Disfungsi Seksual - Penyebab, Gejala, & Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 24, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jul 16, 2019 Waktu baca: 3 menit
Disfungsi Seksual - Penyebab, Gejala, & Pengobatan

Jika ada pepatah, yang mengatakan bahwa “hubungan seksual menentukan kelangsungan hidup rumah tangga”, mungkin hal ini ada benarnya. Karena aktivitas seksual adalah kebutuhan biologis setiap manusia normal. 

Namun sayangnya, dalam menjalani kehidupan rumah tangga, aktivitas seksual tidak selalu seperti yang dibayangkan. Gangguan disfungsi seksual kerap kali terjadi baik pada pria ataupun pada wanita.

Disfungsi seksual adalah masalah yang terjadi dalam melakukan aktivitas seksual yang mencegah individu atau pasangan untuk mecapai klimaks dan mencapai kepuasan dari aktivitas seksual. 

Saat seseorang melakukan aktivitas seksual, secara garis besar prosesnya meliputi rasa terangsang, puncak rangsangan(plateau), orgasme, dan resolusi. Keinginan untuk melakukan hubungan seks adalah bagian dari fase awal dari respon seksual.

Penelitian menunjukkan bahwa disfungsi seksual umum terjadi (43% pada wanita dan 31% pada pria), Di Indonesia, gangguan disfungsi seksual sangat tabu untuk dibicarakan, dan biasanya seseorang yang mengalami masalah ini, enggan untuk membicarakannya dengan orang lain. 

Kondisi ini bisa ditangani, oleh karena itu, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami masalah ini.

Disfungsi seksual umumnya diklasifikasikan ke dalam empat kategori:

  • Gangguan keinginan — tidak memiliki hasrat seksual atau minat dalam berhubungan seks
  • Gangguan gairah - ketidakmampuan untuk terangsang secara fisik atau tidak bersemangat selama aktivitas seksual
  • Gangguan orgasme —kurang atau tidak bisa mencapai orgasme (klimaks)
  • Gangguan nyeri - nyeri saat berhubungan seksual

Berdasarkan faktor yang menyebabkannya, disfungsi seksual dapat digolongkan oleh 2 hal, yaitu penyebab fisik/medis dan penyebab psikologis. Banyak kondisi fisik dan / atau medis dapat menyebabkan masalah dengan fungsi seksual. Contohnya diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah , gangguan saraf, ketidakseimbangan hormon, penyakit kronis seperti gagal ginjal atau hati, dan alkoholisme serta penyalahgunaan obat. 

Selain itu, efek samping dari beberapa obat, termasuk beberapa obat antidepresan, dapat mempengaruhi fungsi seksual.

Penyebab psikologis , termasuk stres dan kecemasan terkait pekerjaan, kekhawatiran tentang kinerja seksual, masalah perkawinan atau hubungan, depresi, perasaan bersalah, kekhawatiran berlabihan, dan efek trauma seksual di masa lalu.

Apakah gejala disfungsi Seksual pada pria sama dengan wanita?

Tentu saja gejala disfungsi pada pria berbeda dengan gejala disfungsi pada wanita.

Gejala Pada pria meliputi:

Sedangkan pada wanita gejalanya:

  • Ketidakmampuan untuk mencapai orgasme
  • Pelumasan vagina yang tidak adekuat sebelum dan selama hubungan seksual
  • Ketidakmampuan untuk mengendurkan otot-otot vagina untuk memungkinkan hubungan seksual

Pada pria dan wanita:

  • Kurang minat atau keinginan untuk melakukan hubungan seks
  • Ketidakmampuan untuk menjadi terangsang
  • Nyeri saat melakukan hubungan seksual

Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini?

Sebagian besar jenis disfungsi seksual dapat diatasi dengan mengobati masalah fisik atau psikologis yang mendasarinya.Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini, meliputi:

  • Obat - pria dengan defisiensi hormon dapat menggunakan terapi pengganti hormon, pil, atau krim. Obat-obatan termasuk sildenafil (Viagra®), tadalafil (Cialis®), vardenafil (Levitra®, Staxyn®), dan avanafil (Stendra®) dapat membantu meningkatkan fungsi seksual dengan meningkatkan aliran darah ke penis.
  • Alat bantu mekanis - Peralatan seperti perangkat vakum dan implan penis dapat membantu pria dengan disfungsi ereksi (ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi). Alat vakum (Eros) juga disetujui untuk digunakan pada wanita. Dilator (alat getar) dapat membantu wanita yang mengalami penyempitan vagina.
  • Terapi seks - Terapis seks dapat sangat membantu bagi pasangan yang mengalami masalah seksual yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum.Jika Anda mencoba berbagai macam pengobatan dan tidak berhasil, Anda dapat pergi ke psikiater untuk melakukan terapi seksual. Karena gangguan fungsi seksual tidak hanya disebabkan oleh kondisi fisik, tetapi dapat disebabkan oleh gangguan psikis.
  • Terapi perilaku - Ini mengajarkan berbagai tekhnik dan edukasi tentang hubungan seksual untuk menambah informasi dan pengetahuan bagaimana melakukan aktivitas seksual yang memuaskan.
  • Pendidikan dan komunikasi - Pengetahuan tentang seks dan perilaku seksual dapat membantu seseorang mengatasi kecemasannya tentang fungsi seksual. Bicarakan dengan pasangan Anda tentang keinginann dan kekhawatiran Anda dalam melakukan hubungan seksual juga bisa membantu Anda dalam masalah pada kehidupan seksual Anda.

Keberhasilan pengobatan untuk disfungsi seksual tergantung pada penyebab masalah. 

Untuk disfungsi seksual yang disebabkan oleh hal yang tidak serius seperti disfungsi seksual yang berkaitan dengan stres, ketakutan, atau kecemasan dapat berhasil diobati dengan konseling, pendidikan, dan komunikasi dengan pasangan.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Female Sexual Dysfunction: Causes, Diagnosis, Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/women/guide/sexual-dysfunction-women)
What Is Sexual Dysfunction?. Healthline. (https://www.healthline.com/health/what-sexual-dysfunction)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app