Apa Bahaya Aborsi

Dipublish tanggal: Mar 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apa Bahaya Aborsi

Definisi dari Aborsi

Aborsi adalah suatu penanganan medis untuk menghentikan kehamilan. Aborsi dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah dengan bantuan dokter. Biasanya, aborsi tidak memerlukan operasi maupun anestesi.

Aborsi paling aman dilakukan pada saat trimester pertama kehamilan. Adapun kenapa aborsi dilakuakan biasanya karena alasan personal, seperti mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, perasaan yang campur aduk tentang kehamilan tersebut, dan sebagainya. 

Ada juga alasan aborsi karena memiliki kondisi kesehatan yang dapat mengancam jiwa, baik janin maupun ibunya.

Jenis-Jenis aborsi

Wanita yang janinnya akan lahir dalam sepuluh minggu, tidak lagi bisa melakukan aborsi. Kehamilan yang masih kurang dari 15 minggu masih aman untuk melakukan aborsi aspirasi, sedangkan untuk kehamilan lebih dari 15 minggu dilakukan dengan jenis aborsi dilasi dan evakuasi (D&E).

1. Aborsi aspirasi

Sering disebut aborsi vakum, adalah tipe aborsi yang paling umum. Dokter mula-mula akan memberikan obat yang dapat menyebabkan mati rasa yang diinjeksikan ke serviks. Dokter akan memasukkan spekulum dan memeriksa kondisi uterus. 

Serviks akan terbuka lebar karena dilator baik sebelum atau sesudah prosedur ini. Dokter akan memasukkan tabung yang terpasang alat penyedot melalui serviks menuju ke uterus. 

Alat penyedot ini akan mengosongkan uterus. Kebanyakan wanita akan merasakan kram ringan sampai moderat saat prosedur ini. Rasa kram akan berangsur-angsur menghilang setelah tabung dikeluarkan dari uterus. 

Lalu, dokter akan segera mengecek kembali uterus untuk memastikan uterus sudah kosong, dan memberikan antibiotik untuk menghindarkan dari infeksi. Prosedur aborsi aspirasi sebenarnya memakan waktu sekitar 10 menit, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai kondisi dilasi.

2. Aborsi D&E

Biasanya dilakukan pada umur kehamilan di atas 15 minggu. Prosedur dimulai sama seperti aborsi aspirasi, hingga bagian pembersihan uterus. 

Setelah tabung dikeluarkan, dokter akan menggunakan alat yang memiliki ukuran kecil yang berbentuk lilitan metal yang disebut kuret untuk menghilangkan jaringan yang tersisa yang tertinggal di uterus. Hal ini dilakukan untuk memastikan uterus benar-benar kosong.

Komplikasi Aborsi

  • Infeksi yang serius dan perlu dirawat di rumah sakit. Gejalanya antara lain demam, rasa sakit pada perut, dan keluar aroma tidak sedap dari vagina. Kemungkinan infeksi akan semakin meningkat akibat penyakit seksual menular.
  • Alergi atau reaksi tertentu terhadap obat, termasuk obat anti-nyeri, sedatif, anestesi, antibiotik dan/atau obat dilasi.
  • Perforasi uterus, yang mungkin terjadi saat instrumen prosedur menusuk dinding uterus
  • Pendarahan hebat, yang dapat menyebabkan pendarahan yang memerlukan transfusi darah dan perawatan di rumah sakit.
  • Robekan pada serviks atau laceration, yang bisa diatasi dengan jahitan setelah prosedur jika diperlukan
  • Produk proses aborsi yang tertahan, misalnya ada bagian dari kehamilan yang tidak dikeluarkan 

Risiko dari tindakan Aborsi

Risiko yang potensial dari aborsi antara lain

  • Aborsi yang tidak selesai, yang membutuhkan tindakan operasi
  • Kehamilan yang tetap berjalan akibat prosedur yang tidak efektif
  • Pendarahan berat dan berlanjut
  • Infeksi
  • Demam
  • Rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan

Wanita hamil harus yakin dalam pilihannya melakukan aborsi. Apabila melanjutkan kehamilan setelah mengonsumsi obat aborsi, akan menyebabkan kecacatan pada janin. Umumnya, aborsi tidak mempengaruhi kehamilan di masa mendatang kecuali terjadi komplikasi.

Aborsi sangat tidak disarankan untuk kondisi berikut:

  • Memiliki alat intrauterin (intrauterin device (IUD))
  • Terdiagnosa kehamilan diluar uterus (ectropic pregnancy)
  • Memiliki kondisi kesehatan tertentu. Contohnya gangguan pendarahan, penyakit jantung atau penyakit pada pembuluh darah, penyakit hati yang parah, penyakit paru-paru atau ginjal, atau gangguan kejang yang tidak dapat dikontrol.
  • Mengonsumsi obat pengencer darah atau pengobatan steroid
  • Tidak mampu mengunjungi dokter secara berkala atau tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan
  • Memiliki alergi terhadap obat yang digunakan

Penanganan terhadap aborsi

Segera temui dokter bila terjadi gejala berikut:

  • Gumpalan darah yang sangat besar melebihi ukuran telapak tangan hingga lebih dari dua jam
  • Tanda kehamilan yang tetap ada setelah seminggu
  • Pendarahan yang sangat parah yang menyebabkan harus mengganti pembalut hingga dua kali tiap jam selama dua jam berturut-turut
  • Demam
  • Keluar cairan berbau tak sedap dari vagina
  • Rasa sakit atau kram yang terus memburuk, terutama setelah 48 jam

27 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Risks of Abortion. SCDHEC. (https://www.scdhec.gov/risks-abortion)
Sperber, Amanda. El Salvador's total ban on abortion risks women's health. The Lancet, Volume 391, Issue 10132, 1758 - 1759. (https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(18)31000-6/fulltext)
Abortion home remedies: Are they safe? Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/327443)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app