Pilihan Antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih Paling Ampuh

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Mar 8, 2022 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Pilihan Antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih Paling Ampuh

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penggunaan antibiotik untuk infeksi saluran kemih dipengaruhi oleh tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi, dan jenis bakteri yang menginfeksi;
  • Jenis antibiotik oral untuk mengobati infeksi saluran kemih meliputi sulfamethoxazole dan trimethoprim, nitrofurantoin, hingga amoxicillin;
  • Jenis antibiotik intravena yang digunakan sebagai obat infeksi saluran kemih adalah ceftriaxone, gentamicin, tobramycin;
  • Antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih harus diminum sampai habis sesuai resep dokter;
  • Hindari berhenti minum antibiotik untuk infeksi saluran kemih secara tiba-tiba, meskipun gejalanya sudah berkurang karena dapat memicu resistensi bakteri.
  • Klik untuk membeli obat antibiotik dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan suatu kondisi dimana terjadi invasi bakteri pada saluran kemih yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Gejalanya berupa anyang-anyangan, nyeri ketika buang air kecil, bau urine yang menyengat dan berwarna keruh, serta demam, mual, muntah, hingga nyeri pinggang juga punggung.

Sebagian besar kasus ISK terjadi akibat infeksi bakteri sehingga pengobatan utamanya dilakukan dengan terapi antibiotik. Hal ini bisa berbentuk antibiotik oral (diminum) atau intravena (diinfus).

Jenis antibiotik untuk infeksi saluran kemih

Penggunaan antibiotik untuk infeksi saluran kemih dipengaruhi oleh tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi, dan jenis bakteri yang menginfeksi. Oleh karena itu, penting untuk bersegera mungkin memeriksakan diri ke dokter bila mencurigai adanya gejala infeksi saluran kemih.

Untuk memastikan adanya infeksi saluran kemih, harus ditemukan adanya bakteri di dalam urine melalui beberapa pemeriksaan. Jenis pemeriksaannya meliputi pemeriksaan urine lengkap dan kultur urine untuk mengetahui secara spesifik bakteri yang menjadi penyebab infeksi.

Pemeriksaan tersebut dibutuhkan untuk menganalisa penggunaan serta menentukan antibiotik yang tepat sesuai tingkat keparahan, tempat terjadinya infeksi dan jenis bakteri yang menginfeksi.

Baca juga: 12 Gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Berikut ini berbagai jenis antibiotik untuk infeksi saluran kemih yang dapat digunakan, antara lain:

Antibiotik oral

Penggunaan antibiotik oral seperti sulfamethoxazole-trimethoprim, sefalosporin, atau nitrofurantoin dibutuhkan sebagai pengobatan awal hingga lanjutan setelah pemberian antibiotik intravena. Dengan pengobatan antibiotik oral, gejala infeksi saluran kemih diharapkan dapat membaik dalam 2-3 hari.

Jenis-jenis antibiotik oral yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih adalah:

1. Sulfamethoxazole-Trimethoprim

Kombinasi sulfamethoxazole dan trimethoprim dapat mengobati infeksi saluran kemih dengan komplikasi dan efektif digunakan sebagai profilaksis pada infeksi berulang saluran kemih bagian atas atau bawah. Dosis antibiotiknya berupa dua tablet ukuran biasa (sulfamethoxazole 400 mg dan trimethoprim 80 mg) dengan interval pemberian setiap 12 jam.

Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan kedua antibiotik ini berupa gangguan gastrointestinal, anemia aplastik, sindrom Stevens-Johnson, dan lain-lain.

2. Nitrofurantoin

Nitrofurantoin bersifat bakteriostatik dan bakterisid pada sebagian besar bakteri gram positif dan gram negatif. Antibiotik untuk infeksi saluran kemih ini dapat diserap dengan baik dan efektif digunakan sebagai agen terapi juga profilaksis pada kasus ISK berulang. 

Dosis harian untuk orang dewasa yakni 50-100 mg. Obat ini dapat dikonsumsi 4 kali sehari selama 7 hari.

Efek samping nitrofurantoin di antaranya seperti anoreksia, mual, muntah, diare, reaksi alergi mulai dari gatal sampai ke angioudem, ikterus kolestatik, hepatitis, pankreatitis, hipertensi intrakranial, dan alopesia.

3. Fosfomisin

Antibiotik fosfomisin diindikasikan untuk mengobati infeksi akut saluran kemih bagian bawah yang tidak terkomplikasi dan sebagai profilaksis infeksi saluran kemih pada prosedur transurethral. Dosis untuk orang dewasa yaitu 3 gram sebagai dosis tunggal yang diberikan pada saat perut kosong atau 2-3 jam setelah makan.

Efek samping fosfomisin yang paling umum berupa sakit kepala, mual, diare dan nyeri punggung. Efek samping yang jarang terjadi meliputi mulut kering, anoreksia, konstipasi, gangguan abdominal stools, insomnia, dan gangguan kulit.

