Agoraphobia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 24, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit Agorafobia

Agorafobia adalah salah satu gangguan pada kepribadian dimana seseorang mudah sekali merasa cemas hingga menimbulkan panik. Rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan ini kebanyakan dialami oleh anak remaja hingga dewasa karena kondisi lingkungan luar yang menurut dirinya tidak bersahabat dan yang menyebabkan kelainan ini muncul.

Seseorang dapat merasa cemas dan takut akan masalah yang dihadapi sehingga dapat menyebabkan kepanikan dan rasa was-was akan terjadinya sesuatu yang sama. Beberapa kasus agorafobia yang ditemukan antara lain:

  1. Takut di Tempat umum
    Penderita agorafobia sangat menghindari tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, pasar, dan sarana transportasi
  2. Takut di Tempat orang banyak.
    Melihat orang banyak menimbulkan ketakutan akan apa yang dapat dilakukan orang- orang terhadap dirinya. Mereka takut orang tersebut dapat melukai dan mencelakai dirinya
  3. Lebih suka di rumah
    Penderita agorafobia lebih suka menetap di rumah atau kamar dan mencegah dirinya masuk ke dunia luar.

Agorafobia menjadi salah satu gangguan panik yang datang secara tiba-tiba dan terkadang sulit diketahui. Mereka suka menjauh dari kondisi tersebut dan menghindar untuk mencegah rasa takut tersebut muncul. Penderita agorafobia mempunyai rasa ketidakamanan pada dirinya. Mereka perlu pendamping untuk mengadaptasikan di luar rumah.

Penyebab Agorafobia

Meningkatnya agorafobia terjadi pada anak remaja dan terjadi pada semua jenin kelamin. Tetapi menurut hasil medis membuktikan bahwa agorafobia banyak terjadi pada jenis kelamin wanita. 

Selain pengaruh usia, terjadinya agorafobia meningkat pada pengaruh psikis yang terjadi pada hidupnya seperti stres berlebihan, pernah mengalami trauma, emosional yang berlebihan, mudah gugup, dan pengaruh obat-obatan dan alkohol. 

Faktor genetik juga dapat mempengaruhi kehidupan seorang anak di kemudian hari.

Gejala Agorafobia

Gejala yang ditimbulkan pada agorafobia antara lain:

  1. Rasa Takut
    Rasa takut yang dialami menjadi gejala utama pada penderita agorafobia. Rasa takut akan muncul saat mereka merasa tidak aman terutama di lingkungan luar rumah.
  2. Tidak ingin sendiri
    Rasa takut dan cemas yang dialami menyebabkan mereka tidak ingin merasa sendiri sehingga harus ditemani oleh keluarga atau kerabat lain yang dikenal.
  3. Terpaku dengan waktu
    Mereka dengan agorafobia sangat mengandalkan waktu. Yang dimaksud adalah mereka tidak ingin berlama-lama di suatu tempat asing.

Keluhan yang dapat muncul pada agorafobia antara lain yaitu

  1. Sesak napas tiba-tiba
  2. Detak jantung meningkat
  3. Rasa mual
  4. Sakit dada
  5. Konstipasi
  6. Sakit perut

Gejala di atas muncul sebagai akibat dari faktor psikis, jadi dalam bentuk kondisi cemas yang timbul tidak ada penyakit sistemik lain yang menjadi awal timbulnya gejala.

Diagnosis Agorafobia

Tugas dokter adalah melakukan pemeriksaan mulai dari gejala klinis yang timbul dan wawancara. Wawancara sangat penting untuk melihat adanya gejala berupa gangguan psikis yang mengarah ke agorafobia. Sedangkan pada pemeriksaan klinis, ini untuk melihat dan menyingkirkan adanya penyakit lain sehingga dokter dapat memastikan bahwa gejala tersebut disebabkan oleh gangguan panik dan cemas.

Pencegahan pada Agorafobia

Terjadinya agorafobia biasanya muncul tiba-tiba dan mudah dilihat dari kebiasaan yang dilakukan seperti takut keluar rumah atau takut dengan lingkungan sekitar. Banyak dari mereka menyepelakan kondisi ini yang sebenarnya butuh penanganan psikologis. Memeriksa lebih awal dapat mencegah peluang timbulnya kondisi yang lebih berat yang semakin menganggu kepribadian seseorang.

Penanganan Agorafobia 

Cara mengobati kondisi agorafobia dapat dilakukan dengan 3 cara utama yaitu psikoterapi, obat-obatan, dan suportif. Penanganan psikoterapi dilakukan oleh psikiater dan psikolog untuk melatih diri melawan ketakutan dan kecemasan terhadap apapun diluar dirinya. Ini bertujuan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki unsur kognitif dalam berperilaku.

Pemberian obat-obatan seperti antidepresan atau anticemas jenis SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) bertujuan untuk mengendalikan gejala dan memperbaiki kepribadian. Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy) masih masuk sebagai bagian dari terapi suportif. Tetapi salah satu yang perlu ditekankan adalah peran keluarga sekitar yang mendukung penyembuhan serta membantu meningkatkan kepercayaan diri pada penderita.

Pemberian obat yang tepat sangat membantu memperbaiki gejala serta mencegah komplikasi yang lebih berat seperti gangguan mental, depresi berat, hingga ketergantungan alkohol, kafein, dan obat-obatan terlarang.

 

 

 

 


26 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2017). What Is Agoraphobia? (https://www.webmd.com/anxiety-panic/agoraphobia)
Kivi, et al. Healthline (2016). Agoraphobia. (https://www.healthline.com/health/agoraphobia)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Agoraphobia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/agoraphobia/symptoms-causes/syc-20355987)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app