Berbagai Faktor Kambuhnya Vertigo

Dipublish tanggal: Sep 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Vertigo merupakan sebuah penyakit yang sangat mungkin untuk kambuh pada waktu-waktu tertentu. Terdapat beberapa faktor yang dapat membuat kambuhnya vertigo, diantaranya disebabkan oleh perubahan posisi kepala, masalah pada telinga bagian dala dan kepala. Penyakit ini dapat kambuh dalam waktu hitungan menit hingga beberapa jam tergantung pada tingkat keparahan yang dialami.

Seeorang yang mengalami vertigo akan merasakan lingkungan sekelilingnya berputar atau seperti hilangnya keseimbangan. Orang tersebut akan merasakan sensasi pusing yang diringin perasaan seperti sekitarnya sedang berputar meskipun dia sendang dalam posisi diam, jika hal ini terjadi orang itu dapat merasa pusing.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Fisioterapi via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket fisioterapi hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Ketika seorang penderita vertigo mengubah posisi kepalanya hal ini bisa jadi hal yang berbeda dengan yang dirasakan orang yang tidak mengidap vertigo. Selain itu, lubang telingan dalam juga dapat menjadi faktor penyebab kambunya vertigo, karena bagian ini memiliki fungsi sebagai pengatar informasi sehingga memicu sensor tubuh dalam mendeteksi perubahan postur, gerakan, juga posisi tubuh melalui saraf menuju otak.

Gejala vertigo

Vertigo sendiri memiliki beberapa gejala yang perlu diketahui agar dapat mencegah terjadinya hal buruk ketika penyakit ini kambuh. Gejala tersebut dapat berupa:

  • Sekeliling terasa berputar-putar
  • Hilangnya keseimbangan
  • Tubuh seperti ditarik ke arah tertentu
  • Sekeliling terasa miring
  • Sekitaran seperti bergoyang

Tidak hanya beberapa gejala seperti di atas yang timbul, ketika vertigo kambuh terdapat beberapa gejala lainnya yang juga muncul pada saat penyakit ini kambuh:

Penyebab vertigo kambuh

Perlu diketahui, vertigo dapat kambuh disebabkan oleh adanya gangguan dari benign paroxysmal posistion vertigo (BPPV). Hal ini merupakan istilah dari munculnya perasaan seperti dunia sekeliling berputar-putar secara tiba-tiba. Seseorang yang mengalami ini akan merasakan di dalam kepala mereka seperti berputa-putar.

Seseorang yang memiliki kecenderungan BPPV yang dikaitkan dengan perubahan posisi kepala dapat menjadi penyebab kambuhnya vertigo. Terdapat beberapa perubahan posisi kepala yang dpat memicu kambuhnya vertigo, seperti:

  • Membaringkan tubuh
  • Membalikan posisi tubuh
  • Menundukan kepala atau menengadahkan

Pada umumnya serangan ini akan dirasakan dalam waktu yang singkat, namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi tidak hanya sekali dan akan timbul rasa sakit yang tidak tertahankan. Umumnya untuk jenis ini akan berlangsung dalam waktu hitungan detik hingga hitungan menit. Vertigo ini akan diiringi dengan rasa pusing dan hilangnya keseimbangaan dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah timbulnya serangan vertigo.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health

Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).

Terlepasnya kristal kalsium karbonat pada lapisan saluran telingan merupakan penyebab kambunya vertigo yang terkait BPPV. Apabila seseorang pengidap vertigo dalam keadaan normal, hal ini tidak menyebabkan tibulnya serangan. 

Akan tetapi hal ini dapat muncul apabila pecahan-pecahan kritstal itu masuk ke salah satu kanal berisi cairan telinga. Ini dapat terjadi karena apabila kepala bergerak pecahan kristal tersebut akan masuk sehingga memicu untuk datangnya sinyal membingungkan ke dalam otak.

Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan BPPV dapat terjadi, meskipun hal ini belum diketahui secara pasti:

  • Infeksi pada telinga
  • Menjalanin operasi telinga
  • Mengalami cidera kepala
  • Faktor dari riwayat keluarga yang mengidap vertigo dan sering kambuh
  • Diabetes
  • Tirah baring (bed rest) dalam pemulihan penyakit yang cukup lama

Orang-orang yang mengalami pada umumnya BPPV terjadi pada usia 50 tahun keatas. Namun hal ini tidak menuntup kemungkinan bahwa dapat terjadi pada siapapun dalam rentang usia yang tidak tentu. Umumnya ganguan ini lebih berpotensi terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. 

Untuk menangani kambuhnya vertigo, dapat ditangani degan beberapa jenis obat untuk meredakan gejala yang perlu diberikan dengan resep dokter. Meskipun mengkonsumsi obat-obatan, hal ini tidak menjamin bahwa obat tersebut dapat menangani vertigo yang disebabkan BPPV. 

Akan lebih baik apabila seseorang yang memiliki penyakit vertigo untuk berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui penyebab kambuhnya penyakit ini agar mengerti penanganan seperti apa yang tepat diberika apabila sedang kambuh. Hal ini juga berguna dalam mencegah terjadinya kemungkinan buruk dari kambunya vertigo. 

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kim, Young Hyo & Kim, Kyu-Sung & Kim, Kyu & Choi, Hoseok & Choi, Jeong-Seok & Hwang, In. (2011). Recurrence of vertigo in patients with vestibular neuritis. Acta oto-laryngologica. 131. 1172-7. 10.3109/00016489.2011.593551. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/51466874_Recurrence_of_vertigo_in_patients_with_vestibular_neuritis)
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Living With. Cleveland Clinic. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11858-benign-paroxysmal-positional-vertigo-bppv/living-with)
Recurrence of vertigo in patients with vestibular neuritis. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21728751)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app