4. Amoksisilin

Amoksisilin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefriti dan infeksi lainnya. Dosis amoxicillin untuk dewasa dan anak-anak dengan berat badan di bawah 20 kg yakni sehari 250-500 mg tiap 8 jam. 

Efek samping amoksisilin yang paling umum berupa mual, muntah, diare, sakit kepala, dan ruam. Segera hentikan penggunaan jika efek samping berlanjut.

5. Ampisilin

Ampisilin merupakan penisilin berspektrum luas termasuk terhadap bakteri penyebab infeksi saluran kemih. Dosis ampisilin untuk mengobati infeksi saluran kemih adalah 500 mg tiap 8 jam untuk dewasa, sedangkan untuk anak di bawah 10 tahun dosisnya setengah dosis dewasa. 

Sama seperti amoksisilin, efek samping ampisilin umumnya berupa mual, muntah, diare, dan ruam.

6. Sefalosporin

Sefalosporin merupakan antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih yang terjadi saat kehamilan atau ketika antibiotik lain tidak menunjukkan respon.

Sefalosporin oral generasi pertama yakni sefaleksin, sefadroksil, dan sefradin, sedangkan generasi kedua yakni sefaklor dan sefprozil. Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi dari penggunaan sefalosporin.

7.  Ciprofloxacin dan Levofloxacin

Ciprofloxacin dan levofloxacin merupakan antibiotik untuk infeksi saluran kemih golongan fluoroquinolones yang efektif dalam melawan bakteri gram negatif dan gram positif. Dosis ciprofloxacin untuk mengobati infeksi saluran kemih adalah 50 mg tiap 12 jam, sedangkan untuk levofloxacin yaitu 200-300 mg tiap 12 jam.

Efek samping penggunaan ciprofloxacin dan levofloxacin yang paling umum yakni gangguan gastrointestinal (mual, muntah, dan sembelit). Sedangkan yang jarang terjadi meliputi kegelisahan, halusinasi, depresi dan insomnia.

Antibiotik intravena

Antibiotik intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius, misalnya pasien mengalami dehidrasi yang cukup parah, terjadi infeksi pada ginjal, tidak mampu menelan cairan atau obat-obatan, kekebalan tubuh menurun, atau pasien sedang dalam kondisi hamil dan mengalami demam.

Berikut beberapa jenis antibiotik untuk infeksi saluran kemih yang digunakan secara intravena atau melalui infus:

8. Ceftriaxone

Ceftriaxone merupakan sefalosporin generasi ketiga yang memiliki spektrum luas semisintetik. Jenis antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat biosintesis dan mencegah pembentukan dinding sel sehingga mengakibatkan kematian sel bakteri.

Umumnya ceftriaxone dapat ditoleransi dengan baik. Sejumlah efek samping ceftriaxone yang mungkin timbul di antarany sakit kepala, diare, mual muntah, dan reaksi lokal seperti nyeri tekan pada tempat suntikan.

9. Gentamicin

Gentamicin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki spektrum antibakteri yang luas, namun memiliki aktivitas yang lemah terhadap kuman anaerob seperti Streptococcus hemolyticus dan pneumokokus. Jenis antibiotik ini memiliki mekanisme kerja dengan cara menghambat sintesis protein melalui pengikatan sub unit 30S dan 50S sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat.

Efek samping gentamicin di antaranya gangguan pendengaran dan vestibuler. Pemberian jangka panjang dapat mengakibatkan hipomagnesemia (konsentrasi magnesium serum dibawah normal) dan kolitis karena antibiotik.

10. Tobramycin

Antibiotik ini memiliki aktivitas yang serupa dengan gentamicin, namun sedikit lebih aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa. Tobramycin dapat menjadi pilihan pengobatan parenteral empiris infeksi saluran kemih.

Tobramycin bekerja dengan cara menghambat sintesis protein melalui pengikatan sub unit 30S dan 50S yang menyebabkan kegagalam pembacaan mRNA. Hal inilah yang akan menghambat pertumbuhan bakteri.

Pemakaian tobramycin dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan pendengaran dan dalam jangka panjang dapat merusak jaringan ginjal.

Ada berbagai jenis antibiotik untuk infeksi saluran kemih yang dapat digunakan agar penyakit ini tidak kambuh. Namun, ingat, antibiotik harus diminum sampai habis sesuai resep dokter. 

Hindari berhenti minum antibiotik untuk infeksi saluran kemih secara tiba-tiba, meskipun gejalanya sudah berkurang karena dapat memicu resistensi bakteri. Segera konsultasikan dengan dokter apabila efek samping terus mengganggu atau jika gejala ISK tidak berkurang, memburuk, atau kembali berulang.

Baca juga: Antibiotik: Fakta dan Info Penting yang Harus Diketahui


39 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
FDA drug safety communication: FDA updates warnings for oral and injectable fluoroquinolone antibiotics due to disabling side effects. U.S. Food and Drug Administration. https://www.fda.gov/Drugs/DrugSafety/ucm511530.htm.
Hooper DC. Fluoroquinolones. https://www.uptodate.com/contents/search.
Werner K. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. April 7, 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app