Calcusol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Calcusol obat apa?

Calcusol adalah obat herbal yang di klaim dapat meluruhkan batu ginjal. Obat ini diracik dari ekstrak daun tempuyung yang sudah dikenal sejak dulu sebagai bahan alami untuk pengobatan masalah perkemihan. Biasanya daun ini direbus kemudian diminum airnya untuk mengatasi anyang-anyangan dan memperlancar buang air kecil.

Obat yang diproduksi oleh PT. Jamu Tradisional Dr. Sardjito dan didistribusikan oleh PT. Calumixa ini merupakan jenis jamu-jamuan kategori obat bebas. Namun, meskipun dijual bebas penggunaannya sebaiknya disesuaikan dengan aturan minum yang tertera di kemasan atau bila perlu tanyakan ke dokter. Berikut ini kami berikan ulasan singkat tentang kegunaan, dosis, efek samping obat ini.

Ikhtisar Obat Calcusol

Jenis obat Meluruhkan batu ginjal
Kandungan Ekstrak Sonchi Folium, saccharum lactis
Kegunaan Membantu meluruhkan batu urin di ginjal dan saluran kemih
Kategori Obat bebas; obat herbal
Konsumen Dewasa
Kehamilan Konsultasikan dengan dokter
Sediaan Calcusol kapsul

Mekanisme Kerja

Cara kerja obat ini di tubuh dapat diketahui dengan mencermati manfaat dari bahan aktif yang dikandunganya. Bahan aktif obat Calcusol ini diantaranya:

  • Ekstrak sonchi folium: merupakan senyawa obat yang diperoleh dari ekstraksi daun tumbuhan Sonchus Arvensis atau di Indonesia dikenal sebagai tanaman tempuyung. Tanaman ini sudah banyak diteliti, termasuk oleh Prof. Dr. Sardjito yang merupakan guru besar fakultas kedokteran UGM yang fotonya tertera dalam kemasan obat ini. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa ekstrak daun tempuyung merupakan bahan herbal yang dapat digunakan sebagai obat penghancur batu ginjal.
  • Saccharum lactis: merupakan bahan tidak aktif (inaktif) yang digunakan sebagai tambahan dalam komposisi obat. Senyawa ini berbentuk kristal putih disakarida yang disebut juga sebagai lactose atau gula susu.

Indikasi atau Kegunaan Calcusol

Calcusol digunakan untuk membantu meluruhkan batu urin baik di ginjal maupun saluran kemih pada penderita batu ginjal. Obat ini juga digunakan untuk memperlancar buang air kecil serta anyang-anyangan atau ISK.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakannya:

  • Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini.

Dosis Calcusol dan Cara Penggunaan

Calcusol tersedia dalam bentuk sediaan kapsul dengan kekuatan dosis perkapsulnya sebagai berikut:

  • Serbuk sonchi folium: 392 mg setara dengan 108 mg ekestra sonchi folium.
  • Saccharum lactis: 392 mg.

Ingat! Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain. Atau berdasarkan dosis yang tertera di kemasan obat.

Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Dosis untuk meredakan batu ginjal

  • Dosis dewasa: 2 kapsul sekali minum 3 kali sehari selama 5 hari, selanjutnya diturunkan jadi 2 kapsul sekali minum 2 kali sehari selama 1 - 3 minggu hingga rasa sakit akibat batu ginjal reda.

Dosis untuk anyang-anyangan atau ISK

  • Dosis dewasa: 2 kapsul sekali minum, 2 kali sehari jika dibutuhkan.

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah setelah makan dan perbanyak konsumsi air putih setelahnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Calcusol pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Calcusol

Calcusol umumnya ditoleransi dengan baik dan tanpa efek samping karena dibuat dari bahan alami. Namun penggunaanya sebaiknya berdasarkan dosis yang tertera di kemasan dan tidak berlebihan.

Efek Overdosis Calcusol

Belum diketahui adanya efek overdosis dari herbal Calcusol. Sepertihalnya obat lainnya, penggunaan berlebihan dalam jangka waktu lama tentunya tidak baik untuk kesehatan. Jika terjadi konsumsi berlebihan secara tidak sengaja dan menyebabkan efek seperti mual, muntah, pusing, segeralah konsultasikan dengan dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Pastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Penggunaan dosis tinggi obat Calcusol sebaiknya hanya untuk pasien yang sudah ditetapkan oleh dokter menderita batu ginjal serta harus sesuai dosis yang tertera di kemasannya.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Calcusol untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Bahan aktif Calcusol belum diketahui efek sampingnya pada ibu hamil oleh karena itu sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Anda sebelum menggunakan obat ini selama kehamilan.
  • Belum diketahui efek Calcusol pada ibu menyusui apakah berpengaruh pada ASI atau membahayakan bayi. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi obat ini pada masa menyusui.

Interaksi Obat

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Peng, Yu-Lan & Zhang, Yu & Gao, Xinfen & Tong, Lin-jing & Li, Liang & Li, Ren-Yuan & Zhu, Zhangming & Xian, Jun-ren. (2014). A phylogenetic analysis and new delimitation of Crepidiastrum (Asteraceae, tribe Cichorieae). Phytotaxa. 159. 241–255. 10.11646/phytotaxa.159.4.1.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/261360798_A_phylogenetic_analysis_and_new_delimitation_of_Crepidiastrum_Asteraceae_tribe_Cichorieae)
Muñoz, Orlando & Maya, Juan & Ferreira, Jorge & Christen, Philippe & San Martín, José & Lopez-Muñoz, Rodrigo & Morello, Antonio & Kemmerling, Ulrike. (2013). Medicinal Plants of Chile: Evaluation of their Anti-Trypanosoma cruzi Activity. Zeitschrift für Naturforschung. C, Journal of biosciences. 68. 198-202. 10.5560/ZNC.2013.68c0198.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/255704977_Medicinal_Plants_of_Chile_Evaluation_of_their_Anti-Trypanosoma_cruzi_Activity)
Park, Moon & Chun, Young-Moon. (2015). The Usage of Regional Folk Plants in Jeollanam-do. Korean Journal of Plant Resources. 28. 79-92. 10.7732/kjpr.2015.28.1.079.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/277577787_The_Usage_of_Regional_Folk_Plants_in_Jeollanam-do)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app