Bahan-Bahan Alami untuk Membantu Berhenti Merokok

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Bahan-Bahan Alami untuk Membantu Berhenti Merokok

Merokok seolah menjadi kegiatan lumrah yang sering dilakukan orang-orang dewasa di Indonesia. Apalagi memang memiliki hak legalnya tersendiri. Meskipun begitu kandungan nikotin yang terkandung dalam lintingan rokok sudah berhasil membuat orang-orang menjadi para perokok aktif yang berat. Sehingga menjadikan Anda sulit untuk dapat berhenti dari kebiasaan tersebut.

Kesadaran diri dan pengaruh kesehatan biasanya mampu menimbulkan niat untuk berhenti merokok, namun seringkali gagal karena kembali tergoda lagi dan lagi kemudian Anda menjadi sangat sulit untuk berhenti. 

Alasan kesehatan yang seringkali muncul adalah pernafasan. Dimana paru-paru biasanya mendapatkan posisi pertama akibat kerusakan yang ditimbulkan rokok. Kemudian menyerang organ vital lainnya seperti jantung, sistem imun, tenggorokan dan ginjal.

Apabila Anda berniat untuk segera berhenti merokok, maka hal tersebut adalah niat yang mulia. Mengapa demikian? Karena berhenti merokok sama dengan menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan orang lain dari penyakit kronis yang bisa terjadi.

Terdapat beberapa bahan alami yang bisa Anda gunakan untuk mendukung niat berhenti merokok. Bahkan bisa dengan mudah Anda temukan di lingkungan sekitar. Simak penjelasannya berikut ini.

Perbanyak Minum Air

Solusi utama dari berbagai macam gangguan kesehatan adalah minum air. Hal itu pula yang harus Anda lakukan ketika berniat untuk berhenti merokok, kapanpun Anda memiliki keinginan untuk kembali merokok maka segeralah minum air. Karena mengkonsumsi air yang cukup setiap hari dapat menurunkan keinginan atau sakau yang ditimbulkan akibat rokok.

Cabe Rawit

Cabe rawit memiliki kemampuan untuk menurunkan daya sensitif terhadap zat adiktif yang berkaitan langsung dengan sistem pernafasan. Sehingga pada kasus rokok, berfungsi untuk menurunkan zat adiktif dari nikotin maupun tembakau. Dengan demikian konsumsi cabe rawit yang teratur dapat menimbulkan sedikit keinginan untuk kembali merokok.

Jahe

Bahan selanjutnya adalah jahe. Dimana jahe bisa menyembuhkan beberapa gejala yang ditimbulkan oleh nikotin seperti mual. Selain itu dapat menurunkan kadar dopamin di dalam tubuh yang berasal dari nikotin.

Anda bisa konsumsi jahe dalam bentuk teh yang diminum di pagi hari untuk mencegah keinginan merokok. Atau konsumsi lebih sering saat Anda sedang mengalami sakau akibat nikotin.

Oatmeal

Bahan alami satu ini dapat menurunkan kadar racun sekaligus keinginan kembali untuk merokok. Dengan demikian Anda dapat mengurangi gejala sakau yang terjadi di dalam tubuh.

Anda bisa membuat minuman dari oats yang harus dikonsumsi sebelum makan. Gunakan satu sendok oats yang ditambahkan dengan dua gelas air panas, kemudian diamkan hingga semalam. Selanjutnya rebus air tersebut setiap menjelang pagi hari. Pastikan untuk diminum secara rutin.

Multivitamin

Nutrisi alami yang Anda miliki di dalam tubuh otomatis terkuras akibat kegiatan merokok. Karena kekurangan vitamin menjadi salah satu alasan bertambahnya kadar nikotin dan keinginan untuk merokok.

Dengan demikian Anda bisa mengkonsumsi multivitamin yang bisa mengikis kadar nikotin secara perlahan di dalam tubuh. Anda bisa memilih buah-buahan atau sayuran yang kaya akan vitamin secara alami kemudian dibantu dengan multivitamin yang dijual bebas di pasaran

Perbanyak Minum Jus

Terakhir, bahan alami yang bisa membantu Anda untuk berhenti merokok adalah jus. Dimana Anda bisa memilih bahan jus yang kaya akan vitamin dan antioksidan. Salah satu jenis buah yang baik untuk membantu mengeluarkan kadar nikotin adalah anggur.

Minum jus anggur setiap hari untuk mengurangi kadar nikotin di dalam tubuh, sehingga keinginan untuk kembali merokok semakin berkurang dari hari ke hari.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app