Bahaya Penyakit Japanese Encephalitis Yang Disebabkan Nyamuk di Indonesia

Dipublish tanggal: Jul 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 16, 2019 Waktu baca: 3 menit
Bahaya Penyakit Japanese Encephalitis Yang Disebabkan Nyamuk di Indonesia

Berdasarkan data dari CDC ( Centers of Disease Control And Prevention) dan WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu  negara di Asia yang merupakan endemis virus penyakit japanese encephalitis

Bagi wisatawan yang akan berlibur di Indonesia maka perlu memperoleh informasi terkait penyakit ini supaya bisa melakukan pencegahan agar tidak terkena virus penyakit berbahaya yang satu ini.

Namun cukup disayangkan karena informasi seputar japanese encephalitis di Indonesia masih terbatas. Hal inilah yang membuat banyak masyarakat yang belum tahu mengenai bahaya penyakit yang satu ini.

Mengenal Penyakit Japanese Encephalitis

Sebelum Anda mengetahui bahaya penyakit japanese encephalitis sebaiknya ketahui apa itu penyakit yang satu ini. Japanese encephalitis merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus dan banyak terjadi di kawasan Asia. 

Virus penyakit ini merupakan golongan flavivirus dimana penularannya terjadi hanya antara nyamuk culex terutama dari culex tritaeniorhynchus, burung sawah atau ladang dan babi.

Cara Virus Japanese Encephalitis Menulari Manusia

Perlu Anda waspadai bahwa manusia dapat tertular oleh virus japanese encephalitis ketika tergigit nyamuk culex tritaeniorhynchus yang sudah terinfeksi. Nyamuk tersebut biasanya lebih aktif saat malam hari. Biasanya jenis nyamuk ini banyak berada di persawahan maupun area irigasi. 

Kasus penyakit japaneses encephalitis banyak terjadi di Bali dan hal tersebut dikaitkan dengan banyaknya sawah dan peternakan babi di wilayah tersebut. Perlu Anda waspadai biasanya munculnya penyakit japanese encephalitis ini akan semakin meningkat saat musim hujan tiba.

Gejala Japanese Encephalitis

Penderita japanese encephalitis sebagian besar hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Biasanya gejala penyakit ini akan muncul 5-15 hari sesudah tergigit oleh nyamuk yang sudah terinfeksi virus. 

Penderita japanese encephalitis akan mengalami gejala awal berupa demam, sakit kepala, menggigil, mual, lemas dan muntah. Hanya 1 dari 200 penderita penyakit ini yang menunjukkan gejala berat bahkan peradangan di bagian otak. 

Kondisi tersebut disertai dengan demam tinggi secara mendadak, kaku di bagian tengkuk, sakit kepala, koma, kelumpuhan dan kejang.

Munculnya gejala kejang sering terjadi biasanya pada penderita anak-anak. Untuk gejala berupa sakit kepala dan kaku di bagian tengkuk sering dialami oleh pasien dewasa. Namun keluhan tersebut bisa membaik sesudah fase penyakit akut terlampaui. 

Tetapi dari 20-30% pasien penderita penyakit ini bisa mengalami gangguan saraf kognitif maupun psikiatri yang permanen. Selain itu terjadi pula komplikasi penyakit japanese encephalitis yang paling berat yaitu meninggal dunia namun hanya terjadi pada 20%-30% saja dari kasus penyakit tersebut.

Jenis Pemeriksaan untuk Diagnosis Japanese Encephalitis  

Untuk mendiagnosa japanese encephalitis tidak hanya bisa diketahui dari gejala yang dialami pasien namun juga ditunjang oleh pemeriksaan fisik oleh dokter serta pemeriksaan laboratorium. 

Untuk pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan memeriksa darah serta cairan sumsum. Namun tindakan pengambilan cairan sumsum harus dilakukan di ruang perawatan khusus.

Jika Anda terserang infeksi maka sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi agar bisa melawan infeksi tersebut. Sedangkan untuk tes laboratorium dilakukan supaya bisa mendeteksi adanya antibodi (lgM) untuk melawan virus japanese encephalitis.

Pendeteksian lgM dilakukan di dalam cairan sumsum 4 hari sesudah gejala penyakit ini muncul dan bisa ditemukan di dalam darah 7 hari sesudah gejala muncul.

Bisakah Penyakit Ini Diobati?

Hingga saat ini masih belum ada pengobatan spesifik yang bisa mengobati japanese encephalitis. Biasanya pengobatan dilakukan sesuai gejala yang dialami oleh pasien seperti pemenuhan cairan tubuh, istirahat, memberikan obat pengurang rasa nyeri dan obat pengurang demam. 

Selain itu pasien perlu dirawat inap agar bisa diobservasi untuk memperoleh penanganan yang tepat.

Cara Mencegah Penyakit Japanese Encephalitis

Cara pencegahan sederhana yang bisa Anda lakukan antara lain :

  • Mencegah dari gigitan nyamuk dengan memakai lotion anti nyamuk, menggunakan pakain yang tertutup, memasang kelambu di tempat tidur serta menghindarkan diri dari kegiatan malam hari di kawasan sawah atau ladang.
  • Menggunakan vaksin mulai dari bayi sampai dewasa.

Jadi, yuk mulai jaga kesehatan dan kebersihan lingkungan ya. Buat nyamuk tidak betah tinggal di rumah dan lingkungan kita. Inilah juga cara mencegah paling ampuh agar tidak terkena penyakit yang disebabkan nyamuk, termasuk Japanese Encephalitis ini. 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Japanese encephalitis. World Health Organization (WHO). (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/japanese-encephalitis)
Japanese encephalitis. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/conditions/japanese-encephalitis/)
Japanese encephalitis: Symptoms, treatment, transmission, and more. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/181418)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app