawannya. 

Misalnya saja, setelah penderita OCD sudah mencuci tangan satu kali, dokter atau terapis akan akan memintanya untuk menunggu hingga 15 menit sebelum dia diperbolehkan kembali mencuci tangannya. Tenggat waktu dalam terapi tersebut secara bertahap akan diperpanjang sampai penderita OCD hanya perlu sesekali mencuci tangan ketika itu memang diperlukan.

Obat

Dokter yang menangani pasien OCD mungkin akan memberikan bantuan pengobatan berupa SSRI atau selective serotonin reuptake inhibitors. Penanganan ini sering dimnfaatkan sebagai antidepresi. Pengobatan jenis yang satu ini dinilai efektif untuk mengurangi keluhan yang dirasakan oleh penderita OCD. 

Dukungan keluarga dan upaya di rumah

Dukungan keluarga maupun orang terdekat dengan pasien OCD memang memiliki peran yang amat penting untuk kesembuhannya. Saat berada di rumah, para anggota kelurga yang lain bisa membantu pasien dalam mengelola gangguan OCD yang pasien alami. 

Misalnya saja ketika istri yang mempunyai gangguan OCD ingin membersihkan rumah, suaminya bisa mengalihkan perhatian si istri dengan mengajaknya menonton TV atau kegiatan yang lain.

Hal-hal yang sudah dibahas di atas bisa membantu penderita gangguan OCD untuk terus berlatih melawan obsesi serta perasaan kompulsi yang dihadapinya. Beberapa teknik relaksasi lain termasuk yoga dan meditasi juga bisa dimanfaatkan untuk membantu mengurasi ras stres dan kecemasan yang timbul akibat gangguan OCD. 

Dengan melakukan penanganan yang baik dan rutin, seseorang dengan gangguan OCD bisa tetap menjalani hidupnya yang berkualitas dan bermanfaat seperti kebanyakan orang pada umumnya. Selain itu, dia juga bisa mengendalikan perasaan obsesi serta kompulsi yang dirasakannya ke arah yang lebih positif.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
De novo classification request for Brainsway Deep Transcranial Magnetic Stimulation System. U.S. Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/about-fda/cdrh-transparency/evaluation-automatic-class-iii-designation-de-novo-summaries.
Woody EZ, et al. Obsessive compulsive disorder (OCD): Current treatments and a framework for neurotherapeutic research. Advances in Pharmacology. 2019; doi:10.1016/bs.apha.2019.04.003.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app